Denger Chaewon demam Changbin buru buru ke rumah Chaewon, nggak lupa dia bawain cake strawberry kesukaan Chaewon.
Ngerasa bersalah dong dia, karena yang bikin Chaewon sakit.
Pertemuan mereka di taman emang nggak jadi, tapi Changbin masih bisa ketemu Chaewon di rumahnya.
"Sendirian Chae?"
"Iya."
"Udah mendingan?"
"Udah dong, kan aku kuat kak. Cuma hujan doang."
"Apanya yang kuat? Kuat tuh kalo kena hujan nggak langsung sakit."
"Beda arti ya bagi Chaewon."
"Iya iya, udah makan?"
"Udah, Yujin dateng ke sini sama Minjoo tadi."
Changbin ngecek suhu tubuh badan Chaewon, Chaewon yang kaget reflek geplak tangannya Changbin. Dan bikin Changbin meringis kesakitan.
"Kalo mau geplak ngomong dulu kek. Gatau apa tabokan lo tuh sakit." kata Changbin ngusap tangannya.
"Ehhh maaf kak maaf, habisnya reflek sih. Ya mana aku tau."
"Hadehhhh untung aja ni tangan kaga kenapa napa, lagian masih sakit juga tabokannya masih bisa sekenceng itu."
"Ya namanya juga cewe."
"Hubungannya apaan?"
"Ga ada, kayak kita."
Jlebbb...
Oke Chaewon kata katamu bikin Changbin diem seketika.
Chaewon tuh gampang bosen, apalagi kalo sakit gini. Makannya dia ngajak Changbin jalan ke taman deket rumahnya.
Sebenernya Changbin udah nolak, yakali masih sakit keluar rumah. Kan seharusnya istirahat dulu, kalo udah mendingan baru keluar. Nah Chaewon?
Badan masih panas ngajakin keluar.
Tapi mau ga mau Changbin nurutin kemauan Chaewon. Setelah sampai mereka duduk di bangku putih deket air mancur.
"Kak masih inget nggak dulu kita sering main air disini?" tanya Chaewon.
Changbin senyum, "Ingetlah, sampe di marahin bapak bapak karena main air."
"Iya terus bukannya minta maaf kita malah langsung kabur." Chaewon terkekeh, mengingat kejadian itu.
"Pulang pulang kamu di marahin sama Bunda kamu, main air sore sore." reflek Changbin mengacak surai Chaewon gemas.
Entah kenapa inget kejadian itu, Changbin langsung jadi soft.
"Ihhh kak jangan di acak acak! Nanti berantakan!" protes Chaewon.
"Yaudah sini gue rapiin." Changbin menata rambut Chaewon agar terlihat lebih rapi lagi.
Dari dulu, afeksi yang di dapatkan oleh Chaewon dari Changbin adalah usakan kepala. Entah itu di acak acak, atau di elus dengan lembut.
"Kak mau es krim." kata Chaewon.
"Nggak! Nggak boleh! Masih sakit, nggak usah."
"Kak please."
"Enggak ya enggak Chae."
"Yaudah permen kapas aja deh."
Changbin nggak jawab, Chaewon ngerengek minta permen kapas.
"Kakkkkk please~ Kan nggak boleh es krim, berati boleh dong permen kapas?" kata Chaewon dengan nada bertanya.
"Huftt, iya." final Changbin.
"Yeayyy! Kakak baik, makasih kak."
Chaewon berjalan mendului Changbin yang sedang tersenyum melihat tingkah kekanakannya.
Lucu, Chaewon dimata Changbin itu lucu. Dan selalu begitu.
Mereka akhirnya dapet pedagang yang jualan permen kapas, nggak jauh dari tempat tadi.
"Ehh Chaewon, masih sama Changbin?" tanya bapak penjual itu.
Chaewon sama Changbin sama sama kaget, ternyata bapak ini masih inget mereka berdua. Iya mereka ini langganan permen kapas dari bapak ini, dan Chaewon selalu pesan yang berbentuk hati dan meminta warna yang aneh aneh.
Mint, Chaewon selalu pengen warna itu tiap kali mereka beli permen kapas.
"Hngg, udah enggak pak." balas Chaewon.
"Wah sayang ya neng, padahal serasi banget. Saya mah berharapnya bisa sampai jenjang pernikahan." kata bapak penjual itu.
"Ya mungkin belum jodohnya kali pak." sahut Changbin.
"Iya kali ya, nahh ini neng permen kapas warna mint kayak biasanya, di bentuk love. Kayak pesenannya dulu." bapak penjual itu menyodorkan permen kapas berbentuk hati berwarna mint.
"Makasih ya pak." kata Chaewon antusias nerima permen kapasnya.
"Berapa pak?" tanya Changbin.
"Ga usah den, gratis." balas bapak itu.
"Kok gratis sih pak? Ya ga bisa gitu dong." protes Chaewon.
"Gapapa, itu tanda senang saya karena kalian berdua bisa beli permen kapas lagi, ditempat saya setelah lima tahun." kata bapak penjualnya.
"Bapak mah ngingetin kejadian lima tahun yang lalu." celetuk Chaewon.
"Hahaha, iya anggap aja kalian masih murid SMA yang pengen beli permen kapas tapi lagi nggak ada uang. Akhirnya minta gratisan ke saya."
"Idih si bapak malah di ingetin."
Si bapak ketawa, Chaewon juga ketawa, Changbin terkekeh kecil. Mereka langsung flashback ke-kejadian lima tahun yang lalu, sewaktu mereka masih duduk di bangku SMA kelas 3. Menjadi pelajar yang super sibuk, dan stress stressnya.
Sampai akhirnya Chaewon pengen banget beli permen kapas, tapi mereka lagi nggak punya uang. Dan merengek pada si bapak penjual ini untuk mengratiskan permen kapasnya. Akhirnya karena kasian, si bapak mengratiskan untuk mereka. Dengan syarat mereka bisa bersama dan bahagia untuk selamanya.
Mungkin yang terkabulkan dari doa si bapak hanya kebahagiaannya saja. Karena kini, Changbin dan Chaewon tidak lagi bersama kan?
Maafin kalo gaje, aku tau ini fail astaga 😔✌️
—Nay🌻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! Hello ✓
Fanfic❝Musim gugur tahun ke enam.❞ 서창빈┆ft. Kim Chaewon. status: completed 『 Seo Changbin Fanfiction © svnsky 』