•EG 6

116 30 14
                                    

"hufft," desah Floy yang baru selesai membersihkan ruang baca selama kurang lebih 1 jam.

"Ndut lu mau makan apa? Tadi gua dah beli makanan sebenernya, tapi 7 menit lagi dah jam 5 sore. Ntar yang ada gua diomelin emak lu bawain perawan sore-sore. Lu siap-siap gih tar gua yang anter lu balik," ujar Exie yang langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil jaket, helm, dan kunci motor tentunya.

Karena Floy masih kesal ditipu Exie tadi, dia terus memanyunkan bibirnya sampai saat Floy hendak membuka pintu keluar untuk pulang, dia di cegah oleh Lavina dan dipaksa untuk menerima 2 kantong plastik berisi makanan.

Floy menunggu exie yang berada di garasi motor sambil melamun di sofa teras. Namun lamunannya terpecahkan karena suara motor besar yang Exie tumpaki.

"Kamu mau boncengin aku naik ini?" Tanya Floy ragu karena tempat duduk untuk pembonceng hanya sedikit.

"La iya napa dah? Buruan naek."

"Tapi tempat duduknya cuma segitu," jawab Floy menunjuk tempat duduk belakang. Exie menepuk jidatnya yang sudah di pakaikan helm.

"Bokong lu makannya kecilin bege ish. Ya udah gua ganti motor ganti helm juga bentar tunggu sono lu yang anteng."

Tidak lama setelah itu Exie kembali dengan motor trail dan tidak lupa helmnya yang berwarna senada dengan motor itu.

"Errr Exie, kayaknya motor itu kekecilan deh," protes Floy lagi.

"Badan lu yang kegedean kambin. Dah ah masuk garasi gua lu pilih mau pake motor yang mana."

Saat memasuki garasi motor Floy terkagum karena bermacam jenis motor tersusun rapih dan bersih. Saking asiknya berkeliling garasi, dia lupa bahwa sekarang sudah jam 5 sore.

"Lu pikir ni garasi museum motor? Segala keliling ngeliat-liat isinya lagi. Lu mau naek HD bokap gua? Tapi jarang dipake, lama panasinnya. Atau mau naek Vespa? Tapi lama sampenya. Nah ini nih motor kesayangan gua waktu SMP, Mio keluaran taun 2008 mesin masih cakep ntar tinggal dipanasin bentar. Mau kagak?" Tanya Exie sambil membersihkan debu yang menempel di motor itu menggunakan kemoceng.

"Iya udah itu aja, aku tunggu diluar ya. Cepetan panasinnya kalo bisa soalnya udah sore," jawab Floy setuju.

Dan kini Exie sudah berganti tampilan lagi dengan helm yang berbeda lagi tentunya. Setelah memberikan Floy helm, Exie langsung menjalankan motornya membelah jalanan dibawah cakrawala yang mulai menjingga.

"Nanti di pertigaan belok kiri terus ada rumah warna abu-abu yang gede, nah itu rumah aku. Di sebelahnya," ucap Floy mengarahkan.

Saat sudah sampai, Floy menyuruh Exie untuk langsung pulang karena tidak ingin Exie kena semprot ibu nya.

"Udah tenang aja gua tanggung jawab," ujar Exie.

Rumah Floy tidak semewah milik Exie, tapi tidak bisa dibilang kecil juga. Jadi sudah jelas Floy termasuk keluarga yang berkecukupan. Belum sempat Floy menekan bel rumahnya, seorang wanita paruh baya keluar dengan tampang sangar.

"Assalamualaikum," ucap Floy dan Exie bersamaan.

"Waalaikumsalam, kamu dari mana aja Floy? Sekarang sudah jam 5 lewat 19 menit. Tadi janji pulang jam berapa?" Cerocos ibu Floy.

Floy yang sudah membuka mulutnya hendak menjawab pun menutup mulut lagi karena Exie sudah maju terlebih dahulu.

"Maaf sebelumnya tante, tadi kami ada tugas kelompok dan ada beberapa pelajaran yang saya kurang pahami makannya Floy mengajari saya," jelas Exie berbohong.

"Loh kalian ini baru masuk sekolah beberapa hari lalu kan? Kenapa sudah ada tugas?" Jawab ibu itu yang membuat Floy mau pun Exie gelagapan mencari alasan untuk berbohong.

Exie GiovankaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang