21. Kunjungan

8.5K 1.6K 100
                                    

Mana yang katanya kangen?

Enjoy!

__



"Kamu.. nangis berapa jam?"

Jaehyun terkejut bukan main melihat mata Jiyeon yang super sembab saat menjemputnya di rumah. Pagi itu mereka memang berencana untuk memindahkan beberapa koper Jiyeon ke rumah yang baru.

"Hng.." Jiyeon menggeleng lalu melengos masuk kedalam rumah. Suasana masih sangat sepi. Padahal biasanya jam sembilan seperti ini bunda sudah sibuk mengurusi urusan rumah.

"Bunda mana?"

Suara bersitan ingus terdengar. "Masih tidur kali. Pusing habis nangis semaleman."

Suara gadis itu terdengar parau, seperti orang yang terkenal flu berat. Hidungnya juga masih tampak swollen parah. Begitu memasuki kamar, Jaehyun meraih pergelangan tangan sang istri dan memaksanya untuk berbalik.

"Apa?" tanya Jiyeon dengan nada merajuk saat Jaehyun masih menatapnya lama.

Lelaki itu tidak menjawab apapun. Ia hanya menarik Jiyeon lembut kedalam pelukannya dan mengusap pundaknya menenangkan.

"Jadi?"

Jiyeon mengangguk. "Udah."

"Good. Gimana rasanya?"

Jiyeon menggeleng. "Ngga tau. Kacau. Aku sedih." Jiyeon merengek pelan. "Gara-gara mas nih!" ujarnya memukul dada Jaehyun kemudian.

Jaehyun hanya meringis kecil dan tersenyum. "Tapi udah legaan kan setelah tau gimana perasaan ayah sama bunda?"

Jiyeon tidak mengelak. Ia memang merasa jauh lebih baik setelah mengetahui perasaan kedua orang tuanya. Jiyeon jadi mengerti dan setidaknya tidak salah langkah dalam menghadapi ayah dan bunda. Ketiganya bercerita panjang lebar semalam suntuk, tak lagi memperdulikan film yang masih berjalan dan camilan yang mulai mendingin diatas meja.

"Nangis berapa jam?" tanya Jaehyun ulang.

"Sampai subuh. Dipeluk bunda."

Jaehyun terdiam sebentar. Ia bergerak memberi jarak diantara keduanya. Mata hazel miliknya tampak begitu tegas menyelami manik Jiyeon. Bibirnya tersenyum. Binar matanya begitu teduh.

"Habis ini, kalau kamu nangis, kamu punya aku yang bakalan meluk kamu semalam suntuk." Jaehyun merangkup wajah sang istri dengan sebelah tangan. Mengusap pipinya lembut. "Inget, kamu nggak kehilangan apapun. Justru, ada satu lagi jiwa yang sayang kamu utuh dan apa adanya. Jangan sedih lagi, ya."

Jiyeon diam. Seluruh tubuhnya terasa bergetar karena merasa begitu dicintai. Lalu mengangguk.



__



Ting Tong!

Jiyeon menoleh, mendapati Jaehyun masih sibuk mengangkat sofa untuk diletakkan disudut kamar saat ia sendiri masih menata baju keduanya didalam lemari.

"Nggak dibukain pintunya?"

Mata Jiyeon tampak bingung. "Kok udah ada tamu? Kita aja belum pindahan."

Jaehyun hanya tersenyum tipis dan mengedik pelan meminta Jiyeon turun dengan gerakan kepala. Jiyeon kemudian turun dari lantai dua, berjalan menuju pintu. Lalu terkejut bukan main saat menemukan Mark Lee berdiri didepannya dengan senyum penuh deretan giginya yang menggemaskan namun menggelikan dalam waktu yang bersamaan.

"Tau alamat gue darimana lo?" hardik Jiyeon panik.

"Miss you too, sayang. Bisa nggak ini gue disuruh masuk dulu?"

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang