Chapter 5

1.1K 203 20
                                    

Sebuah mobil SUV berwarna putih terparkir manis di depan rumah sederhana bercat putih tulang yang dihiasi banyak sekali tanaman gantung di depan rumah itu, membuat suasana rumah itu menjadi begitu indah dan asri.

"Rumah lo?" Tanya Zakky pada Summer sambil melihat rumah bercat putih itu.

Summer menggumam pelan, mengiyakan pertanyaan Zakky barusan.

"Yuk turun," ajak Summer ramah dan dengan hati-hati merubah posisi Asher yang tertidur pulas di pangkuannya.

Zakky turun dari mobil terlebih dahulu dan berinisiatif membukakan pintu mobil untuk Summer agar perempuan itu bisa dengan mudah turun dari mobilnya yang sedikit tinggi.

"Kenapa?" Tanya Zakky ketika membuka pintu mobil dan melihat Summer yang masih berusaha membuka seat belt yang digunakannya.

"Ini kok agak susah ya," jawab Summer yang masih berusaha untuk melepas seat belt itu dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya menyangga kepala Asher yang tertidur pulas.

"Coba sini," Zakky membantu Summer untuk membuka seat belt itu.

Napas Summer seakan berhenti seketika saat Zakky tiba-tiba saja mendekatkan dirinya ke depan tubuh Summer untuk membantu dirinya membukakan seat belt. Aroma tubuh Zakky yang maskulin menyeruak masuk ke dalam indera penciuman Summer tanpa permisi namun tetap menyapa dengan sopan.

Summer secara tak sadar mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Asher yang masih tertidur di pangkuannya. Perempuan itu membuang pandangannya ke sembarang arah, karena sekarang tubuh lelaki itu sangatlah dekat dengan wajah Summer. Jantung Summer tiba-tiba berdetak tak karuan karena perlakuan Zakky yang tiba-tiba seperti itu. Tapi, perempuan itu tidak mau mengambil pusing tentang tindakan Zakky barusan, ia menganggap itu karena memang hanya Zakky yang bisa membuka seatbelt-nya karena itu mobilnya.

KLEK

"Udah," ucap Zakky lega.

"Sorry ya, kayaknya seat belt yang ini rusak," kata Zakky dengan nada bersalah.

"Nggak apa-apa, santai aja," ucap Summer menanggapi sambil tersenyum. Walaupun sebenarnya ia juga berusaha sekuat tenaga agar tidak terlihat gugup.

Summer pun dengan hati-hati turun dari mobil agar Asher tidak terbangun dari tidurnya.

"Nana juga tidur, biar gue yang gendong dia nanti," kata Zakky dan Summer menganggukkan kepalanya.

"Makasih ya, Zack," ucap Summer tulus.

Summer pun berjalan menuju pagar rumahnya dan membuka pagar itu pelan.
"Assalamualaikum," sapa Summer ketika melihat ibunya sedang menyapu teras depan rumahnya.

"Waalaikumsalam," jawab ibunda Summer ramah.

"Siapa itu, Ame?" Tanya Nyonya Weny ketika melihat anak laki-laki yang digendong Summer.

"Oh, ini Asher, temannya Nana,"

"Siang tante," sapa laki-laki yang berdiri di belakang Summer dan sedang menggendong perempuan kecil ditubuh sebelah kanannya.

Nyonya Weny mengalihkan pandangannya ke sapaan laki-laki itu. Ekspresi wajah ibu Summer terlihat bertanya-tanya ketika melihat kedatangan Zakky ke rumah Summer.

"Saya Zakky, tante,"
 
"Temennya Ame, omnya Asher juga," sapa Zakky ramah sambil berjalan lalu menyalami tangan Nyonya Weny.

Nyonya Weny pun tersenyum ramah menanggapi perkenalan yang baru saja Zakky lakukan.

"Weny, mamahnya Summer," kata Nyonya Weny yang juga meperkenalkan diri dengan ramah.

"Yuk, masuk Zakky," ajak Nyonya Weny.

SUMMERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang