Empat Puluh Dua~

12 0 0
                                    

Sepulang sekolah, jadwal piket membuat Fey harus pulang belakangan. Sekitar 15 menit ia membersihkan kelasnya, ia pun menaruh sapu diujung kelas. Ia keluar kelas bersama teman-temannya. Saat hendak melewati kelas Rey, ia melihat Rey sedang duduk seperti orang resah, menoleh kesana kemari.

Sampai akhirnya Rey menatap seseorang dari sebelah kirinya. Fey yang ia cari-cari. Ia berlari pincang mendekati Fey, sontak kaget, Fey pun memutar balik jalannya. " Fey! Tunggu! " teriak Rey mengejarnya. Fey tak mendengarkan, ia terus mempercepat jalannya meninggalkan Rey. Tak disangka, Rey sudah berada dibelakangnya. Dengan cepat Rey menarik tangan Fey, membuatnya berbalik ke arah Rey.

" Lo apaan sih? Gue manggil! " tegas Rey. Fey hanya menunduk tak menjawab, ia menepis genggaman tangan Rey lalu segera berbalik. Selanjutnya, Rey menarik tas Fey. Fey berbalik lagi. " Apaan sih?! Dari tadi pagi dicariin ga ketemu-ketemu. Sekarang pas ketemu malah pergi? " tanya nya membuat Fey tersentak, membuat badannya sedikit melonjak, lalu ia menunduk lagi, seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan.

Tiba-tiba Rey sadar, ia tak sengaja berkata keras pada Fey " Eh, maaf. Gue kelepasan. " katanya sambil mengambil tangan Fey yang ia genggam tadi lalu mengusapnya. Pas sekali, telefon dari seseorang membuat Fey melepaskan tangannya. Fey segera membuka hpnya, ternyata telefon dari pak Den. " Hah? Iya pak Den, abis ini kesana, tunggu yaa " jawab Fey lewat telefon saat pak Den bertanya dimana keberadaannya sekarang. Rey menatap datar Fey. Setelahnya, Fey menoleh pada Rey. " Pulang. " katanya singkat sambil sedikit menaikkan dagu.

Kemudian Fey pergi meninggalkan Rey. Rey berjalan menunduk, diantara meratapi kelakuannya atau kecewa karna Fey menjadi diam.

Sesampainya Fey didepan kelas 12 IPA 2, tiba-tiba ia ditarik seseorang memasuki kelas itu. Sebuah tamparan melayang ke pipi kanannya padahal Fey belum sempat bernafas lega. Dengan kasar seseorang itu menampar Fey, membuat Fey sedikit terlempar, hampir terjatuh. " Eh! Mau lo ap.... " belom sempat Fey melanjutkan, dari belakang ada seseorang yang menarik rambutnya. Membuat Fey termundur dan terjatuh. Sedikit pusing, Fey pun mengendalikan dirinya.

Saat hendak berdiri, terlihat dua orang perempuan yang tak lain dan tak bukan, mereka adalah Dena dan Rena. " HEH CABE! BERAPA KALI GUE BILANG KE ELO YA, JANGAN SEKALI-KALI NGEDEKETIN REY DAN ALDY! DASAR! " teriak Dena pada Fey sambil mengumpat-umpat. " Gue tau lo cantik! Buat ngedapetin cowok segudang pun bakal gampang! Atau emang lo cuma nyari yang ganteng-ganteng aja? Ewh najis! " lanjut Rena dengan nada liciknya. Fey yang merasa mereka keterlaluan pun langsung menggenggam seragam mereka dibagian bawah kerah. Tangan kirinya memegang seragam Rena, sedangkan tangan kanan seragam Dena. Fey menatap tajam, tak berkata apa-apa. Dengan cepat Dena menepis tangan Fey lalu Rena menonjok bagian kiri bawah mulut Fey, membuat Fey melepaskan seragam mereka berdua.

Tak sampai disitu, hampir saja Fey akan dihantam dua orang itu secara bersamaan. Beruntungnya, dasi mereka masih terpasang rapi, dengan cepat Fey mengambil dan melilit dasi mereka lalu menariknya turun sejajar dengan pinggang Fey. Mereka tak bisa berkutik. Selanjutnya Fey menyejajarkan tingginya dengan mereka. Fey membisiki mereka, terdengar pelan tapi tajam. " Jangan.. Usik... Hidup... GUUEE!! " bisiknya sambil menatap lurus kedepannya, tak menoleh pada Dena dan Rena.

Tiba-tiba telefon Fey berbunyi lagi, membuat mereka terselamatkan. Selanjutnya Fey mendorong mereka lalu segera pergi keluar kelas. Ia menutupi mulutnya yang berdarah dengan tangan. Yap, bibir kiri bawahnya telah ditonjok oleh Rena, membuatnya membekaskan luka.

~~~~
Aku benci ketika kamu tak banyak bicara, aku benci ketika kamu menyembunyikan rahasia, aku benci ketika kamu membiarkanku begitu saja, aku benci ketika aku bingung harus berlaku bagaimana. Kamu yang semakin menjauh, membuatku takut akan sesuatu yang terjadi padamu sehingga kamu tak mau bercerita.
~~~~
Teruntuk, FM penyuka eskrim, coklat, nasi goreng, dan makanan lainnya.

Rey merebahkan badan, menatapi kata-kata yang ia buat sebentar, lalu beranjak untuk tidur.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Live, Food, and Football. Lil Bit Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang