My Jealous Babe

7.2K 628 58
                                    


Jangan lupa sisihkan vote komen, hanya tinggal tekan tanda bintang dalam sepersekian detik untuk memberi vote itu sudah sangat berharga bagi saya 🤗🤗🤗

Oh ya selamat menikmati event NHFD ya, waktunya berburu asupan fluffly NaruHina yang bisa bikin baper sampek makin bucin 😍😍😍😍

Dan ini sama sekali tidak akan masuk kreteria penjurian karena cerita ini tidak mengambil prompt apapun dan murni untuk hiburan semata. Sebenarnya cerita ini masih ada hubungannya sama SEDUCE tapi bisa dibaca secara terpisah.

This is for you NaruHina Lovers.

Naruto-Hinata as Pairing

Warning: AU, little smut, typo (s)

Rated M for Lemon
18+

Please be a wise

.

.

.

Dulu Hinata berpikir setelah menikah ia ingin segera menjadi seorang ibu. Bayangan menyenangkan macam memamerkan perut buncit sambil bergelanjut pada suami tercintanya di hadapan orang-orang saat joging atau hanya duduk saja di taman kota sudah terasa menyenangkan. Sudah jauuuuhh hari pula mentalnya ia tata sedemikian rupa untuk menyambut hal itu.

Karena kehamilannya dapat digunakan sebagai senjata guna menampar para haters. Terutama haters perempuan. Yang masih sering menyumbang spam di kolom instagramnya, apalagi wanita pengagum suaminya yang suka muncul dimana-mana.

Mwee, mereka masih saja beranggapan Naruto seorang perjaka. Mereka tak kehabisan tenaga melempar senyum sok kenal ke suaminya –seolah Hinata tidak ada, dianggap kasat mata. Tiap mampir ke restoran, pasti ada saja pramusaji yang mengambil kesempatan menyalami Naruto terlalu lama, atau pura-pura keseleo demi merasakan sensasi ditopang bundak kokoh suaminya.

Cuihh.

Basa-basi, Naruto beralasan demikian saat Hinata bertanya kenapa suaminya tidak segera mengenyahkan tangan mereka atau bersikap dingin seperti masa remaja dulu. Seperti 10 tahun yang lalu ketika masih kelas senior. Oh, Hinata ingat, Naruto dulu hanya bersifat kejam kepadanya saja. Dan terkadang ia ingin membalas Naruto, membuat Naruto jadi lebih memunculkan rasa cemburunya. Namun sayang tidak pernah ada kesempatan bagus yang datang.

Hinata telah melepas dunianya, memutuskan vakum dari dunia modeling, membatasi semua teman lelaki demi bisa menyenangkan Naruto. Hinata berpikir ia lebih bahagia menunggu suaminya pulang ke rumah, menyiapkan makanan, mengurus semua keperluan sang suami. Lebih-lebih menjaga agar Naruto tidak sampai kekurangan kasih sayang seorang wanita. Dapur dan ranjang adalah prioritas utama Hinata dalam memelihara suaminya.

Namun ketika kehamilan itu benar ia dapatkan, Hinata malah semakin mencemburui setiap wanita yang lengket ke suaminya. Terutama di tempat keramaian seperti pusat perbelanjaan atau di acara reuni SMA seperti sekarang.

.

***
.

Duduk di meja agak belakang, Hinata tak mengalihkan fokusnya dari Naruto yang memberikan sambutan di atas podium. Setiap akhir kalimatnya mengundang gemuruh tepuk tangan, banyak kalangan memujinya, terutama barisan perempuan-perempuan berdempul tebal paling heboh berseloroh.

Tampan serta mapan, harus diberdayakan. Itu selogan provokatif paling bisa menaikkan tensi darah dari semua kata genit yang pernah Hinata dengar.

MY BELOVED HINATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang