Prolog

1.1M 14.5K 356
                                    

Dentum musik memenuhi ruangan remang-remang yang di penuhi banyak orang yang sedang mencari kesenangannya.

Ada yang duduk di kursi di depan bar untuk sekedar minum walau beberapa pria di temani wanita-wanita pekerja di sini yang sedang menjemput rezeki, ada yang meliuk-liukan tubuhnya di dance floor di kerubuni manusia-manusia yang haus akan sex, ada yang berada di ruang VVIP bermain-main dengan jalang mereka dengan nyaman tanpa harus bersempit-sempitan, dan adapula yang sudah berada di kamar terkutuk menghabiskan malam panjang mereka tanpa memperdulikan sekitarnya yeah dunia hanya milik mereka tanpa harus memilikirkan apa yang akan terjadi kedepan yang terpenting hasrat mereka untuk bercinta terpenuhi.

Alasan mereka untuk datang ke tempat ini pun berbeda-beda. Ada yang datang hanya untuk melepas penat akibat pekerjaan, ada yang datang untuk mencari kesenangan semata demi memenuhi kebutuhan seksual mereka, namun adapula yang datang untuk melupakan kerjadian buruk yang di alaminya.

Seperti seorang gadis yang satu ini contohnya, karena patah hati akibat kekasihnya ia rela datang ke tempat yang ia cap terkutuk demi melupakan sakit hatinya.

Ia datang untuk pertama kalinya tetapi ia sudah menghabiskan lima gelas wine dan masih minta tambah. Efek putus cintanya begitu dalam hingga ia rela merusak dirinya sendiri.

"Arrghhhh.. Kenapa kau melakukan ini kepadaku! Apa yang kurang dariku hingga kau menyentuh jalang itu!"

Gadis itu merancau kencang menggeluarkan semua isi hatinya. Memaki, menyumpah, mengumpat. Apapun kata-kata buruk yang terbesit di benaknya langsung di keluarkannya tanpa memperdulikan sekitarnya lagipula tidak akan ada yang mendengarnya dan memperdulikannya mereka sibuk dengan dunianya masing-masing.

Tepat setelah meminum gelas ketujuhnya gadis itu mulai merasa dunianya berputar karena tidak tahan lagi kepalanya terjatuh di meja bar. Seperkian detik datanglah seorang pria muda yang memakai kemeja putih dengan dua kancing atas terbuka dan celana formalnya menghampiri gadis tadi.

Di tepuknya pelan bahu polos gadis tadi. Merasa ada yang memanggil gadis itu memaksa membuka matanya walau kepalanya masih berada di atas meja.

"Hey, apa kau pusing? Mau ku antar pulang?"

Pria tadi menawarkan diri mengantar gadis itu tapi malah di balas dengan gelengan.

"Aku tidak ingin pulang! Aku ingin melupakannya. Aku benci padanya!"

Gadis itu memaki-maki sambil berusaha duduk, melihat gadis di depannya masih lemas pria itu dengan sigap menaham bahu gadis di depannya sebagai bentuk antisipasi takut-takut gadis di hadapannya terjatuh.

Gadis itu cukup kaget saat bahunya bersentuhan langsung dengan permukaan kulit pria tak di kenalnya itu. Otaknya masih bisa berpikir walau tidak bisa sepenuhnya tapi ia cukup sadar jika ia tidak mengenal laki-laki yang berada di hadapannya sekarang. Tapi akal sehatnya kembali terkalahkan oleh hawa panas di sekitarnya.

Bibir plum itu. Arghhh. Gadis ini tak bisa menahannya lebih lama lagi. Segera di tariknya tengkuk pria di hadapannya menempelkan benda kenyal tak bertulang itu. Dapat di lihat dari ekor matanya pria itu terkejut. Tapi apa boleh buat ia sudah terlajur  memancing tak ada pilihan lain selain melanjutkan.

Gadis tadi mulai melumat bibir pria di hadapannya cukup lama, melihat tak ada respon maka gadis tadi melepaskan ciuman sepihaknya. Di kalungkannya tangannya di leher pria itu sambil menatap sayu wajah asing itu.

Kembali di tariknya kepala itu agar mendekat. Gadis itu beralih ke samping kepala pria tadi dan dengan beraninya ia melumat pelan helix laki-laki itu lalu berkata dengan sensual, "Bantu aku melupakannya."

Kali ini pria itu yang terasa seperti tersengat listrik. Ia laki-laki normal. Adiknya pun sudah menegang sejak tadi. Kucing mana yang menolak ikan asin. Tanpa mengunggu lebih lama pria itu langsung memutar balikan keadaan.

Di tariknya tengkuk gadis yang haus akan belaian itu menyatukan bibir mereka, saling melumat. Merasa suasana semakin panas lumatan-lumatan kecil tadi berganti menjadi lumatan liar, bertukar saliva, dan menautkan lidah satu sama lain. Tanpa jeda sedikitpun lidah mereka terus bertarung.

Saat merasa pasokan oksigen diantara mereka menitipis, mereka memutuskan melepaskan tautan menatap satu sama lain. Dada mereka sama-sama naik turun berirama senada, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Saling menukarkan pandangan menginginkan lebih dari ini.

Pria itu masih bisa berpikir normal kali ini ia bertanya, "Apa kau benar-benar yakin akan keputusanmu ini?"

Di balas dengan anggukan hebat dari gadis itu menciptakan senyum puas pria tadi.

"Baiklah jika itu maumu tidak akan ada jalan keluar bagimu. Bersiap-siaplah baby girl."

"Sure sir."

Pria rakus bertemu dengan gadis yang haus akan sex merupakan perpaduan sempurna. Malam ini akan menjadi malam panjang mereka. Memuaskan hasrat satu sama lain tanpa beban merupakan ide yang sangat mengiurkan.

^Δ^

Yey.. Kali ini Author memulainya dengan adegan panas yaa guys..

Jangan lupa tinggalin jejak ya supaya kenal kan ada pepatah yang mengatakan, 'Tak kenal maka tak sayang' jadi kita harus kenalan dulu 😁

Hehehe.. Yaudah itu aja yaa salam dari Author.. See you soon..

Terima kasih sudah membaca💕

My Boss is Overhormone #MILER1 (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang