Pelabuhan Senja

8 0 0
                                    


Pancaran warna Emas kemerah-merahan memantul di setiap kaca sepion yang terparkir rapi di sudut pelabuhan senja, setiap merah yang terpancar di bening bola mata menjelma kerinduan dengan sejuta tawaran-tawaran belai lembut yang terpancar dari setiap sinar Emas kemerah-merahan itu. Terlihat begitu terang menerpa tiap pemikiran-pemikiran setiap insane yang menggapai kerinduan dengan mengejarnya kesana-kemari dengan tekat sederhana mereka menjamu dahaga cinta dengan mengikat senja dalam ruang penuh rindu mereka. Tergambarlah pelabuhan senja di Pelabuhan Tua Singaraja.
Sore ini para pemancing sudah memenuhi tepian pantai, penyandaran perahu para nelayan yang kelelahan di terjang ombak malam tadi. Mereka merasa nyaman pelempar umpan pelet yang telah diracik dengan bumbu khusus untuk memikat gemulainya ikan. Memang jarang sekali terlihat sepi namun keheningan yang timbul dari riuh ombak menghapus keramaian sejenak. Aku memang suka senja di pelabuhan ini. Setiap kali aku mendatangi pelabuhan ini aku merasa hal yang begitu nyaman di dalam sukmaku, walaupun senja ini aku sedang membawa keriuhan hati karena sesosok impian yang telah pergi. Memang beberapa hari ini seakan aku tinggal di pelabuhan senja, karena setiap senjanya tak aku lewatkan sedikitpun untuk apapun itu. Terkadang senja sulit aku temukan, karena senja yang tertutup balutan awan yang mengelilingi pelabuhan. Terdiam terenuh oleh liuknya ombak dangkal yang menemaniku untuk menunggu indahnya senja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PELABUHAN SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang