Reyhan menggenggam telapak tangan Kania dengan lembut dan berjalan menyusuri lorong sekolah itu. Senyum keduanya tak sempat luntur dari kejadian beberapa menit yang lalu. Reyhan sangat tidak menyangka bahwa Kania mengizinkannya untuk masuk ke hidupnya. Hubungan mereka memang sudah membaik, tetapi tanpa sebuah status yang mengikat mereka. Reyhan tak perduli akan hal itu sekarang, yang ia pikirkan adalah bagaimana cara membuat Kania jatuh cinta padanya. Keadaan lorong sedikit ramai, siswa siswi beberapa duduk atau bersantai di tepi lorong. Kedatangan Reyhan dan Kania dengan senyum yang merekah membuat mereka terheran-heran. Terlebih dengan senyum Kania, semua orang tau gadis itu selalu di juluki "gadis triplek" sangat jarang ada yang melihatnya berbicara atau tersenyum kecuali bersama Jessy sahabatnya. Tapi Kini gadis itu tersenyum dengan begitu manis, bahkan kaum adam di sekitar lorong sempat terpesona. Senyum Kania sebenarnya tidak begitu lebar, namun cukup pas dan cantik dengan bibir yang sedikit merah itu.
Kania yang merasa diperhatikan terlalu dalam oleh teman-temannya mencoba mengeratkan genggamannya atau kadang mencob melepaskannya. Ia sangat tidak terbiasa di tatap seperti ini. Terlebih karna ia berjalan bersama Reyhan, tentunya ini akan memicu hadirnya gosip murahan sejagat sekolah. Reyhan yang merasakan kegundahan hati Kania hanya menoleh dan tersenyum, seolah mengatakan keadaan akan baik baik saja. Hingga tibalah mereka di Kantin, keadaannya cukup ramai mengingat guru-guru tengah mengadakan rapat membut siswa-siswi memili mengisi pesokan perutnya ketimbang berada di dalam kelas.
"Kita duduk di pojokan sana ya?" tanya Reyhan. Kania hanya mengangguk dan tersenyum manis. Mereka pun duduk tepat di sudut kiri kantin itu. Kania masih menormalkan detak jantungnya yang terpacu akibat berdekatan dengan Reyhan.
"Mau gue pesenin apa Kania?" tanya Reyhan lagi.
"Mmm... Mie ayam sama lemon tea aja Rey" jawab Kania. Reyhan mengangguk kemudian berjalan mendekat kearah pedagang.
Kania menatap punggung kokoh yang berjalan kian menjauh itu. Kania sangat tidak menyangka dirinya akan memberikan peluang kepada lelaki itu untuk masuk kedalam hidupnya. Kania tersenyum dan berdoa dalam hatinya semoga masalah tidak akan datang lagi pada dirinya.
"Woy! Hati-hati itu mata keluar" ucap Jessy yang tiba-tiba datang dan membuat Kania terkejut.
Kania memutar bola matanya kemudian berkata, "Apaan sih lo! Etika lo kemana main nyerobot tempat orang"
"Elah.. Sok-sok an ngomongin etika. Bilang aja lo gak mau tempat duduk pangeran lo gue dudukin" tebak Jessy, Kania semakin sebal dan memajukan bibirnya beberapa senti.
"Loh Kania kok cemberut gitu?" ucap Bram yang baru saja datang bersama Sandy dan Reyhan dengan nampan di tangan mereka.
"Itu Bram dia ketauan sebel gue dudukin tempat duduk pangerannya" jelas Jessy pada ketiganya yang jelas saja membuat Kania semakin kesal.
'Penghianat emang punya temen satu!' pikir Kania
Ketiganya terkekeh melihat tampang jail Jessy dan tatapan membunuh Kania pada Jessy. Ketiga lelaki itu pun duduk bersebelahan dengan keduanya. Jessy di sebelah Sandy, Reyhan di sebelah Kania dan tentu saja Bram sendirian memisahkan Kania dan Jessy. Reyhan meberikan pesanan Kania begitu pula Sandy dan Jessy.
"Berasa jadi kambing gue disini!" ucap Bram dengan tatapan jijiknya. Sontak saja Reyhan, Jessy dan Sandy tertawa terpingkal-pingkal, Kecuali Kania yang hanya tersenyum tipis menanggapi.
Karna keributan kecil itu beberapa pasang mata menatap mereka. Bagaimana tidak berada di lingkaran Lelaki yang sangat tampan di sekolah itu sangatlah dambaan seluruh siswa, tidak heran jika mereka menatap iri kearah Kania terlebih lagi bisa berteman dengan Jessy si cantik dan populer itu. Selepas tertawa mereka pun larut dalam makanan mereka dan sesekali bercerita hal-hal kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA [slow.update]
أدب المراهقينInilah takdir yang harus aku lalui. Akan aku bawa kalian untuk merasakan detakan dan tetesan hebat yang aku lalui. Terimakasi sudah mau merasakan bersamaku, selamat menikmati. Salam sapa dariku Kania💛