08

1K 113 1
                                    

Natalia baru saja menginjakkan kakinya di kos. Dia berjalan mendekati Shani yang sedang menonton film kartun kesukaannya dan duduk di samping Shani yang tidak menyadari kehadirannya.

Hey Tayo, Hey Tayo
Dia bis kecil ramah.
Melaju, melambat
Tayo selalu senang.

Shani bersenandung mengikuti opening dari kartun kesukaannya, Tayo. Wajahnya tampak begitu berseri. Entah setan apa yang merasukinya hingga dia bisa merasa senang hari ini.

"Shan," Shani tersentak, lalu membuang pandangannya pada Natalia yang telah duduk di sebelahnya.

"Ada apa, Nat?" Tanyanya.

"Gue heran sama lo. Udah gede masih aja nonton kartun." Natalia menjeda kalimatnya, "Nontonnya Tayo lagi."

Shani terkekeh, "Bodo amat, Nat. Yang penting entar malam, gue ga mau ngelewatin sinetronnya Viny."

Natalia memutar malas bola matanya dengan jawaban balasan dari Shani. Sungguh, dia tidak mengerti dengan kelakuan Shani yang meski sudah memasuki jenjang kuliah, tapi dia masih menyukai kartun Tayo. Padahal kartun itu adalah tontonan anak-anak.

"Shan, jalan-jalan yuk?" Ajak Natalia.

Mendengar ajakan Natalia, membuat Shani seketika bersemangat. Dia ingin sekali menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan mencuci matanya. Timbang dia juga bosan di kos terus.

"Ya udah, lo tunggu di sini. Biar gue siap-siap dulu." Balas Shani yang langsung segera beranjak ke kamarnya.

Natalia menghela nafasnya dan mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat ada sebuah pesan yang masuk ke dalam ponselnya.

"Nomor ga dikenal?" Gumamnya. "Siapa ya?"

Natalia pun membuka pesan tersebut dengan segera. Matanya berbinar saat dia tahu siapa pengirim pesan pendek tersebut. Tubuhnya membeku seketika membaca pesan tersebut.

"K-kak Viny chat gue? Padahal gue cuma iseng nulis nomor Whatsapp gue tadi." Gumamnya dengan suara yang keras tanpa sadar.

Baru saja hendak membalas pesan dari Viny, Natalia dikejutkan dengan tepukan di pundaknya. Dengan cepat, dia menutup laman chatnya dengan Viny kemudian mengunci ponselnya. Setelah itu, dia berbalik menghadap Shani yang telah siap dengan dandanan naturalnya.

"Kenapa lo tadi? Kayak girang amat." Tanya Shani.

Natalia menggeleng, "Bukan apa-apa. Ya udah, ayo kita berangkat."

Shani mengerutkan keningnya ketika merasa ada yang aneh dengan kelakuan sahabatnya ini.

***

Sementara itu....

Viny dan Acha baru saja keluar dari gedung Production House milik Yona. Acha tampak bernafas lega karena Viny pandai mengambil alasan tadi. Jadi, Yona juga tidak bisa marah kepada Viny karena membatalkan semua jadwalnya secara mendadak.

"Ga usah tegang gitu ah!" Cibir Viny.

Acha menatap Viny sinis, "Lo bisa bikin kita berdua diberhentikan dari dunia entertainment!"

Viny tersenyum simpul, kemudian menatap Acha, "Ga akan. Lo percaya aja sama gue."

Acha menghela nafasnya, "Iya. Gue percaya sama lo. Awas aja lo bikin kesalahan fatal."

Viny terkekeh pelan, kemudian masuk ke dalam mobilnya diikuti oleh Acha. Seperti biasa, Acha yang menyetiri mobil Viny.

"Kita singgah ke toko kue dulu sebelum pulang ke apartemen." Perintah Viny yang hanya dibalas anggukan oleh Acha.

Flower of Love(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang