Pertama kali bikin ff >.<
this is for my bestie, Idakalo kalian enjoy bacanya jan lupa pencet bintang and left a comment please •̀.̫•́✧
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Terlihat matahari mengintip malu-malu dari balik apartemen mewah milik orang ternama, cahayanya masuk melewati celah tirai tipis berwarna dark grey.
Lenguhan lembut keluar dari bibir mungil seorang gadis berwajah manis. Tidak ada niat sama sekali untuk bangkit dari king size bed hitamnya, karena ia tau, "It's Sunday tough..."
Tok tok tok
Ketukan halus terdengar dari balik papan kayu besar yang menjadi sekat antara kamar dan ruang lain. Si gadis tidak menggubris dan masih melanjutkan tidur manisnya.
Tok tok tok.
Orang di balik pintu sepertinya sudah tidak sabar, dan memutuskan membuka pintu jati berukir dihadapan nya.
Seorang wanita paruh baya yang terlihat masih memakai jas putih beraroma khas obat melangkah masuk begitu pintu terbuka.
Wanita itu duduk di sisi ranjang sambil mengelus puncak kepala putri semata wayangnya.
"Fia sayang, kok, pintunya gak dibuka sih?" ujarnya.
Sang empunya nama bergumam sebagai balasan. Suara cow bell mungil terdengar ikut menyusul ke dalam kamar berwarna dominan abu nyaris hitam.
"Meong~" si pemilik cow bell itu naik ke atas ranjang dan duduk diatas tubuh sang gadis yang masih berkelana di alam mimpi.
"Fia, Mochi minta makan tuh," namun yang menyahut malah Mochi, si manis kucing berras Persia.
Orang yang dipanggil Fia itu masih tenang seperti tidak memiliki jiwa ataupun nyawa. Tak habis pikir, wanita paruh baya yang merupakan ibunda Fia itu memakai jurus jitu miliknya.
"Eh, ada si Pram tuh, lagi nungguin diruang tamu."
Masih dengan nyawa yang belum terkumpul sempurna, si gadis bernama Fia itu langsung bangkit dan terlihat panik.
"Hah!!? Mama, seriusan!? Kok ga bilang dari tadi sih?!! Duh, gimana nih."
Sang Mama hanya tertawa geli melihat putrinya kebingungan, tak butuh waktu lama sang putri pun tersadar lalu memasang raut wajah kesal.
"Ih, mama ngerjain Fia lagi ya." pipi gadis 16 tahun itu terlihat menggembung dengan bibir terukir kebawah.
"Makanya, cepet official biar gak cuma sekedar cerita." ucapan sang mama terdengar agak menohok sebenarnya, tapi ia tak terlalu menggubris. "Aku udah punya Mochi, gak perlu cowo lagi, hmph!"
Sang mama tersenyum geli, "Iya deh, yang gak butuh cowo, nanti mama bilang Pram ah~"
"NOOOO MAMA DON'T!! Please don't do that, kalo gak mau nama anak bu dokter Latifah ini tercoreng di depan gebetan." cegat Fia.
"Iya deh, iya~ tapi gak janji ya."
"Mamaaaa...."
###
Sori ini baru intro :v maaf kalo masi berantakan •́ ‿ ,•̀
sadar kok aku masih butuh banyak belajar bikin ff :D soalnya biasa bikin story based on real atau romance (or bxb ͡° ͜ʖ ͡°))
mohon pengertian nya ya.And please kasih kritik atau saran ya, gak bakal ku marahin kok 😅 I really need it, thanks (。•̀ᴗ-)✧
-ハニ
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Admire
Fanfiction"Aku sadar aku telah jatuh cinta, tapi, kenapa harus dengan 'dia'?"---Meyfiana Cassandra "Dia sahabatku, tidak apa jika itu memang membuatnya bahagia, meski harus ku akui ini cukup menyakitkan."---Veliandi "Tidak, aku tidak akan memihak siapapun, t...