Buku yang hilang

90 11 6
                                    

Setelah usai dari kantin Reina
masuk ke dalam kelas sebab hari ini ada jadwal ujian akhir semester. Reina masih belum menyadari buku yang ada digenggaman tangan mungilnya terlepas begitu saja. Tidak lama Reina duduk tampak terlihat Pak Dodi membuka pintu untuk masuk kelas dan segera duduk.
"Selamat pagi anak-anak" ucap Pak Dodi penuh semangat.
"Selamat pagi Bapak" ujar siswa serentak penuh riuh.
"Ok, hari ini Bapak akan membagikan soal ujian" ujar Bapak sekali lagi.
Ujian pada saat itu berjalan lancar dan kondusif sebab siswa enggan terhadap Pak Dodi yang terkenal sangat kiler. Jika terlihat ada yang mencontek saat ujian akan diberikan sanksi untuk tidak mendapatkan nilai. Ketika itu hanya diberikan waktu 60 menit untuk menjawab semua soal yang diberikan. Namun Reina hanya dalam waktu 25 menit mampu menjawab soal yang lumayan sulit dan segera mengumpulkan kertas soal dan jawaban yang telah terjawab.
"Waaaaah.... hebat sekali Reina sudah selesai menjawab semua pertanyaan" ujar salah seorang siswa penuh takjub.
"Alhamdulillah" ujar Reina singkat.
"Reina, silahkan rapihkan peralatanmu sebab sudah menyelesaikan semua pertanyaan.
"Iya, terima kasih" ujar Reina.
Reina segera pergi meninggalkan kelas dan pulang ke Rumah. Namun seketika Reina teringat dan menyadari buku yang berada digenggaman tangan mungilnya terlepas alias buku itu ternyata hilang. Hati Reina tampak hancur dan tanpa terasa percikan air mata terjatuh sebab, buku itu bukan hanya sekedar buku biasa namun buku itu buku pemberian almarhum Kakeknya yang harus Reina jaga.
Ketika Reina duduk di depan gerbang tiba-tiba Putri menghampiri.
Putri berkata "Reina, kenapa terlihat sedih?" ujar Putri penasaran.
Reina segera memeluk Putri tanpa menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh Putri dan air mata terjatuh begitu saja.
Ketika itu Putri merasa kebingungan namun Putri tidak melepaskan Reina sebab Putri tahu Reina pasti sedang sedih sekali hingga tidak mampu untuk berkata apa-apa dan mencoba menenangkan Reina untuk menghentikan tangisannya. Reina terkenal yang ceria namun ketika rasa sedih semakin menghadang Reina tidak mampu untuk menahan percikan air mata agar tidak terjatuh sebab, Reina juga hanya manusia biasa memiliki hati dan perasaan. Jika terjatuh maka sulit untuk bangkit kembali.
Putri mencoba menenangkan Reina agar tidak menangis lagi dengan mencoba menghibur.
"Reina, pertanyaan dari Pak Dodi sulit sekali!" ujar Putri.
"Iya, sulit, akan tetapi, lebih sulit menghadapi ujian hidup," ujar Reina mencoba mengendalikan hati dan fikiran agar percikan air mata tidak mengalir.
"Aaaaaah.... dasar! Reina, kalo itu curahan hati lebih tepatnya" ujar Putri sedikit menggoda.
"Haaah... curahan hati?" ujar Reina sedikit terperengah.
"Sudah jujur aja Reina belum bisa move on dari Rifki!" ujar Putri penuh gereget.
"Ko malah nyambung ke move on?" ujar Reina.
"Terus apalagi jika bukan tentang move on!" ujar Putri.
"Ini tentang buku yang berjudul move on hilang entah kemana" ujar Reina sedikit sedih.
"Oooh buku itu, iya sudah nanti kita pergi ke toko buku sekarang juga!" ujar Putri penuh semangat.
"Putri, buku itu bukan sembarangan buku yang dapat di beli di toko buku" ujar Reina.
"Ooooh iya sudah, nanti kita cari bersama-sama hingga buku itu ketemu" ujar Putri penuh perhatian.
"Iya, terima kasih," ujar Reina sambil memeluk Putri penuh rasa haru.
Walaupun tidak dapat dipungkiri Reina merasa sedih dada terasa kelu penuh pilu.
*******
Apakah buku yang sangat berarti dalam hidup Reina dapat kembali kepada pelukan?
Apakah buku itu akan menghilang untuk selamanya?
******
Tunggu cerita selanjutnya
***Jangan lupa follow wp : Mela_official

Sun FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang