"ini sudah malam,apa kau masih tidak ingin berbicara denganku"tanya reza gusar memasuki ruang menatap punggung adiknya
"mengapa kau berbohong?"tanya sya tampa menoleh reza dibelakangnya yang berdiri termenung
"aku hanya tidak ingin kau menetap disini lebih lama,menghabiskan waktu dalam perkelahian berdua bersamamu disana lebih nyaman ketimbang disini bersama ibu kandungku sendiri"
"mengapa?"tanya sya gantung,reza yang mendengar mengerutkan kening tidak mengerti arah pembicaraan yang diajukan adiknya
"mengapa kau membenci ibumu sendiri?"tanya sya membalikan badan menatap kearah reza yang membeku
"mengapa aku harus menjawab pertanyaanmu sya?"tanya reza kembali
"untuk menjelaskan kepadaku,dan mungkin saja permintaan maafmu akan diterima"jawab sya tersenyum tipis
"aku lebih senang jika kau bersedia pulang saatku menjawabnya?"tawar reza yang tidak ingin rugi sedikitpun
"baiklah,penerbangan malam,bagaimana?"tanya sya yang berusaha membuat kesepakatan bersama kakaknya
"baiklah"jawab reza tenang menarik kursi disamping sya yang tengah berbaring,hembusan nafas beratnya terdengar hingga bibir itu mulai terangkat dan berbicara"ayah menikah dua kali kala itu dan ayah begitu menginginkan gadis perempuan namun ibu melahirkan bayi laki laki dan ia membenci diriku,aku anak kandungnya namun diriku tidak membawa keuntungan apapun untuknya,lalu ayah kembali jatuh cinta dengan seorang yang sering ku panggil bunda lucunya orang yang begitu ingin aku benci ternyata adalah orang yang begitu menyayangiku ketimbang ibuku sendiri,kau adalah gadis manis sya aku tidak dapat membencimu kebaikan yang kau bawa kekeluarga ini membuatku luluh dan jatuh cinta setiap melihat tawamu,namun ibu begitu membencimu karna dirimu ia tidak mendapatkan hak yang seharusnya menjadi miliknya ia ingin memeliki segalanya yang kini malah dimiliki bunda.harta dan keluarga,hingga tiba saat itu bunda meninggal begitu cepat kau menangis sejadi-jadinya entah berapa kali kau pingsan dalam tangis dan tak makan berhari-hari semuanya begitu tersiksa melihat kau menderita begitu.kemudian ayah menyusul ibu begitu saja kau begitu tertekan hingga kau jatuh koma saat itu,hanya oma yang tersisa ia begitu menyayangimu begitupun ibu yang berhasil mengambil hatimu saat kau terbangun tampa kau tau apa saja yang telat ibu lakukan dibelakangmu dahulu,saat bunda masih hidup ia tak sebaik itu padamu namun aku tidak dapat menghentikannya sebuah tawa itu saat kau dipangkuannya begitu indah membuatku jatuh cinta begitu saja dan sialnya ibu begitu pintar menjalankan rencananya,aku berusaha melindungi dirimu sya yang bahkan dirimu saja tidak mengerti atau bahkan tidak peduli namun ia tidaklah baik ada sesuatu yang ia incar darimu yang bahkan aku belum tau namun ia tidaklah baik"ucap reza memberat "ia tidak pernah menyayangimu dengan tulus sya,ia hanya menginginkan sesuatu darimu saat itu oma"
"kumohon kak,hentikan.aku tidak paham namun aku tidak ingin mendengarnya lagi kurasa ini terlalu berat"ucap sya mengalihkan pandangannya.
"maafkan aku,aku tau kau tidak menyukaiku saat aku menjelekkan nama ibu"lirih reza pelan"aku tidak memaksamu untuk membencinya aku hanya ingin melindungimu"senyum reza tulus
"bisakah aku tidur disampingmu malam ini?"tanya reza lirih"aku ingin bersama adikku"ucapnya tersenyum lembut,aku yang melihat senyumnya tidak tahan air mataku kembali mengalir"sya?"panggil reza menatapku dalam entahlah tubuhku begerak begitu saja kedekapannya
"maafkan aku sayang"ucap reza,aku hanya dapat menangis bagaimana bisa ia meragukan kasih sayang kakaknya yang begitu tulus ini*****
seharusnya aku menolak permintaan ia tadi,tubuhnya yang memelukku seperti ini membuatku sedikit sulit bergerak dan tangannya yang berada didepan dadaku sedikit membuatku tidak nyaman dan sialnya setiapku bergerak tonjolan itu akan terasa menusuk
"damn it!"
"tasya bisakah kau diam?"ucap reza yang sedikit terganggu setiap kali tasya bergerak.
"kau bangun?,kak bisakah kau sedikit menjauh"ucapku membalikkan badan menghadapnya namun sialnya ternyata ini semakin dekat'oh fuck'kasur pasien memang tidak pantas ditiduri untuk dua orang
"ahh kak,ini begitu"ucapku sedikit gagu dan apa apaan pipi ini
"mengapa ekspresimu seperti itu?"tanya reza tajam
"tentu,tentu saja bukan,ini sedikit tidak nyaman kau tau setelah kejadian saat itu maksudku..hah apa..bukan maksud aku bukan saat dikamar mandi..hahaha..sudahlah lupakan"ucap sya kaku membalikkan badan kembali tidak ingin menatap wajah kakaknya, reza yang mendengarnya hanya dapat tersenyum lebar tampa beriming iming tubuhnya kembali memeluk sya dari belakang"posisi ini sangat nyaman bukan?"tanya reza pelan dengan suara seraknya ditelinga sya
"kakak...khhh ku mohon jangan seperti ini.."ucap sya terbata bata
"mengapa sya,kau takut apa?"tanya reza pelan ditelinga sya,pipi sya yang semakin memerah,benda dibawah sana juga semakin terasa
"kak,aku wanita jadi jangan seperti ini"lirih sya pelan
"dan aku pria sya"jawab reza membelai belakang rambut adiknya yang sedang memejamkan mata menikmati sentuhan tersebut.
suasana malam dengan remangnya lampu serta suhu yang sedikit sejuk membuat suasana ini semakin menjadi entah bagaimana ia bisa seliar ini pada adiknya dan bagaimana adiknya yang kini tanpa sadar seperti gadis dewasa yang menangani serangan darinya,bibirnya,dadanya,bokongnya rasanya semuanya begitu pas ditanganya hingga rintihan itu keluar dari bibir merah adiknya dengan darah yang sedikit menetes dibawah sana
"ahhh...sstttsss"
"apa yang telah kita lakukan kak?"ucap tasya yang seolah olah tersadar akan betapa gila hawa nafsunyanya sendiri
"aku tidak dapat menghentikannya,maafkan aku"lirih reza,malam itupun berlalu dengan suara sahut menyahut dari kedua mulut mereka sedangkan disisi lain seorang wanita paruh baya mendengar mereka dari balik pintu
"bagaimana bisa kau mengendalikan dirinya begitu mudah"ucap wanita paruh baya dengan jari jari kubu kukunya yg mulai memutih ia genggam"sangat mnjijikan sekali mendengar suara anak kandungku sendiri bersama anak buangan,ugh"
****
\( ̄▽ ̄;)/
Note:taburkan bintang dan komen seusai membaca
KAMU SEDANG MEMBACA
The Silent Brother
RomanceKonten dewasa21+ (Tasya) "siapa aku?" "dari mana aku berasal" "tak ada hal yang dapat ku ingat,semuanya sulit untuk kuterima sekarang dimana kondisiku telah berbadan dua beriring dengan kehancuran yang perlahan datang" (Reza) "Aku tak akan membiarka...