Disc@MK
Warning@typo,occ,dllBukan Hinata jika keinginannya tidak terpenuhi. Gadis kecil yang memiliki pesona hingga menarik si bungsu Sabuku.
.
.
.Sudah lima belas kali Hinata menghubungi tunangannya. Hinata meletakkan ponselnya seraya memandanginya.
Sakura menatap jengah pada sahabatnya itu. "Hey sampai ponsel mu lowbet, Si Sabaku tidak akan membalas pesanmu". Sakura meletakkan buku biologinya.
"Dua hari tiga malam dia tak membalas pesan atau menghubungiku". Hinata menelungkup kan kepalanya menahan air matanya.
"Mengertilah, dia pria dewasa yang memiliki dunia berbeda dengan kita, mungkin dia sibuk dengan skripsinya, atau pekerjaannya di kantor pusat, kau kan tahu dia bukan remaja seperti kita lagi". Sakura mengelus pundak kecil sahabatnya, perlahan Sakura merasakan getaran. Hinata telah menangis .
"A-aku ti-tidak ma-mau Ga-gara -kun memutuskanku". Tangisan keras terdengar dan Sakura menghela nafasnya lagi. Tenten yang baru tiba hanya berdecak kesal.
" Mungkin dia bosan dengan tingkah tidak dewasamu, itu resiko memiliki belahan jiwa beda generasi seharusnya kau sudah tahu sejak awal". Tenten duduk. "Mungkin saja si setan merahmu sedang bercinta dengan gadis lain, gadis yang bisa menghangatkan ranjangnya, bukan gadis remaja yang hanya tahu rasa ice cream". Tenten memanasi.
Hinata yang mendengarnya seketika menangis lebih keras. Sakura melempar Tenten dengan buku dan gadis bercepol dua itu tertawa keras. Sakura tidak habis pikir telah menghabiskan empat tahun bersama mahkluk menyebalkan seperti mereka berdua.
Asmara tidak mengenal usia tapi jika begini ceritanya, memiliki seorang kekasih yang seumuran bukanlah ide buruk. 'batin sakura dalam hati'.
TBC