Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya, terimakasih.•••
Bel istirahat pertama berbunyi, Alex dan Letta ke ruangan ayahnya untuk makan bersama. Adrian hanya sesekali mengizinkan si kembar makan di kantin begitupun dengan anak-anaknya yang lain.
Jika Bagas, Damian, Dannis, dan Emi membawa bekal makan ke sekolah, beda pula dengan Alex dan Letta yang akan makan bersama ayahnya karena Ana menyediakan makanan yang cukup banyak untuk mereka bertiga.
Letta membuka pintu ruangan ayahnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Kebiasaan ini diturunkan oleh Ana yang langsung masuk ke ruangan Adrian tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Menghempaskan tubuh mereka di sofa yang berada di ruangan itu. Alex menegakkan badannya saat menduduki sesuatu.
"Ini hp Bunda, kan, Yah?" tanya Alex.
Adrian mengangguk mengiyakan.
"Kok, ada di sini?" tanya Letta, bingung karena tidak biasanya ayahnya membawa ponsel bundanya saat pergi kerja.
"Kan, Bunda, ada di sini, Kak."
"Terus Bunda ke mana, Yah?"
Adrian yang sedang menyusun bekal makan itu menatap kedua anaknya.
"Lagi di kantin beli minum sama Emi," jawab Adrian.
Alex dan Letta saling menatap dan mengangguk setelahnya setelah merencanakan sesuatu.
"Ayah, gimana kalo kita makan di kantin aja?" usul Alex.
"Iya, Ayah, kita makan di kantin aja kayaknya seru, deh. Kapan lagi coba kita makan di kantin sama Bunda dan Emi." Letta menatap penuh harap Adrian, begitupun dengan Alex.
Adrian terdiam sejenak untuk memikirkan usulan kedua anaknya.
"Nanti aja, Twin. Bunda sama Emi udah datang ke sini bawa makanan, udah masak makanan kesukaan kalian, masa kalian mau makan di kantin, sih? Kalian gak mau liat Bunda sedih, kan, gegara kalian lebih milih makan di kantin daripada masakan Bunda sendiri. Enggak, kan?" jelas Adrian, membuat si kembar tertunduk merutuki dirinya yang hampir saja membuat Bunda mereka sedih.
Mereka menggeleng pelan dan berkata, "Kami gak mau liat Bunda sedih, apalagi itu karena kami."
Pria itu tersenyum mendengar ucapan kedua anaknya. "Itu baru anak Ayah."
Si kembar hanya tersenyum mendengar ucapan Ayahnya. Tak lama bundanya masuk seorang diri dan tidak melihat gadis kecil kesayangan mereka bersamanya.
"Emi, mana, Bun?" tanya Letta.
Ana duduk di samping Letta setelah menyimpan botol air yang tadi dibelinya.
"Masih di kantin sama teman-teman kalian," jawab Ana
"Ya udah, kita makan aja dulu keburu bel."
Mereka makan dengan sesekali mengobrol. Setelah makan, si kembar keluar dari ruangan ayahnya karena tidak ingin melihat kemesraan kedua orang tuanya itu. Mereka berjalan menyusul Emi yang masih berada di kantin bersama Fian dan teman-teman lainnya.
"Hoyy!" Letta dan Alex memukul meja membuat orang duduk terlonjak kaget.
"Bang Alex sama kak Letta bikin kaget aja, sih..." kesal Emi.
"Untung jantung gue gak copot," kata Fian sambil memegang dadanya yang berdetak kencang.
"Lebay lo, ah," ujar Alex sambil menoyor kepala Fian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Protective Daddy [SELESAI]
Подростковая литератураFOLLOW DULU SEBELUM BACA. BUDIDAYAKAN VOTE SEBELUM BACA ;) SEKUEL ADRIAN(A) ~~~ "Pulang sekolah gak boleh keluyuran, jangan jajan sembarangan di sekolah, kalo ada tugas kelompok suruh teman kalian datang ke rumah, gak boleh pergi ke rumah teman kal...