Dirinya mengetahui.
Iya.
Kalau dirinya tidak pernah diinginkan.
Berawal dari iseng bermain ke dapur malam-malam, mendengar pembicaraan para pelayan itu. Menyebut namanya dengan ekspresi tak terbacakan.
"Kasian yaa anak itu"
"Tuan dan Nyonya berpikir hanya mempunyai dua orang anak, padahal ada satu anak kandungnya yang sedang terabaikan"