🎡Perasaan ini masih mengambang tak jelas, karena aku selalu sibuk mengelak nya🎡
Athifa menerjapkan kelopak mata nya 2 kali saat cahaya lampu tiba-tiba menerobos masuk. Athifa meringis kecil saat kepalanya terasa sedikit pusing. Athifa menoleh ke arah pintu UKS, terlihat Kalfee yang sedang menyandar pada tembok sebelah pintu. Kedua tangan Kafeel masuk ke dalam kantong celana nya, mata nya terpejam.
Membuat Athifa bangkit dari tidurnya, namun saat Athifa ingin menyangga pada nakas sebelah nya tak sengaja ia menyenggol gelas berisi air putih. Kafeel yang mendengar suara gelas pecah langsung mendekati Athifa yang tengah terduduk di ranjang.
"Lo nggak apa-apa?." Sambar Kafeel saat melihat pecahan beling di lantai.
Athifa menggeleng, " I'm not okay now, but i will be okay soon."
Kafeel tersenyum mengerti, lalu menyodorkan handuk kecil dan baju olahraga ke arah Athifa, "Ini, lo ganti baju lo. Biarin gue yang beresin pecahan beling nya."
"Lo kuat jalan kan?."
"Kuat kok, thanks Kak."
🎡🎡🎡
"Ath, boleh gue tau?." Kafeel tiba-tiba membuka topik setelah tidak ada pembicaraan dari 20 menit yang lalu.
Athifa berbalik ke arah Kafeel yang berjalan mendekati Athifa agar bisa sejajar dengan nya, " kenapa?."
Kafeel menggigit bibir bawahnya, lalu menghembuskan napas nya pelan, "Gini, gue boleh tau kenapa lo bisa ada di gudang?, kalo itu privasi nggak us—."
"Tadi aku niat ngambil sapu buat piket, dan tiba-tiba air jatuh dari atas waktu aku buka pintu. Dia ngancem, dan ngelakuin hal itu karena.." Athifa menggantungkan kalimat nya saat air mata tanpa persetujuan nya turun.
Kafeel yang melihat nya, merasa bersalah karena sudah bertanya. Kafeel merutuki rasa kepoan nya yang tak bisa ia tahan. Kafeel menyentuh bahu Athifa lalu mengusap-ngusap nya.
"Jujur, gue nggak tau gimana cara nenangin cewe kalo lagi nangis. Udah, jangan nangis. Jangan dilanjutin juga. Sorry karna gue udah kepo." Ujar Kafeel, Kafeel membasahi bibirnya yang kering, "sorry juga, gue udah kepo soal kejadian dirumah lo waktu itu."
Athifa mendongakkan kepalanya, tak mengerti tentang pernyataan Kafeel yang kedua, Kafeel yang menyadari nya dengan cepat menyahut.
"Waktu itu, Alaska ke rumah gue. Sampai malem, dan gue nanya soal eh masalah maksudnya. Yang bikin lo bener-bener kecewa. Sorry, Ath. Gue nggak pernah niat, tapi entah gue kepo banget waktu itu."
Kafeel terkekeh kecil, "dulu gue nggak sekepo ini sama cewek, dan entah kalo urusan lo rasanya gue pengen banget tau. Pengen banget bantu lo."
"Nggak apa-apa."
"Oh ya, kalo boleh tau. Tadi kakak yang nyelamatin aku?." Lanjut Athifa.
"Bukan, murid baru. Gue rasa dia kenal sama lo, soalnya setelah dia dobrak pintu dia langsung gendong lo. Raut mukanya juga keliatan khawatir banget." Kata Kafeel, ia menjawab dengan sedikit terselip kebohongan soal murid baru itu yang mendobrak nya.
Mata Athifa lantas membulat, "Oan."
Kafeel menoleh," hah, siapa?."
"Oan, sahabat aku yang baru pulang dari luar negeri."
Kafeel mengangguk-anggukan kepalanya. Lalu dengan tiba-tiba ia menarik tangan nya yang tadi merangkul pundak Athifa, "Sorry, lupa."
"Santai kak, oh iya. Kalo emang Arion yang nolongin aku. Kenapa tadi di UKS ada nya kak Kafeel bukan Arion?."
"Gue juga nggak tau, gue ketemu dia di koridor waktu belum pulang sekolah. Terus dia minta tolong buat gue jagain lo sampe bangun terus kasih baju sama handuk kecil itu. Terus kalo soal temen-temen lo yang cewek, mereka awalnya yang mau nemenin lo pas pulang tapi ternyata mereka ada aja acara juga, gitu."
"Ternyata bener." Sahut Athifa tiba-tiba. Membuat Kafeel menyerngitkan dahi nya, bingung.
"Soal Kak Kafeel itu bawel aslinya."
Salam hangat
Pacar halu Tom Holland
KAMU SEDANG MEMBACA
Athifa - s e l e s a i -
RomanceAthifa bertemu dengan Kafeel, awal pertemuan mereka yang sama sekali tidak menyenangkan. Namun karna suatu insiden yang dialami Athifa, Kafeel tertarik masuk ke dalam hidupnya. Kafeel membantunya dalam banyak hal, Kafeel juga membantunya untuk kelua...