Atharva telah mengambil motornya dari tempat parkir. Ia menaiki motornya dan segera menyusul Shea yang menunggunya didepan cafe. Ia memberhentikan motornya tepat didepan Shea sambil berkata.
"Ayo she cepetan naik udah mau mendung"
"Iya va"
Angin berhembus kencang, ditambah suhunya yang dingin membuat Shea mengantuk. Ia menurunkan kepalanya di pundak Atharva.
Walau pundak itu tak senyaman bantalnya dirumah, tapi pundak itu menjadi sandarannya disaat ia terlelap.
Atharva yang melihat hal tersebut dari spion motornya, melambatkan laju motornya. Perlahan ia mengambil tangan Shea lalu diletakkannya di pinggangnya. Bukan bermaksud modus atau apapun, ia hanya takut jika Shea terjatuh. Sambil melakukan hal itu, ia bergumam dalam hati.
"Gue gk pernah nemuin cewe sepolos lu"
Gumam Atharva sambil melihat ke arah spion dan tersenyum kecilTidak seperti biasanya, Atharva yang ugal ugalan kini berubah patuh pada lalu lintas. Ya, semua itu hanya karna Shea.
Atharva tiba dirumah Shea. Pintu rumah Shea sudah terbuka. Ia ingin membangunkan gadis itu, tetapi ia tidak tega.
"She.. She udah sampe nih" ucapnya dengan suara lembut sambil melihat wajah Shea.
Tanpa disadari, Ana yaitu ibu Shea telah melihat anaknya diantar oleh seorang pria. Akhirnya, ibu Shea memilih untuk keluar dari pada terus memandangi Shea dan Atharva dari jendela.
"Eh shea udah pulang," ucap ibu Shea dengan nada sedikit tinggi.
Suara tersebut membuat Shea dan Atharva terkejut, spontan Shea langsung turun dari motor Atharva.
"Mama!" ucap Shea terkejut.
"Tadi mama denger ada suara motor yang masuk, karna mama penasaran ya mama keluar deh, " bukannya melihat Shea, ibunya terus menatap Atharva, "Kamu yang nganterin Shea kan?"
"Iya tante" sambil turun dari motor. "Nama saya Atharva. Saya calon pacar Shea tan hehe" ucap Atharva sambil bersalaman dengan ibu Shea.
"Ih apaansih va" ucap Shea sambil mencubit perut Atharva. Ucapan Atharva membuat Shea malu didepan ibu nya.
"Sakit" ucapnya sambil tersenyum jahil.
"Eh biar lebih enak ngobrolnya, masuk ke dalem aja ya" ucap ibu Shea.
"Eh ngga usah tante, ini kaya nya mau hujan. Saya harus pulang nanti dicariin papa saya" ucap Atharva sambil tersenyum manis kepada Tante Ana.
"Oh yaudah"
"Saya pamit ya tan" pamit Atharva sambil bersalaman dengan ibu Shea.
"Hati hati va" ucap Shea sambil tersenyum kecil.
Atharva mulai memakai helmnya dan menaiki motornya. Perlahan ia mundur lalu melajukan motornya dan menghilang dari pandangan Shea dan ibunya.
Saat Atharva telah menghilang dari pandangan mereka, Shea tersadar bahwa ia masih menggunakan jaket milik Atharva.
"Yaampun jaket Atharva masih gue pake" celetuk Shea yang terdengar ibunya.
"Ya udah besok kamu kasi ke dia."
Shea hanya membalasnya dengan menghela nafas.
Shea masuk ke dalam kamarnya. Ia melempar tas nya di lantai dan membanting tubuhnya dikasur. Ia menatap langit langit kamarnya. Ia selalu memikirkan Atharva. Ia termenung sebentar. Notifikasi ponsel nya berbunyi dan tertera nama Atharva di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHEATHARVA
Teenfikce"Mungkin aku ga bisa kasi semuanya secara abadi buat kamu, tapi setidaknya aku udah kasi semua yang aku perjuangin buat kamu." Hati yang beku kembali mencair membuat rasa nyaman dan cinta, tulusnya cinta mengobati luka. Ice boy, itulah julukan se...