Satu

922 125 19
                                    

Gadis kecil berambut indigo itu memainkan pensil yang ada di depannya sambil melirik teman teman kelasnya yang sibuk menulis cita cita mereka di atas kertas putih polos.

Buk guru Sakura sedang berkeliling sambil mengoreksi satu persatu kertas yang berisi cita cita para murid kesayangannya.

"Loh? Hinata sayang kok gak nulis?" Tanya Buk guru Sakura.

"Sudah buk gulu" ucap Hinata

Sakura tersenyum sambil mengusap kepala Hinata.
"Boleh Ibu lihat?" Tanya Sakura.

Hinata mengangguk.
"Boleh buk gulu, tapi nantik Hinata di kasih pelmen kan?"tanya Hinata.

Buk Guru sakura mengangguk kecil membuat Hinata tersenyum senang, lalu memberikan kertasnya kepada Buk guru Sakura.

"Terima kasih sayang" ucap Sakura sambil membaca tulisan hancur milik Hinata.

Perempatan muncul di pelipis Sakura.

"Hinata gak salah nulis kan sayang?" Tanya Sakura.

Hinata menggeleng polos.

"Hinata cita citanya menjadi 'BIDUAN DANGDUT?!" Tanya Sakura meyakinkan bahwa pengelihatannya tak salah.

Hinata kembali mengangguk lagi.
"Iya buk gulu, Hinata pengen muncul di tipi sambil nyanyi sama nali" ucap Hinata polos.

Sakura mengusap dadanya.
'Siapa coba yang ngajarin hal seperti ini kepada anak kecil' batin Sakura.

Sang Buk guru gulali itu mengembalikan kertas milik Hinata lalu beralih ke Sasuke yang masih fokus mengukir cita citanya di atas kertas.

Kedua bola mata Sakura terbelak, karna beberapa kertas berserakan di atas meja milik sang Uciha kecil tersebut.

"Sasuke sedang apa?" Tanya Sakura.

"Buk gulu gimana cih? Kan tadi di suluh nulis cita cita, ini Sasu lagi nulis cita cita Sasu" ucap Sasuke.

Hinata kecil melompat dari tempatnya menghampiri Sasuke.

"Wah, Sasu kelen yaah cita cita Sasu banyak sekali" ucap Hinata.

"Iya dong Sasu kan pintel, ini buat Hinata" ucap Sasuke sambil menyodorkan kertas yang baru dia tulis ke arah Hinata.
Hinata menerimanya dengan senang, melupakan Buk guru gulali nya.

"Me-nikah  de-ngan Hi-na-ta" Hinata kecil mengeja tulisan Sasuke yang masih tergolong rapi untuk seukurannya.

Hinata mewek memperlihatkan gigi depannya yang masih bolong bolong, air matanya mengalir membuat Sakura menjadi was was.

"Huwee, Buk gulu Hinata ndak mau menikah sama Sasu, Sasu masih suka pipis di celana. Hinata gak mau menikah buk gulu huweee" Hinata mewek sambil memeluk kaki kiri Sakura.

Sasuke ikut mewek lalu memeluk kaki kanan Sakura sambil menarik narik bajunya.

"Buk gulu Hinata jaat  ndak mau nikah sama Sasu, kan Sasu ganteng Sasu juga jalang pipis di celana kok sekalang. Hinata jaat buk gulu" Ucap Sasuke.

Keduanya saling narik menarik ujung baju Sakura yang sudah basah karna air mata dan ingus kedua muridnya itu.

Sedangkan murid murid yang lain menyaksikan hal tersebut sambil ikut mewek.

"Hwaaa.. buk gulu di ambil Sasu sama Hina"

"Hinata nangis kacian Hueee"

"Semuanya nangis, Nalu juga ikut nangis hwaa"

Seisi kelas menjadi moment tangis mengangis dan jerit jeritan para murid sakura. Membuatnya mematung tanpa berkedip.

"Kehidupan macam apa ini? Aku hanya ingin bekerja, bukan merangkap menjadi baby sister juga" ucap Sakura sedih.








TBC  or END?

Pok meameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang