Ini episode terakhir. Yakin ga mau vote atau comment?
"Jika waktu mau diajak bersama, jika langit tak memberi seribu lara, dan jika Tuhan mau memberi makna, kita pasti akan bahagia"
☆☆☆☆☆
@lexa.putri: tan. Gua deg-degan
@taniaaqmalatullaela : its ok lexa. Lo pasti keterima kok
@lexa.putri: tapi tetep aja. Lutut gua lemes gini ya tuhan
@taniaaqmalatullaela: halah lo dulu presentasi didepan dosen killer aja berani bahkan ngajak dosennya ngobrol tentang cabe di pasar naik. Sekarang ngelamar kerja malah ga berani
@lexa.putri: hehe guguk:)
"Peserta nomor 478, 479, dan 450 silahkan masuk keruang wawancara" Teriak lelaki itu dalam bahasa Jepang.
Gadis bermata sipit yang duduk disamping Alexa beranjak sambil membenarkan name tag bertulis nomor urut yang terpasang di dada kirinya.
Alexa mendongak, menatap lelaki yang barusan berteriak. Matanya tak berkedip sekalipun, sibuk memancarkan binar bahagia karena akhirnya bisa melihat lelaki itu.
Lucid masih seperti biasa. Tidak ada yang berubah bahkan 2 tahun setelah hari kelulusan Alexa. Ia tetap murah hati. Buktinya walau sudah memiliki jabatan tinggi, ia masih mau menjadi pemanggil para peseta yang hendak melamar pekerjaan di perusahaan barunya ini.
Lelaki itu mengenakan jas hitam dengan dasi abu tua. Di dada kiri lelaki itu, terdapat lencana persegi panjang yang bertulis nama serta jabatannya.
Iya, jabatan yang sudah lama ia duduki, namun baru kali ini ia rasakan keuntungannya.
Alexa tersenyum miring jika mengingat semua hal-hal yang Lucid lalui sampai lelaki itu akhirnya menjadi CEO yang sebenarnya.
Lucid terlihat berjalan memasuki sebuah ruangan setelah ketiga pelamar tadi masuk.
15 menit kemudian, ketiga pelamar tadi keluar. Dan sontak membuat dada Alexa bergetar kuat.
Karena kini, gilirannya untuk masuk ruang wawancara.
"Peserta nomor 451, 452, dan 453 silahkan masuk ke ruang wawancara"
Alexa tersenyum kecil menyadari masih Lucid yang memanggilnya.
Ia berjalan paling belakang diantara 2 pelamar lainnya. Dan ketika ia tepat berada dihadapan Lucid, Alexa tersenyum lebar.
"Lucid" Ia memanggil lelaki itu lirih.
Lucid yang mulanya tengah menatap lembaran kertas yang ia pegang kini menoleh, mendapati gadis dengan rambut tergerai menatapnya bahagia.
"Alexa?" Lucid tak kalah kagetnya. Ia menurunkan tangan dan kini tersenyum menatap kekasih yang sudah lama tak ia temui.
"Kamu ngapain disini?" Tanya Lucid.
Alexa menjawab dengan mengangkat name tag yang ia kenakan, "Kalau aku berhasil, aku bakal jadi karyawanmu"
Lucid tak bisa menahan diri untuk tertawa dan mengacak rambut Alexa, "Jadi selama ini di Indonesia kamu pengangguran?" Tanya nya.
Alexa mendecakkan lidah, "Kita bahas itu nanti. Sekarang, lebih baik kamu doain aku biar bisa keterima disini"
Lucid mengangkat ujung bibirnya, "Aku boss nya. Kenapa kamu khawatir soal itu?"
"Dih, sombong. Aku balik aja deh kalo gitu" Cibir Alexa sambil berbalik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kubuat Kau Jatuh Cinta (END)
Romansa'Gua ga punya sedikitpun nyali buat ngomong cinta sama lo. Maaf' ~David Saputra Ranggana. 'Ga peduli udah ratusan kali lo nyakitin gua, ga peduli lo ga pernah nganggep gua ada, percayalah, gua tetep cinta sama lo' ~Alexandra Gabriella Putri. 'Gua di...