24. Day One

9.3K 1.3K 116
                                    

Been so long, yorobun!

Enjoy!



__



Ada banyak sekali yang berubah semenjak keduanya memutuskan untuk tinggal bersama. Pertama, aroma kamar yang selalu Jaehyun hirup selama ini berubah drastis. Jaehyun yang terbiasa dengan aroma musk dan pinus pagi itu dikejutkan dengan aroma lembut vanilla bercampur mint.

Jaehyun mengerjap bingung. Tubuhnya berguling kesamping membelakangi bias cahaya matahari yang mengintip masuk kedalam kamar lewat jendela kaca dengan gorden berwarna coklat muda yang sudah tersibak.

Lelaki itu berakhir tertelungkup di atas ranjang, lalu lamat-lamat mengumpulkan nyawa hingga lima menit setelahnya ia mengangkat wajah. Dua bola matanya mengerjap beberapa kali menikmati suasana baru yang terasa asing namun menyenangkan, sebelum tawa dengan suara serak khas bangun tidur seorang lelaki nya terdengar.

Jaehyun menenggelamkan kembali wajahnya ke dalam bantal untuk terakhir kalinya lalu beranjak menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya agar lebih segar. Bayang-bayang hari pertama setelah tinggal bersama Jiyeon membuat senyumnya tidak dapat luntur. Terlebih saat mengulang kembali betapa nyenyak tidurnya semalam suntuk, menikmati hangatnya Jiyeon dalam pelukan.

Ia berjalan keluar sambil mengeringkan wajah dengan dengan handuk. Hari sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Mereka memang memutuskan untuk pindah di akhir pekan agar dapat menikmati waktu lebih banyak untuk beristirahat.

Aroma pancake yang sedap menarik perhatian Jaehyun. Lelaki itu menyampirkan handuknya di kursi rias lalu berjalan menuju dapur. Menatap dengan mata berbinar bahagia sosok Jiyeon yang sudah berlalu lalang di dapur rumah.

Senyum di bibir Jaehyun benar-benar tidak dapat luntur sama sekali. Melihat Jiyeon yang masih menggunakan piyama tidur dengan rambut panjangnya yang sebagian terikat dan sebagiannya lagi terurai, berjalan dengan kaki telanjang menyentuh ini itu di dapur dengan jemarinya yang cekatan.

Rasa bahagia itu menyelinap begitu saja tanpa dipinta kedalam dadanya. Sudah lama sekali rasanya Jaehyun membayangkan paginya seindah ini, meski hanya menatap sang istri yang sudah sibuk sendiri menjalankan kewajibannya di pagi buta.

Cukup lama ia bersandar di pintu masuk dapur sambil melipat tangan di dada sebelum Jaehyun memutuskan untuk mendekat lalu mengecup pipi Jiyeon lembut.

"Good morning." Sapanya masih dengan suara khas bangun tidur.

Jiyeon yang semula baru saja membalik pancake terkejut bukan main. Ia sempat mematung, padahal Jaehyun tidak melakukan apapun selain mengecupnya karena lelaki itu segera berjalan menuju meja makan, meninggalkan Jiyeon di depan kompor.

Padahal pula, itu bukan ciuman pertama keduanya. Dan, itu bukan ciuman, itu hanya sebuah kecupan singkat. Namun mendapatkannya di pagi hari bersama ucapan selamat pagi dari sosok sang suami membuat dada Jiyeon berdebar kencang tidak karuan.

Jiyeon buru-buru tersadar setelahnya. Ia meraih gelas dari kabinet, mengisinya dengan air hangat lalu memberikannya pada Jaehyun.

"Makasih sayang."

Senyum canggung Jiyeon membuat Jaehyun tidak dapat lebih bahagia lagi. Ia mengerti, sangat mengerti bagaimana gugupnya perasaan sang istri. Tapi Jiyeon tidak merasakannya sendirian, Jaehyun hanya lebih pandai menyembunyikan kegugupannya di balik ekspresi tenang yang ia miliki.

Padahal didalam dadanya kini tengah terjadi badai kencang. Memporak porandakan kewarasan Jaehyun dalam diam.

Akan menjadi sebuah kebohongan besar jika Jaehyun mengaku tidak merasakan kecanggungan itu. Semenjak mereka tinggal berdua saja, selepas makan malam semalam Jaehyun pun merasa dadanya berdebar tidak teratur. 

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang