Airis reyna

8 1 0
                                    

"apa yang membuatmu marah, hah?
Perkataan Ku atau kenyataannya." ucap airis dengan nada tinggi

Di ruang lain rayna sedang menahan emosi dengan perkataan kasar kakaknya ditambah lagi posisinya yang kini di kunci dalam kamar oleh ibunya.
"jaga ucapanmu kak, lo gak lebih baik dari gue, jalang. "balas rayna dengan emosi
Sudah sejam lalu keributan ini terjadi.

Satu jam yang lalu...
Dimeja makan kayu yang telah tersedia berbagai hidangan sederhana, duduklah pak Rudi (Ayah), ibu sia(Ibu) bian, reyna, iko, airis, dan cani.
"rey makanmu jangan terlalu sedikit lah nak, kamukan banyak kegiatan disekolah." kata Ayah dengan tangan yang sudah menuangkan sesendok nasi lagi dipiring rey.

Reyna hanya mengangguk sebagai respon dari perkataan ayahnya.
"cih pada sok manis" sahut airis dengan senyuman sinis
"shutt airis ayo habiskan makananmu. " tegur Ibu mencegah keributan
"udahlah bu, lagian kemarin aku ketemu nyokap dia dengan om baru." balas iris dengan penuh penekanan diakhir kalimatnya.

"bian kenyang,  makasih bu." ucap bian yang langsung berdiri dari meja makan dan diikuti oleh iko.
Keheningan berlangsung sejenak.
"rey masuk kamar nak," ayah buka suara

"selamatkan anak harammu itu,hahaha..." kata airis dengan tawa yang dibuat-buat.
"nak sudahlah ayahmu itu sedang tak sehat jangan buat suasana hatinya buruk,"  mohon ibu pada airis

Airis tersenyum sejenak "Hotel Nias lantai 3 saksi bisuu." lanjut iris dengan nada nyanyian lalu ia berdiri dan mendaratkan tubuhnya disofa.

"hentikan drama dirumah ini." entah kepada siapa kalimat itu bian tunjukkan.
"aku pergi dulu bu ada kegiatan kampus, assalamualaikum" lanjutnya pamit kepada ibunya

Didalam kamar reyna sedang berusaha dibuat tenang oleh ayahnya
"jangan pikirkan perkataan kakakmu, "kata ibu dengan lembut

"pembawa sial di pelihara, mending lo ikut aja sama nyokap lu yang gaje itu," kata airis memperburuk suasana
"gue jadi ragu kalau ayah itu bokap lu mending tes DNA deh," lanjutnya dan berhasil menaikkan tanduk reyna

"urus hidup lo aja deh ris, urusin aja si dimas the gost boyfriend lu itu, balas reyna

"jangan pernah nyebut nama dia dengan mulut kotor lu itu," jawab airis mulai terpancing amarah

"kenapa gak suka, oh iya lo kan kacungnya dimas," kata reyna lagi mulai menguasai kondisi

Ibu dan ayah keluar dari kamar reyna mereka menyerah dengan situasi ini dan memilih mengunci reyna dikamarnya setidaknya takkan terjadi perkelahian fisik.

Berlanjutlah percecokan dirumah itu.
Inilah yang terjadi jika dirumah airis ketemu dengan reyna.
                             --------
Rinai

Jika hadirmu adalah bukti anugerah
Cipta-Nya, ya ini kisahku untukmu peleburan
Gerah bagi planetku.
Kenapa tidak denganku rinai?
Aku menggagumimu cerita misteri
Dari tuhanku,

Apa yang membuatku begitu takut
pada derasmu?  Apakah tentang dia yang  Datang bersamamu?
Atau lintas kenang yang menembus
Palung kekosongan di suluk hatiku?

Jangan lihat aku, dan menannyakannya
Kembali padaku.
Akupun bingung dalam diamku.

Bisakah kau bantu, bawa aku dalam
Hangat saat ada hadirmu.
Jangan melulu rasa cemas mengurutiku
Biarkan perlahan melodi rintih
Membiusku.

Puisi itu mengakhiri satu hari berat lagi di keluarga ini.
"selamat malam reyna." tuturnya pada diri sendiri
Diiringi hujan rintik diluar sana matanya mulai terkatup.

        Gimana readers, suka gak? Maaf yah part 1 pendek banget yah? . Maklum part 1 hanya pengenalan dengan tokoh utamanya.
"JANGAN LUPA LIKE+COMENT SAHABAT"🤗
.
.
. Thankyou

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

jejak SajakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang