Hampir seharian ini Tay berkeliling mencari objek untuk kontes fotografi kampusnya. Semua yang dilihatnya membosankan. Ia belum menemukan sesuatu yang menarik untuk difoto.
Pria itu mengembuskan nafasnya kasar. Ini sudah hampir sore tapi ia belum menghasilkan foto yang memenuhi hasratnya.
Sampai matanya tertuju pada seorang pria yang terlihat kebingungan mencari sesuatu. Pria itu terlihat sedang kesusahan mencari sinyal?
Tay dengan sigap mendekatkan kamera kedepan matanya. memfokuskan lensa kameranya, lalu menekan tombol shutter.
Ia tersenyum melihat hasilnya. Padahal foto ini terlihat biasa, tapi kenapa rasanya Tay senang?
Saat mendongakkan kepalanya, pria tadi sudah menghilang entah kemana. Dirinya sedikit kecewa. Padahal masih ingin mengambil foto pria manis itu. Iya, pria tadi sangat manis dimata Tay.
Kulitnya sangat putih. Matanya sipit, tapi menggemaskan. Bibirnya yang merah sudah menjadi perhatian Tay sejak pertama melihat. Pipinya gembul. Tay jadi kepikiran ice bear kesukaan adiknya. Sayang, ia tak sempat memotretnya dari depan.
Tay mengedarkan pandangannya ke penjuru taman. Sedikit kecewa. Pria manis itu benar-benar menghilang. Tay berharap ia dapat bertemu pria itu lagi.
Tay mematikan kameranya, lalu bergegas pulang. Ia akan melanjutkan huntingnya besok setelah kelas paginya selesai.
Aku harap bisa bertemu dia lagi. Batinnya.
.
.
.
Keesokan harinya.
Tay berpamitan dengan teman-temannya tak ikut nonkrong di cafe langganan mereka. Ia tak sabar ingin hunting foto. Sebenarnya, Tay berharap akan bertemu pria itu lagi.
Pria berkulit tan ini berniat mengunjungi tempat yang biasanya ia datangi untuk sekadar menghirup udara segar. Tempat itu banyak ditanami pepohonan. Sebab itu ia sangat menyukainya.
Tay mengedarkan pandangannya ke sekitar, sambil membidik benda menggunakan kameranya.
Tiba-tiba kameranya menangkap sosok yang kemarin menjadi pemenuh hasratnya. Maksudnya, hasrat menemukan objek yang pas untuk kontesnya. Jantungnya berdebar, melihat si manis yang dua hari ini memenuhi pikirannya.Enggan menyia-nyiakan, Tay segera menekan tombol shutter. Akhirnya dapat yang tampak depan walaupun tak begitu jelas. Lagi-lagi dirinya tersenyum melihat hasil jepretannya. Yang sebenarnya membuat Tay tersenyum itu 'si model'. Oh tidak, darahnya berdesir hanya karena melihat pria manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kid In Love | taynew
Fanfiction[ONESHOOT] Kisah klasik jatuh cintanya Tay Tawan si fotografer andalan fakultas ekonomi. Warning bxb! DLDR OKAY!~