9. Nasib

327 129 99
                                    

Jangan jadi silent readers ya. Spam komen+vote buat tinggalin jejak! Krisar/ada typo kasi tau. Oke sama-sama^^

Bel masuk berbunyi dengan lantang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bel masuk berbunyi dengan lantang. Membuat seluruh murid—–baik mereka yang angkatan baru, menengah, hingga lama–—mulai memasuki kelasnya masing-masing.

Seperti hari-hari kemarin, Raisha telah berada di dalam ruang kelas X IPS 2. Namun, kali ini ia nampak frustasi karena hingga saat ini, kedua sahabatnya belum juga memunculkan batang hidungnya.

Raisha melihat lelaki yang menyebalkan itu memasuki kelas dua menit setelah bel berbunyi. Karena penasaran, Raisha menghentikan langkah lelaki itu. "Hei, lihat Mika, nggak?"

Lelaki itu menoleh sejenak. "Nggak." Ia juga menoleh ke arah tempat duduk Elmika, teman satu kelasnya sekaligus sahabat Raisha.

"Tumben belum datang?" tanyanya membuat Raisha semakin khawatir.

"Gue nggak tahu. Tadi pagi, gue bangun lebih awal. Karena bosan, gue berniat untuk jalan-jalan mengelilingi sekolah tanpa membangunkan kedua teman yang satu kamar sama gue."

Lelaki itu memutar kedua bola matanya malas. "Berati dia telat."

Setelah mengatakan perkataan itu, lelaki itu beranjak menuju tempat duduknya. Meninggalkan Raisha yang masih kelewat khawatir akan keberadaan temannya. Bagaimana jika benar Mika dan Yori bangun kesiangan? Gawat, mereka berdua pasti akan kena hukuman.

Menurut jadwal yang Mika jelaskan semalam, hari ke tiga MOS ini diisi dengan kegiatan bertema merangkai kata dan unjuk diri. Raisha sudah membayangkan betapa membosankan kegiatan merangkai kata pada jam pertama ini.

Apalagi, dirinya sangat membenci hal itu. Ya, selain matematika, Raisha juga tidak suka mata pelajaran bahasa. Sungguh, Mika lah yang unggul dalam mata pelajaran ini. Sehingga, jika ada dirinya, Raisha pasti dapat meminta bantuan.
Karena hingga saat ini Mika belum hadir, lantas bagaimana nasibnya nanti?

Empat menit setelah bel masuk berbunyi, Mika masih belum hadir. Raisha telah bertanya pada lelaki yang menyebalkan itu, pada Koi dan beberapa murid kelas lainnya. Namun, jawaban mereka semua sama, tidak ada yang melihatnya. 

Hal itu membuat Raisha semakin yakin dua temannya bangun kesiangan dan telat. Oleh karena itu, ia semakin merasa bersalah.

Apa gue susul aja, ya, ke asrama? batin Raisha lalu menoleh ke sekeliling kelas yang ramai.

Ah, tapi gue izin sama siapa? Memang pembagian pengurus kelas sudah dilakukan?

Raisha menelungkupkan kepalanya di atas tumpukan tangan. Kelas hari ini akan terasa sangat hambar. Satu menit kemudian, tepat di menit ke lima setelah bel masuk berbunyi, seseorang menggebrak meja milik Raisha. Membuat sang empu terkejut dan kesal.

The Doer [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang