Matahari pagi datang menyapa, Kedua insan tersebut masih bergulung dengan satu selimut tebal yang sama. Namun sedikit ada pergerakan dari sang lelaki saat alarm pada ponselnya berbunyi menandakan sudah jam delapan pagi.
"Eung..." Lenguhnya pelan saat merasa tubuh sedikit pegal. Namun tak berapa lama dirinya tersenyum sembari menatap sang perempuan yang masih membenamkan wajahnya pada bantal, perempuan tersebut tidur tengkurap.
Ia mengelus punggung polos sang perempuan, memberi isyarat secara tidak langsung supaya Arcadia bangun.
Mereka harus bergegas ke Paseo del Generalife, tepatnya salah satu kawasan yang hanya terdapat beberapa rumah mewah di daerah sana.
"Hai, Good morning." Satu kecupan pada punggung, perempuan itu anggap sebagai sambutan selamat pagi dari sang laki-laki.
Masih dengan mata yang merasa silau akibat sinar matahari yang mulai masuk lewat celah jendela, "Morning." Arcadia tak berminat membalas ciuman pada punggungnya dan segera bergegas turun dari ranjang menuju kamar mandi dengan keadaan telanjang.
Gabriel menggelengkan kepalanya berulang kali melihat tingkat Arcadia yang menurutnya menggemaskan. Arcadia bagai anak perempuan kecil yang baru saja menginjak masa pubertas bagi Gabriel.
Swing mood Arcadia adalah penyebabnya.
Sembari menunggu Arcadia menyelesaikan mandinya. Gabriel beranjak dari ranjang dan memakai boxer miliknya. Memunguti kain yang semalam ia lempar asal lalu memasukkannya ke dalam plastik berlabel laundry.
Gabriel mengecek ponselnya dan menemukan beberapa missed call serta banyak pesan tidak penting dari para wanita di luaran sana yang sibuk mengganggunya.
From Arne:
Saya sudah mengatur ulang jadwal anda untuk satu minggu ke depan herr. *her = tuan*Namanya Arne, sekertaris Gabriel yang sudah berkerja dengannya lebih dari tiga tahun terakhir.
To Arne:
Danke Arne. Carikan aku dua tiket pulang ke Berlin, empat hari lagi.From Arne:
Guter herr. ((baik tuan))Tidak memerlukan waktu lama bagi Arne untuk membalas pesan dari atasannya tersebut.
Kembali sibuk, Gabriel memilih mempelajari serta menandatangani beberapa file pula lewat ponselnya.
Tak sadar Arcadia sudah selesai dengan mandinya, perempuan itu lantars memilih menuju koper miliknya. Membongkar lalu memilih beberapa baju yang pantas ia pakai saat bertemu dengan orang tua sahabatnya.
Gabriel yang merasakan ada kecupan pada pipi kanannya mendadak memberhentikan aktifitas.
Setelahnya lelaki tersebut memilih mandi sedangkan Arcadia berkutat pada dapur mini yang berada di sana untuk menyiapkan sandwich.