22. Pelepasan

577 60 1
                                    

Adreen POV.

Hari ini adalah hari yang paling ditunggu karena hari ini adalah hari pelepasan, hari untuk merayakan berakhirnya masa putih biru alias masa SMP.

Aku berangkat bersama dengan ayahku. Dia yang hadir sebagai wakilku saat pelepasan siswa ini. Dan itu yang paling membahagiakan bagiku. Akhirnya ayah bisa menghadiri acara sekolahku.

"Adreen," panggil seseorang.

Aku menoleh dan tersenyum pada orang itu. Dia Esta, dia tampan sekali hari ini. Berbeda dengan hari sebelumnya.

Ku lihat ayahku juga senyum saat melihatnya. Entah kenapa?! Apakah mereka saling mengenal?! Aku pun tak tahu.

"Esta, Apa kabar?!" Ucap Ayahku.

Aku dan Esta melongo.

"Ayah kenal dia?!" Ucapku.

"Tentu saja, dia salah satu anak asuh di panti Ranti. Dan kau tahu sebenarnya saya sering berkunjung saat kau masih kecil. Dan Ranti dia sahabat saya dari jaman SMA." Jelas Ayahku.

Aku dan Esta mengangguk paham. Dan Esta langsung bersalaman dengan ayahku.

"Jadi ayah sudah tahu kalau dia--" Ucapku terpotong.

"Tentu saja. Tapi Ayah tak mempermasalahkan kau berteman dengannya. Esta, kalau kau mau memanggil saya Ayah, saya tidak keberatan." Ucap Ayahku.

"Terimakasih, Yah." Ucap Esta.

Kami bertiga berjalan masuk menuju gedung aula. Karena acaranya berada di aula.

"Esta, coba lihat Fathur. Dia juga tampan hari ini," Ucapku antusias.

"Mana?! Aku tak bisa melihatnya, disini gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mana?! Aku tak bisa melihatnya, disini gelap. Ini benar sudah siangkan?! Kenapa masih gelap saja?!" Ucapnya.

Aku menoleh kearahnya. Dan jelas aku merasa bersalah. Aku seakan menghina dia karena tidak bisa melihat. Ahh.. Esta maafkan aku.

"Ta, Maaf ya," Ucapku.

"Mamang kenapa?! Kau salah apa?" Ucapnya.

Bodoh emang.

Lalu dia menatapku dengan lekat membuat pipiku memerah.

Lalu dia menatapku dengan lekat membuat pipiku memerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa menatapku seperti itu?!" Ucapku.

"Aku lebih tampankan dari Fathur?" Ucapnya.

Huh,, aku kira dia mau apa. Aku merotasikan mataku dengan malas.

"Paling tampan daripada apapun," Ucapku.

"Ya sudah tatap saja aku. Jangan yang lain," ucapnya.

Dan lagi-lagi dia membuatku ambyar. Ya ampun kenapa di pandai merayu seperti ini.

________________________

Halo gaes..

Maaf untuk keterlambatan update ya..
Authornya masih sibuk soalnya,

Semoga suka ya, jangan lupa tinggalkan vote and commentnya.

Terimakasih

Senja ● Mark LeeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang