25. Blessed

8.3K 1.3K 35
                                    

Hello again^^

Enjoy!



__



Jaehyun tau memutuskan untuk tinggal bersama berarti ia sepakat dengan resiko mengenal baik dan burukunya Jiyeon lebih cepat dari yang pernah ia duga. Tapi Jaehyun tidak masalah. Toh menurutnya, lebih cepat lebih baik. karena dengan begitu Jaehyun bisa memahami sang istri lebih dari siapapun.

Tapi memahami sesuatu, apalagi seseorang, tidak pernah semudah mengucapkannya. Minggu pertama menjadi hari-hari Jaehyun memulai eksplorasinya terhadap sikap Jiyeon.

Semenjak pertama kali Jiyeon berteriak dari lantai dua rumah mereka perihal handuk, Jaehyun tidak lagi pernah menggantung sembarangan handuk di dalam kamar. Jaehyun juga jadi mengerti jika istrinya adalah tipikal yang bersih dan sangat rapi. Bukan berarti Jaehyun jorok dan berantakan. Tapi perihal handuk, mereka memang berbeda pendapat.

Menurut Jaehyun menggantung handuk di kursi adalah hal yang wajar. Tapi Jiyeon tidak menerima pendapat seperti itu. Menurutnya justru handuk lembab tidak baik jika diletakkan di dalam kamar. Bisa memicu jamur dan merusak udara kamar.

Jiyeon seringkali mengomel panjang jika Jaehyun sudah melupakan di mana ia meletakkan handuknya. Jadi empat hari setelah diomeli, lelaki itu mulai menggantung handuk ditempat yang sebenarnya. Hingga sehari yang lalu ia kembali lupa dan mendapat omelan panjang dari Jiyeon.

Pagi ini Jiyeon kembali menggerutu perihal handuk. Meski setelah Jaehyun berjalan menuju kamar Jiyeon sudah selesai meletakkan kembali handuk lelaki itu pada tempatnya, mood Jiyeon itu jadi buruk dan Jaehyun menyadarinya dengan cepat.

Jaehyun melirik Jiyeon yang berjalan di depannya dengan bibir mengerucut. Kekesalan perihal handuk pagi ini masih membuat gadis itu mogok bicara pada Jaehyun. Padahal mereka sudah berbaikan.

"Masih ngambek aja.."

Jaehyun menangkap pergelangan tangan Jiyeon, menahannya untuk pergi. Mereka sedang menonton bersama, tapi sekalipun Jiyeon belum bersuara semenjak mengomel panjang pada sang suami.

"Enggak tuh."

Jiyeon menjawab dengan nada merajuk. Jika bukan karena istrinya terlalu menggemaskan, Jaehyun mungkin sudah akan kembali mendebatnya. Tapi ia justru membiarkan Jiyeon berjalan menuju dapur.

"Mas, ice cream nya manaaa?"

Tak lama kemudian suara Jiyeon menggema. Jaehyun menoleh dan menatap bibir cemberut sang istri dari sofa di ruang keluarga. Gadis itu berdiri usai mengacak-acak isi kulkas dan tidak menemukan yang ia cari.

"Kan kemarin malem diabisin buat nonton Game of Thrones." Jawab Jaehyun dari jauh.

"Beneran habis?"

"Iya sayaaang."

Usai itu Jiyeon tidak lagi bersuara. Jaehyun jadi sangsi. Pasalnya gadis itu tengah merajuk, dan biasanya hanya ice cream kesukaannya lah yang mampu membuat mood Jiyeon membaik.

Jaehyun mematikan televisi, berjalan menuju dapur. Dan menemukan Jiyeon tengah menelungkupkan wajahnya di atas meja makan.

"Malah tiduran disini."

Lelaki itu mendekat dan mengusap tengkuk sang istri lembut. Dan begitu saja Jiyeon beralih memeluk pinggangnya. Menyembunyikan wajah dibalik perut keras Jaehyun dalam diam. Jaehyun mengusap bahu Jiyeon sebentar, lalu membingkai wajah Jiyeon, memaksanya untuk mendongak.

[✔] Undaunted | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang