Part-1(Putri Aisyah Az Zahra)

4.4K 114 0
                                    


Ya asyiqol musthafaa absyir binailil muna ...
Ya asyiqol musthafaa absyir binailil muna ...
Qodra qoqaa sussofaa assofaa,
Assofaa ...

Alunan sholawat begitu syahdu mengalun dari bibir gadis yang tengah sibuk memindahkan beberapa lauk dimeja makan.

Dia adalah Putri Aisyah Az-Zahra, biasa dipanggil Aisyah oleh orang-orang terdekatnya, masih duduk dibangku sekolah kelas 12 SMA. Aisyah merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara dan hanya dia satu-satunya anak perempuan dari pasangan Fatimah Az-Zahra dan Muhammad Idris. Tak jarang pula ia sering dijahili oleh kakak dan adiknya bahkan sampai menangis namun setelahnya mereka berdua akan meminta maaf.

Hari ini adalah hari Minggu, suasana dirumah Aisyah cukup hangat, karena setiap hari Minggu pasti mereka selalu mewajibkan untuk berkumpul dengan keluarga. Setelah sarapan terhidang di meja mereka segera menyantapnya dengan sesekali diselingi candaan dari Fariz---kakak Aisyah.

"Mi, habis ini Aisy ijin keluar sebentar ya mi ... boleh kan?" tanya gadis berwajah khas arab itu kepada uminya.

"Mau kemana kak? Tumben masih pagi udah keluar aja," jawab Fatimah seraya menumpuk piring kotornya.

"Mau ke toko buku Mi, mau beli novel keluaran terbaru," ucap Aisyah kembali memohon.

"Novel apa dulu Dek, hati-hati lho kamu kalo beli novel. kalo bisa beli novelnya itu yang bermanfaat, jangan yang cinta-cintaan doang." Kini yang berbicara adalah abi  dari Aisyah.

"Ngak kok Bi, Aisyah cuman mau beli novel tentang hijrah."

"Iya Syah, kalo mau beli novel itu yang bermanfaat, jangan yang cinta-cintaan mulu nanti kamu ngebet nikah lho," ucap Fariz menggoda adiknya.

"Ih apaan sih Bang! Siapa juga yang mau beli novel cinta-cintaan," gerutu Aisyah yang malah membuat seisi ruang makan terkekeh.

"Kak Aisy, adek nitip buku dong boleh?" Farhan, sang adik yang sedari tadi diampun ikut nibrung.

"Buku apa dek?" Aisyah mengalihkan pandangannya ke arah Farhan.

"Buku komik kak,"

"Komik dek? Ngapain belinya sampai ke toko buku ... diwarungnya bu Eli aja ada komik kok," celetuk Fariz dengan menyebutkan nama penjual di warung dekat rumah mereka.

"Itu mah obat batuk Abang, ini tuh buku komik!" Ucap Aisyah terlihat emosi.

"Ouh, udah ganti ya ... sejak kapan Dek." Fariz melontarkan ucapan konyolnya.

"Sejak upin ipin naik kelas!" Jawab Aisyah sewot seraya meninggalkan meja makan.

"Abang, jangan gitu ... tuh adeknya ngambek kan," ucap Fatimah kepada putra pertamanya sedangkan Fariz hanya tersenyum menampilkan gigi putihnya.

"Mi bolehkan Aisy ke toko buku?" tanya Aisyah setelah keluar dari kamarnya, dan kini penampilannya sudah rapi.

"Boleh Kak, tapi jangan lama-lama lho ya." Aisyah mengangguk mendengar ucapan uminya

"Siap Mi." Gadis berkhimar merah maroon itu mengacungkan jempolnya.

"Dek mau abang antar gak?" Ucap Fariz menawarkan diri.

"Gak usah!" Jawab Aisyah ketus.

"Idih galak amat, nanti cepet tua lho Syah," ledek Fariz kembali, namun Aisyah tidak meresponya.

"Dek kamu mau nitip komik apa?" Farhan yang fokus dengan game sejenak mempause gamenya untuk menjawab pertanyaan kakaknya.

"Tokyo Ghoul aja Kak," jawab Farhan antusias.

"Ouh, oke deh ...,"

Setelahnya Aisyah segera berpamitan dengan umi dan abinya. Sebelum menaiki motor scopynya Aisyah merapalkan do'a supaya selamat hingga tujuan.

***

Sesampainya didepan toko buku Aisyah segera memarkirkan motornya dan tidak lupa menguncinya. Seraya memasuki toko buku, pandangan Aisyah tak lepas dari rak-rak buku yang menjulang tinggi. Matanya menyapu seluruh rak yang bernafaskan islami, sampai akhirnya ia menemukan buku yang ia cari.

"Alhamdulillah, ketemu juga nih buku," gumam Aisyah setelah meraih buku yang ia cari dengan senyum yang merekah.

"Sip deh, tinggal cari buku pesanan Farhan." kemudian gadis bertubuh agak mungil itu berjalan ke arah rak buku dengan tulisan "Komik".

"Hmm, mana ya ... Tokyo Ghoul, Tokyo Ghoul ..." ucapnya sambil tangannya memilih satu persatu komik.

"Yahh, kok tinggi banget bukunya ... mana gak ada bangku lagi," gerutunya pasrah tatkala melihat komik yang ia cari berada dirak paling atas sedangkan badannyapun tidak sampai rak tersebut. Akhirnya dengan terpaksa Aisyah berjinjit-jinjit untuk meraih komik itu.

"Di-kit lagi, Aisyaah ..." dengan masih posisi yang berjinjit ia menyemangati dirinya sendiri, namun beberapa saat kemudian nampak seseorang yang berada dibelakang tubuhnya meraih buku itu dan memberikannya kepada Aisyah.

"Nih, makanya kalau gak sampai bilang siapa kek, biar kamu gak kesusahan gini," ucap lelaki tersebut kepada Aisyah seraya menyerahkan komiknya, sedangkan Aisyah menundukkan pandangannya.

"I-iya, terimakasih ..." balas Aisyah dengan memberanikan diri melihat ke arah wajah lelaki tersebut.

Beberapa detik kemudian pandangan mata mereka bertemu, sontak ke duanya pun langsung merapalkan istighfar dalam hatinya masing-masing. Sang lelaki terpanah akan mata bening Aisyah serta hidung mancung yang gadis itu miliki, sedangkan Aisyah terpesona akan alis tebal, hidung mancung sang lelaki tersebut dan dengan cepat-cepat pula mereka menundukkan pandangannya.

"Sama-sama," jawab lelaki itu singkat seraya meninggalkan Aisyah yang masih menormalkan detak jantungnya yang abnormal, entah apa yang telah terjadi pada jantungnya.

"Hufff, kok jantungku jadi gini sih. Rasanya pengen loncat gitu ... ishh Aisyah fokus, fokus," gumamnya dengan menepuk pipinya pelan dan berjalan menuju kasir.

Tanpa disadari oleh Aisyah, ada seseorang yang memperhatikannya disela-sela rak buku bergenre islami. Senyumnya terbit dari wajah tampannya membuat wanita manapun pasti akan meleleh hatinya.

###

Silahkan kembali koreksi, bila ada kalimat atau kata yang kurang tepat.

Cinta HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang