Grup Chat (2)
Jala sedang sibuk bermain Mobile Legend, sedangkan Yudan fokus main AOV. Yang pasti Yudan tidak akan pernah bermain Mobile Legend selama aplikasi itu masih terpasang di ponsel Jala. Pernah sekali Yudan sedang asik main COC, tapi tak lama kemudian dia uninstal aplikasinya karena Jala juga ikut demam COC. Bukan karena apa, dia hanya tidak ingin mabar dengan Jala. Intinya mabar dengan Jala hanya mendapatkan umpatan dan cacian. Bikin sakit hati.
Yang lain seperti Ciko dan Doni sedang ngobrol santai, sangat santai.
"Hai Ogi!" Sapa Heri saat melihat Ogi yang duduk diam sendiri di bangkunya. Sayangnya orang yang disapa itu hanya diam dan mengabaikan keberadaan Heri. Kacang.
Heri terkekeh dan mengambil bangku kosong memindahkannya ke samping meja Ciko. "Hai semua!" Sapanya dengan senyum cerah.
"Bacot." Balas Jala pada Heri dengan sapa khasnya.
"Kayaknya lu bosan hidup di kelas lu, jadi ngungsi disini mulu." Ucap Doni sambil terkekeh.
Heri membuat raut wajah gembel, alias penuh derita. "Gue gak kuat lagi hitung uang orang." Curhatnya. Hanya pemberitahuan kalau Heri adalah murid XI IPS 2. Dari ucapannya dia baru saja belajar ekonomi.
"Makanya punya uang sendiri dong. Biar gak itung uang orang mulu." Ucap Yudan tanpa menoleh dari ponselnya.
Heri cengir memamerkan gigi agak putihnya. "Gaes buat grup chat kuy!"
Doni tiba-tiba terserang sakit kepala, dia melihat ke arah Jala dan Yudan yang sedang sibuk main game.
"Sssh, ahh kalah!" Yudan mendengus kesal. Dia lalu menoleh ke Heri, "Buat di wa, Ri!"
Heri mengangguk, "Oke!"
Jala langsung menatap tajam Heri membuat yang ditatap kebingungan. "Di line!" Ucapnya penuh tekanan.
"Yah, gimana dong? Gue dah buat di wa." Ucap Heri penuh penyesalan dan langsung terkekeh.
"Gue mau di line!" Jala terus mengeluarkan tatapan tajamnya ke arah Heri dan mengabaikan Heronya sudah dijadikan bahan bullyan dalam ponselnya.
"Anjing!" Umpatnya saat mengalihkan kembali perhatiannya pada ponselnya yang kini sedang menghitung mundur waktu kebangkitannya.
"Hehe, yaudah lu buat aja grup baru di line."
"Bangsat!"
Heri menatap satu-satu teman-temannya, "Apa nama grupnya?" Tanyanya antusias.
Doni mengerutkan keningnya berpikir, "Namanya harus beda, aneh, dan keren. Menurut lu apa nama yang bagus, Ko?"
Ciko menaikan bahunya, "Gak tau."
"Titik bukan koma, itu aja!" Ucap Yudan antusias. Ciko mengernyitkan dahi, pasalnya tadi saat pelajaran Bahasa Indonesia, Ciko berkomentar 'Titik bukan koma' pada Yudan saat dia salah menulis tanda baca waktu mengerjakan soal menyunting ejaan dan tanda baca.
"Gak! Gue mau nama yang singkat!" Tolak Jala.
Yudan mendengus kesal, "Yaudah singkat aja jadi TBK."
"Gak! Gue gak mau!"
Heri mengeluarkan wajah penuh penyesalannya lagi, "Yah, gimana dong Jal? Gue udah nulis 'Titik Bukan Koma'."
"Hapus!" Perintah Jala.
"Gak bisa, keyboard gue gak ada fungsi hapusnya."
"Bacot."
Yudan mendengus kesal, "Lu gak usah komentar mulu, like aja!"
"Bacot."
"Nah, gue dah masukin kalian. Selesai!" Ucap Heri sambil tersenyum senang.
Doni tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada Heri yang bisa menyelesaikan misi membuat grup chat.
"Bacot."
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys
Teen FictionWarning* *Cerita ringan yang beberapa chapter hanya berisi satu atau dua kalimat doang. *Terdapat kata-kata kasar/umpatan. *Tidak ada prolog/sinopsis, langsung baca aja. Cerita sepaket : Titik Bukan koma (TBK) > MangaToon/Noveltoon