4 • Membagi raga ~ salsabilanuraihan

45 16 1
                                    

🌸🌸🌸

Kita,
Tak bisa memilih kepada siapa kita
Harus melabuhkan hati,
Tetapi, kita bisa memilih
Kapan untuk menjauh pergi.
..
Rhea cottonwalk

salsabilanraihan ~

Dibangku paling pojok sebuah resto yang cukup ramai, seorang perempuan mulai menyumpitkan mie ramen sambil meniupnya, kemudian memasukannya kedalam mulut, menciptakan rasa renyah dengan kuah ramen yang terbubuhi banyak rempah.

Ia memejam seketika, menikmati ramennya bersama seorang pria didepannya yang hanya melongo dengan gemas pada wanitanya itu.

Jemarinya mencubit pipi chubby Rhea lalu tersenyum puas.

"Sayang, ini sudah sore. Ayo pulang." Titah zakky disambut rengekan Rhea yang masih ingin duduk dan menyantap ramennya itu.

Namun sedetik kemudian ia terdiam, Zakky ada benarnya, ia tak menyadari seharian penuh dirinya dihabiskan bersama kekasihnya itu tanpa mengabari siapa-siapa.

Stasiun Riddleway sedang tidak terlalu penuh saat ini, sehingga ia bisa leluasa duduk berdua bersama Zakky. Hanya ada beberapa orang dengan jarak kursi cukup jauh dari mereka.

Zakky tersenyum memandangi Rhea yang hanya melamun kearah jendela, matanya menatap kosong.

Entah apa yang saat ini membelenggu fikirannya, yang pasti, Rhea sedang melamuni sesuatu.

"Hey, jangan melamun. Kau kenapa?" bisik Zakky menyamping, tangannya menggenggam erat tangan Rhea yang dingin. Rhea menoleh dengan kikuk, ia tiba-tiba dihampiri rasa canggung, atau bahkan rasa bersalah.

"Hai, oh, aku tidak melamun." Balas Rhea pelan. Ia melepaskan genggamannya dan melanjutkan pandangan kosongnya.

Kereta berhenti di stasiun Hoobgrey.

"Mobilku ada disana, biar kuantar." Pinta Zakky disambut anggukan lemah Rhea, entah kenapa perasaannya menjadi tak bersemangat.

Mereka saling melempar senyum beku didalam mobil. Terutama Rhea, tangannya semakin dingin, pandangannya kosong.

"Sudah sampai, aku.. pamit."

Zakky mencuri satu kecupan Rhea malam itu, ia hanya diam tak berkata apa-apa setelahnya. Hanya tersenyum dan menunggu Zakky hilang dari pandangannya. Zakky melambai dari arah depan.

Pandangan Rhea teralih kearah pintu kayu yang sudah ia tempati selama 2 tahun silam. Ia membukanya tak bersemangat, namun mencoba untuk tersenyum seolah tak terjadi apa-apa.

Namun naas, pandangannya gelap. Maksudku, didalam rumah sangat gelap. Tidak ada lampu yang menyala. Rhea bingung, tangannya mencari saklar yang seharusnya ada disamping pintu masuk.

Dhuarr.. Rhea kaget setengah mati, kemudian menutup mukanya dengan telapak tangan tepat saat lampu menyala kembali.

"Happy birthday mama!!" sorak seorang anak kecil dari dalam kamar yang diikuti pria dewasa dibelakangnya yang membawa kue kecil dengan lilin diatasnya.

"Selamat ulang tahun, sayang." ucap pria itu lantas mengecup pipi Rhea. Sudut bibirnya terangkat naik, begitu bahagia.

"Kau pasti capek, sudah ku buakan teh hangat disana, mari." sambung pria itu.

Rhea mencoba menetralisir detak jantungnya, ia kini ikut tersenyum bahkan tertawa kecil. "Ayo makan kuenya." Titahnya kemudian, seolah tak terjadi apa-apa.

***

A/n : Jangan mau jadi silent readers, 1 vote dari kalian sangat berharga;)

Weird Destiny : Random StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang