.
.
.
.
.
.Seokjin sangat lelah.
Hari ini hari terberatnya. Pertama, dia lupa tempat memarkirkan mobilnya. Kedua, dia membawa terlalu banyak dokumen pendaftaran yang ternyata tidak dipakai. Dia juga hampir terpeleset saat mencari mobilnya. Yang terakhir, dia tersandung dan seluruh dokumennya jatuh tercecer.
Setelah semua itu, pada akhirnya, dia menyetir mobilnya pulang setelah sebelumnya mengisi perut kosongya dengan makanan yang layak. Dia menyamankan diri sambil menyetir. Perjalanan menuju rumahnya kira-kira 30 menit dari restauran, tidak salah jika di menikmati waktu dengan menyanyikan beberapa lagu. Sambil menyanyikan lagu Oasis milik BEAST, pikirannya memproses perkataan pria paruh baya tadi.
"Aku, jadi penyanyi? Oh wow, aku tidak pernah berfikir sampai di sana. Apa aku bisa bernyayi ya?" Dia bertanya pada dirinya sendiri.
Di luar dingin. Sangat jelas. Ini bulan Januari. Musim dingin hampir usai tapi suhu masih sangat dingin. Langit terlihat kelabu, matahari sedang ngambek dan bersembubyi di balik awan hitam, rumput-rumput mati atau tertutup tumpukan salju, orang-orang berjibaku menuju ke tempat kerja mereka dengan baju gelap dan kemalasan mereka. Seokjin di kelilingi hawa dingin dan dia lelah.
Langit terlihat muram. Seperti ingin meyakinkan Seokjin untuk menerima tawaran pria paruh baya itu.
Akhirnya dia sampai di rumah dengan selamat. Dia disambut oleh jjangu seperti biasanya. Anjing itu berlari ke arah Seokjin dengan ekor mungilnya yang mengibas-ibas. Kaki kecilnya bergerak lincah. Jjangu terlihat lucu. Senyum bahagia menghiasi wajah Seokjin.
Sangat jelas Jjangu terlihat semangat melihat seokjin karena anjing itu tidak menyapa Seokjin tadi pagi. Saat anjing mengibaskan ekornya cepat, itu artinya dia bahagia. Seokjin berjongkok lalu mengelus bulu halus Jjangu dengan susah payah karena dokumen-dokumen yang dia bawa.
Setelah mengusap bulu halus Jjangu, dia meletakan dokumennya di meja kaca di ruang tengah. Seokjin melepas mantel hijau tuanya dan menyantolkannya di samping pintu masuk. Jjangu mengikutinya dari belakang. Seokjin duduk di sofa lalu menyalakan tv. Jjangu duduk di pangkuannya dan dia mengelus bulu Jjangu sambil menonton siaran ulang film Fabricated City yang di bintangi Ji Chang Wook. Pemain utama di film itu sangat Seokjin kagumi baik dari segi kepribadiannya dan bakatnya.
Bukan berarti Seokjin adalah anak nakal, Seokjin itu sangat baik hati, seperti itulah dia dilahirkan dan dibesarkan.
Pada akhirnya, tv yang menonton dirinya. Dia tertidur pulas di sofa dengan tv menyala dan Jjangu di pangkuannya.
Setelah membuka matanya, hari sudah gelap. Dia menatap lurus jendela kaca. Matahari hampir tenggelam. Langit jingga hampir menghilang. Seokjin melihat-lihat keadaan sekitarnya.
Seokjin berdiri di tengah-tengah ruang tengah sambil mengamati keadaan sekitar. Bergegas menuju saklar lampu untuk menyalakannya. Dia menuju ke samping pintu masuk karena saklarnya berada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Cinta dan Penghargaan [Love And Appreciate by RosellyJin]
Hayran KurguSatu member harus memohon kepada member lain yang tidak lain adalah produser lagu-lagu mereka agar suaranya dimasukan kedalam lagu baru mereka. Kim Seokjin harus memohon kepada Min Yoongi dan Kim Namjoon untuk bagiannya dalam lagu baru mereka. Betap...