🍁 9. Gak jelas

665 70 34
                                    

Please vote and comment!
50 vote untuk part selanjutnya

Yang mau ngebacot ayo sini, gue ladenin. Tapi kalau mau ngebacok jangan yah, dosa soalnya 😂. RECEH YAH 😁

***
"Mengharapkanmu memang sebuah kebodohan. Dan aku siap menerima ucapan orang yang mengatakan bahwa aku bodoh karena telah mengharapkanmu.”

In My Feelings
***


Setelah kejadian di lapangan tadi, Bella tidak henti-hentinya mengulum senyum manis yang membuatnya semakin cantik. Jantung Bella berdetak dua kali lebih cepat saat mengingat kejadian tadi.

Bella seperti kembali jatuh cinta pada Revan untuk yang ke sekian kalinya. Yang di lakukan Revan tadi seakan memberikan harapan bagi Bella. Harapan yang bisa membuatnya melambung tinggi di atas langit ke tujuh. Harapan bahwa sebentar lagi mereka akan saling memiliki. Semoga.

"Dasar bucin" ejek Nadine saat melihat Bella yang sedang kasmaran.

"Ye, sirik aja lo. Lagian yah Nad, lo juga kalau di gituin sama Dimas juga pasti sama kayak gue." Balas Bella tak mau kalah.

"Gue udah biasa dibikin baper sama Dimas. Jadi gak bakalan kaget lagi."

"Ngeledek aja kerjaan lo. Nanti lo makan hati tau rasa lo.”  Ujar Bella

"Suka-suka gue dong,”

"Bilang aja kalau lo sirik. Emangnya lo, yang gak ada mesra-mesranya sama si Revan. Yang ada Revan tuh, selalu cuek bebek sama lo." Cibir Nadine mengejek Bella.

"Omongan lo, Nad, nyelekit amat. Udah kayak raico aja, meresap hingga ke kalbu." Sinis Bella sambil menatap Nadine dengan malas.

"Baperan lo Bell." Balas Nadine. "Lagian yah, Bell, apes amat sih, hidup lo. Terlambat mulu perasaan." Sambung Nadine.

"Terlambat gue kali ini beda Nad, kayak ada manis-manisnya gitu." Ujar Bella sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Gue sama Revan kayaknya emang jodoh deh, soalnya tadi Revan juga terlambat hari ini. Terus, Bayangin Nad, tadi gue di hukum sama Revan, tapi hukumannya itu serasa romantis banget bagi gue." Cerocos Bella panjang lebar.

"Lo memang cocoknya dihujat Bell. Di hukum kok malah senang sih. Aneh lo."

Satu kata untuk Bella. BUCIN. Semua hal yang menyangkut tentang Revan selalu menjadi bagian favorit bagi Bella. Sampai terkadang Nadine heran dengan tingkah Bella yang kelewat kesenangan menceritakan semua tentang Revan padanya.

"Lo jangan sampai terlalu suka sama Revan Bell. Gue cuma takutnya lo bakal kecewa dan sakit hati." Ucap Nadine menasehati Bella.

"Telat lo Nad, ngomongnya. Gue udah terlanjur cinta sama Revan. Lagian nanti kalau gue sakit hati, itu wajar kok Nad. Jatuh cinta sama sakit hatikan udah sepaket."

🍁🍁🍁

Revan sedang berkumpul dengan Dimas dan Satya di atas rooftop sekolah. Mereka bertiga sedang bersantai-santai ria.

"Kalo gue perhatiin, si Bella tuh cantik banget bro," ucap Satya sambil menatap layar hp-nya. Terlihat jelas kekaguman Satya dalam memuji Bella.

Revan yang mendengar nama Bella disebut, sontak menatap Satya dengan pandangan yang sulit diartikan. Sedangkan Dimas yang menyadari tatapan Revan mulai tersenyum jail ke arah Revan. 'Dasar, gengsian lo, Rev.' Batin Dimas.

Tentu saja Dimas tau, bahwa sebenarnya Revan mulai tertarik dengan Bella, namun Revan masih enggan untuk mengakuinya.

Revan sudah mulai muak melihat wajah mupeng Satya yang melihat wajah Bella dengan penuh niat.

In My FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang