"Ta....Taehyung." ucap Eunbi terbata bata lalu ia pun tak sadarkan diri.
"Ta....Taehyung."
"Taehyung!!!. "Aku terlonjak kaget ketika aku sadar aku sudah berada di ruangan serba putih, tunggu, ini bukan ruangan yang tadi, ini juga bukan di dalam kamarku. lalu ini dimana?.
Aku tersadar dengan penuh kebingungan, menahan rasa pusing dikepalaku.
"Eunbi lo udah sadar, akhirnya lo sadar juga, kenapa lo teriak teriak manggil nama gua gitu, hm?, lo kenapa?". ketika aku sadar yang pertama kali ku lihat adalah sosok laki laki tadi, sosok laki laki yang menyelamatkan ku.
" Taehyung."
Aku langsung berhambur memeluk Taehyung. aku menangis sejadi jadinya, badanku bergetar memeluk erat tubuh Taehyung sungguh aku takut, aku sangat takut mengingat kejadian tadi.
"Hiks Taehyung gue takut tolong lo jangan sampe tinggalin gue sendirian gue takut hiks." tangisku histeris di dekapan Taehyung entah kenapa aku tiba tiba merasa sangat nyaman berada di dekapanya, rasa cemas dan takutku perlahan lahan berangsur hilang.
"Gue ga bakal pernah ninggalin lo sendirian mbi, gua juga khawatir. Dari kemarin gue ada disini nunggu lo sadar, gua bakal terus ada disamping lo, gue ga kemana mana, jadi lo ga perlu takut lagi." lalu Taehyung balas memeluk ku erat.
"Emang kemarin gua kenapa tae?, kenapa gua bisa ada disini barengan sama lo?, emang kita kenapa?." tanyaku heran, jujur aku masih linglung dengan keadaan disekitarku. ingatan ku belum sepenuhnya pulih, kepala ku juga masih berdenyut - denyut menahan pusing, ingin rasanya aku tidur kembali.
"Udah seminggu ini lo tuh koma, lo juga sempet kritis mbi, tadinya dokter sempat nyerah gara gara kondisi lo yang parah banget, kondisi jantung lo juga lemah alat bantu pernafasan lo juga tadinya mau dilepasin tapi kakak lo ga setuju dia ga percaya, dia sampe ngamuk -ngamuk di depan ruang UGD. untung lo bisa ngelewatin masa masa kritis lo."
"Te,,,,terus Jungkook gimana tae?, Jungkook mana hiks" aku menangis lagi, aku takut mengingat kejadian yang ku alami.
"Jungkook?." terdengar suara Taehyung bertanya balik dahi Taehyung berkedut heran.
"Iya Jungkook mana?." tanyaku lagi "Atau jangan jangan dia udah dimakamin, dia dimakamin dimana tae?, gue mau dateng kepemakamanya hiks." tangisku pecah masih berada di dalam pelukan Taehyung.
Taehyung mengelus rambut kepala ku lembut. "Maksud lo apa, lo pasti gegar otak atau jangan jangan amnesia gara gara kecelakaan seminggu yang lalu,kepala lo kebentur keras banget ya? sampe sampe lo ngomong ngelantur kaya gini, ngapain lo nanya kuburan Jungkook, lo gila?. sampe bisa nyumpahin Jungkook mati, sekarang lo jangan nanya apa apa dulu, lo butuh banyak istirahat."
Tangisku berhenti sejenak, aku melepaskan pelukanku, kepala ku mendongkak menatap lekat mata Taehyung memerhatikan setiap inci wajahnya, kulihat dia juga menatapku dengan wajah sendunya lalu tersenyum tipis.
"Maksud lo apa ngomong kaya gitu, gua jahat tae, gua udah jadi seorang pembunuh gue udah bunuh Jungkook ga mungkin dia masih hidup, dia udah mati kan tae?, maafin gue tae gue gatau lagi gimana hidup gue kedepanya hiks maafin gue, gue ga pantes hidup kenapa gue harus selamat."
aku memukul mukul dada Taehyung, Taehyung kembali memelukku aku memberontak tapi tenagaku tak sebesar tenaga Taehyung tubuhku pun masih lemas.
" Jungkook dia gapapa, dia ga mati, kenapa lo bisa mikir kaya gitu, gabaik lo ngomong kaya gitu, dia udah nyelamatin lo, dan harusnya lo ga perlu minta maaf disini gue yang salah, harusnya gue jagain lo, harusnya gue yang nyelamatin lo gara gara gue lalai jagain lo, lo hampir ketabrak sama bus. untung pas kejadian dia liat lo terus nyelametin lo, gue gatau kalo lo sampe beneran ketabrak bus, untung lo masih selamat, untung lo masih hidup, gue ga bisa bayangin kalo lo ga ada." jawab Taehyung panjang lebar.
"Gue ketabrak?, Bu,,,bukanya gue udah bunuh Jungkook?, gara gara gue cemburu sama dia, Jung,,,Jungkook nyelametin gue?, maksud lo apa tae."
"Haha iya Jungkook nyelametin lo, dia udah gapapa kenapa lo harus bunuh dia?, terus lo bilang apa tadi?, lo cemburu sama dia haha bukanya selama ini lo yang selalu nolak dia sebenci apa pun lo sama dia gue ga yakin kalo lo sampe bunuh dia haha."
"Ja,,,,jadi yang gue bunuh Jungkook itu cuma mimpi?." tanyaku lagi kepada Taehyung untung memastikan.
"Jadi tadi lo mimpi bunuh Jungkook?."
" iya tadi gue mimpi bunuh Jungkook, terus lo dateng nyelametin gue tae."aku bingung, heran dan juga kesal Taehyung terus saja tertawa itu singguh mengganggu ku, tunggu,,jadi tadi itu aku hanya mimpi? Tapi bagaimana bisa mimpi itu begitu sangat nyata kenapa dadaku sesak waktu aku mengingatnya kembali.
Syukurlah jika itu hanya benar benar mimpi aku lega lagi pula jika dipikirkan kembali, mana mungkin aku membunuh dia karena aku cemburu terhadap dia, bukanya selama ini dia yang menyukai ku bahkan aku dan dia tidak dekat.
Tapi kenapa mimpi itu bisa
Datang kepadaku, apa maksud semua ini, terserahlah aku pusing. Aku pun tertidur kembali karena Taehyung terus terusan memaksa ku untuk istirahat.Flasback on
Bel sekolah berbunyi menandakan telah tibanya waktu untung pulang sekolah. "Huft akhirnya pulang" aku menghembuskan nafasku kasar aku berdiri beranjak dari bangku yang sempat ku duduki tadi, berjalan lunglai membawa tas sekolah ku hendak meninggalkan kelas.
Namun tiba tiba aku mendenger suara laki laki memanggil nama ku "sinb" ya itu nama panggilan ku ketika aku berada di sekolah, dia memanggil lalu menghampiri ku.
"Mau pulang barengan?" dia tersenyum manis bak seorang pangeran ke arahku dengan membawa tas punggunya, ternyata dia memanggilku hanya untuk mengajaku pulang bersama.
"Gausah senyum senyum kaya gitu asal lo tau gue jijik liatnya," jawabku ketus lalu meninggalkan Jungkook yang masih tepaku berdiri di tempatnya tadi.
Hari ini aku hanya pulang seorang diri biasanya ada Taehyung yang selalu mengantar ku, tapi hari ini dia tidak bisa mengantarku dia masih berada di sekolah dia masih sibuk latihan basket untuk mengikuti kompetisi mewakili sekolah yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi.
Sebenarnya aku tidak terbiasa pulang seorang diri, tapi mau bagaimana lagi. sebenarnya bisa saja aku menunggu Taehyung lalu pulang bersama tapi aku malas tubuhku terlalu lelah aku ingin segera sampai rumah lalu tidur.
Aku berjalan menelusuri trotoar jalanan, ketika aku hendak menyebrang menuju halte bus yang berada di disebrang jalan aku mendengar suara keras klakson sebuah bus, refleks aku menoleh ke samping jalan, mataku membulat ketika melihat sebuah bus dengan kecepatan tinggi hendak menabrakku aku ingin berlari tapi entah kenapa kaki ku tiba tiba terasa kaku sulit untuk ku gerakan.
"Sinb awasss!." teriak seorang pria tiba tiba menabrak tubuhku keras lalu tubuh kami jatuh tersungkur ke atas jalanan aspal untung saja kami masih baik baik saja, "lo gapapa, mana yang sakit" laki laki itu menanyakan keadaan ku dia sangat terlihat menghawatirkan keadaan ku dia menyentuh tubuhku mengecek apakah ada bagian tubuh ku yang terluka atau tidak.
Bukanya menjawab aku malah mendorong tubuh Jungkook untuk menjauh dari tubuhku.
"Gue jijik sama lo, jangan sentuh sentuh gue!!!" jawabku kesal dengan nada membentak jujur aku sangat membenci laki laki itu kenapa dari sekian banyak umat manusia kenapa harus dia yang menyelamatkankuYa laki laki yang tadi menyelamatkan ku adalah Jungkook aku pun berdiri menepuk nepuk seragamku yang kotor menghentakkan satu kaki ku dengan perasaan jengkel lalu meninggalkan nya sendirian tanpa mengucapkan terima kasih.
Ketika aku hendak berjalan kembali tanpa ku sadari tiba tiba ada sebuah motor melaju menghampiri ku dengan kecepatan penuh "Eunbi awaassss!!!." Teriak Jungkook untuk kedua kalinya, sebelum sempat aku menoleh ke asal suara tubuhku sudah terlebih dahulu terpental jauh tertabrak motor itu, akupun seketika tak sadarkan diri.
Flasback off
•
.•
•
Jangan lupa Voment nya sayang^^.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath
Mystery / ThrillerJungkook "Maafkan aku, aku salah jika saja aku tidak berkata seperti itu." Eunbi "Sudah terlambat." Taehyung "Kenapa harus gue? Gue muak." Cerita ini mengandung unsur kekerasan 18+ mohon bijak saat membaca.