“yang perlu Dara tau, apa salahnya kalo Dara suka musik bun? Apa salahnya kalo Dara hobbi main musik?"
🍃🍃🍃Suara bel terakhir berbunyi menandakan sekarang adalah waktu untuk pulang.
Ini adalah kebiasaan Dara setelah jam pelajaran berakhir, Dara tidak langsung menuju depan jalan untuk menunggu mobil jemputan datang. Tapi Dara biasa pergi ke ruang musik untuk menghabiskan sisa waktunya dengan alat alat musik yang dapat membuat Dara tenang. Karena menurut Dara hanya tempat ini yang dapat membuatnya nyaman dan dapat membantu Dara menenangkan fikirannya setelah hari hari yang melelahkan. Alasan lainnya adalah karna saat dirumah Dara pasti akan jauh dengan semua hal ini.“Andai orangtua gue paham, bergelut dengan musik sudah menjadi kebiasaan gue dari kecil hingga sekarang ini” ucap Dara sembari memainkan tangga nada piano, menyesuaikan antara lamunan dengan kenyataan.
Sudah menjadi kebiasaan gadis ini dia pasti akan lupa waktu jika sudah bergelut dengan hobbinya itu.Drrtt... Drrtt... Drrtt..
tidak lama setelah Dara menghabiskan waktu di ruang musik sembari menunggu mobil jemputan datang, handphonenya berdering, dilayarnya menunjukan ada panggilan masuk yang tidak lain dari sabatnya.
---------------------------------------------------------------------------
“iya Hallo vi, iya iya gue kesana sekarang. Bentar sabar dikit”
---------------------------------------------------------------------------
setelah sambungan telephone terputus Dara cepat cepat meraih tas yang di letakkan di kursi ruang musik dan bergegas meninggalkan ruang musik ini, terlintas dalam fikirannya saat ingin keluar dari ruang musik Dara bisa membawa salah satu alat musik yang dapat di simpannya di kamar untuk dijadikan latihan santainya dirumah, tapi rasanya itu semua tidak mungkin, dara segera menghapus fikiran fikiran yang dirasa mustahil itu .
Dara menyusul viona dan temannya yang sudah menunggu ditempat parkiran, sekarang bukan lagi memikirkan tentang alat musik ini tapi Dara memikirkan raut wajah sahabatnya yang bisa dibilang ganas itu kalau sudah marah. Dara yakin seratus persen pasti viona yang lebih banyak mengeluarkan kata kata menyeramkan.“hehe.. Maaf vi gue kelamaan ya?” ucap dara dengan polosnya setelah menghampiri viona dan teman temannya di depan gerbang.
“ya ampuun, Daraa... lo kemana aja sih? Bisa ga habis bel sekolah itu lo gausah keluyuran temenin gue disini nungguin mobil jemputan dateng. Sekarang udah jam berapa coba, kebiasaan buruk lo ni” Viona berucap dengan nada kesal seperti ibu guru yang sedang memarahi muridnya yang nakal.
“iya iya vi, gue minta maaf. Tadi gue keruang musik dulu, kapan lagi coba gue bisa main piano gue bisa main gitar. Iya emang gue cewek aneh yang hobi main begituan sampe lo aja cape kan kalau nunggu gue di ruang musik” ucap Dara sembari memasang wajah melas.
Seketika raut wajah viona berubah sendu, seperti tahu apa yang kini Dara rasakan.
“yaudah iya, gue maafin. Tapi lain kali lo harus inget waktu ra. Kasian temen lo yang lain mereka nunggu lo doang disini. Kalo gue sih gapapa udah biasa gue disuruh nunggu lama”.
Dara menunjukan barisan gigi putihnya yang memiliki gingsul di gigi atas sebelah kanan. Namun, hal itu yang membuat dara manis saat tersenyum dan hal itu juga yang disukai oleh teman teman nya saat dara tersenyum.
“iya vi, gue janji ga bakal ngulangin lagi” ucap Dara kepada Viona sahabatnya sembari mengacungkan dua jari pertanda bahwa Dara benar benar berjanji.Dara hampir melupakan mang Danu sopir antar jemputnya pasti lelah setiap hari harus menunggu kedatangan Dara kesini
“Mang, Dara minta maaf ya kalo sering kayak gini habis pulang sekolah” ucap Dara kepada mang Danu yang masih setia menunggunya di tempat pengemudi
KAMU SEDANG MEMBACA
Mihrab Cinta
Teen Fictionpanggil saja namanya Dara orang orang pasti akan memgenalnya. Gadis cantik, pintar yang sudah menjadi sorotan para guru dan siswa siswi disekolahnya. dalam kesehariannya gadis itu hanya berurusan dengan alat alat musik yang dapat membuatnya tenang d...