Bab I

41 5 0
                                    


*Senja hanya sebentar lalu hilang ,
sepertimu hanya singgah sementara lalu hilang *

suara langkah yang serentak dan bersautan menandakan sekolah sudah ramai dengan siswa yang baru datang ke sekolah. Lain tempat lain ceritalah, dimana gadis kecil yang masih berada di atas tempat tidurnya dengan tubuh mungilnya yang dibungkus oleh selimut coklat bergambar teddy bear.

"Ra.... Bangunnn ini sudah jam set 7."teriak mamahnya dibawah, Rara hanya menggeliat dan mulai membuka matanya dan melihat jam beker di nakas samping tempat tidur.

Matanya langsung terbelalak dan buru-buru keluar kamar dan langsung masuk kamar mandi. Cuma butuh waktu 20 menit Rara sudah siap dengan seragam dan tasnya, buru-buru turun."mamah kok nggak bangunin Rara sih." Sambil meminum susu di meja makan, " eh.. mamah dari teriak-teriak kamu gak bangun-bangun. Malah nyalahin mamah" dengus mamahnya.

Rewa yang duduk di sofa ruang tamu menunggu adeknya dar tadi langsung berdiri dan menuju ke depan "Ayo kukang kamu bareng nggak , lama banget. Gua sampek masuk angin nungguin lo, buruan."teriaknya Sambil menaiki motornya"Ehh...Rewa tungguin gue bareng. Mamah Rara berangkat ya. assalamualaikum" sambil mencium tangan mamah dan papanya dan langsung lari lalu naik motor Rewa."waalaikumsalam . Hati -hati ya nak.". "liat kelakuan anakmu pah." ucap mamanya pada papanya., "anak kamu juga." mamanya tertawa.

Di SMA Garinda pagar sekolahnya mulai digeret oleh Mang Ucep "MANG.........." Teriak Rara langsung turun dari motor menghampiri "ehhh mbak Rara terlambat lagi ya sama mas Rewa." , Rara yang tersenyum cengengesan dan Rewa yang masih setia di atas motornya menunggu adeknya merajuk pada satpam itu , itu sudah jadi kewajiban adiknya kalau mereka terlambat.

"Mang jangan ditutup dulu yaaa, mamang kan ganteng aduhh idaman para tante-tante cantik nanti Rara belikan Soto dehh." Bujuknya agar boleh masuk.

" halahh mbak Rara setiap hari begitu tapi mana sotonya.udah 50 kali harusnya 50 mangkok soto" Jawab satpam sambil menutup pagar kembali dan ditahan oleh Rara "ehh pak kok ditutup lagi ya ya ya?nanti Rara janji deh".Satpam itu sudah males meladeni si Rara sehingga dibukakan."yaudah mbak masuk aja.jangan lupa ya mbak Rara sotonya".

Rara lari di lorong yang sudah sepi semua siswa sudah masuk ke kelasnya masing masing. Sampai di depan pintu kelasnya , Rara lupa bahwa jam pelajaran pertama adalah Pak Sony guru Bahasa Indonesia disiplinnya minta ampun. "aduhh gue lupa kalau waktu pak Sonice" terpaksa Rara memberanikan diri dengan membuka pintu.

"Rara kamu terlambat lagi, kamu ini nggak pernah bisa datang pagi ya." Rara hanya cengengesan " kamu bapak hukum buat puisi lalu kamu baca di lapangan sekarang." Rara tekejut sambil memelototkan mata."apa pak, yang ringan ajalah pak?bacanya di kelas aja pak?" rajuk Rara pada pak Sony.

"nggak karena kamu sering tealt di pelajaran saya. Cepat bikin sekarang!"peritah pak Sony. "emang sonice ini bikin pegel" ucapnya dalam hati dan langsung duduk dan membuat puisi dengan apa yang ada di otaknya.

Kini Rara sudah di tengah lapangan yang menahan melunya karena disana juga anak basket . ia mau kabur tapi dilihat oleh pak Sony.

"sumpah gue harus gimana ini malu gua ini"ucapnya lirih. Di pinggir lapangan pak Sony berteriak, "Rara cepetan baca puisinya jangan bengong aja". "sabar ya kamu bisa Cuma dua bait gpp.huftttt"

Kau bagai senja yang selalu indah
Kau bagai dinginnya angin di malam hari
Kau bagai jarak yang sangat jauh
Kau bagaikan baunya bunga bangkai
  Yang baunya tak akan lenyap
Kau yang dulu membuat hatiku tehempas
Sekarang hilang lenyap
  Kini hilang tak berbekas

Orang-orang yang berada di sana langsung tertawa dengan akhir puisi dari Rara. Rara yang sangat malu langsung kabur ke kantin . "aduhh malu baget gua."

Di kantin Rara langsung duduk di salah satu meja sambil meletakan kepalanya di meja. "heh Ra gimana malu nggak?" Ucap Desty yang sengaja mengikuti Rara ke kantin sesudah Rara membaca puisi di lapangan.

"Kamu ya Ra selalu terlambat udah tahu jamnya pak Sonice. "kata Desty temannya sebangku "yaa gue kemarin habis lihat drakor nih bagus ehh nggak tau udah malem jam 1, gue baru tidur." .

"sebel deh gua malu banget sumpah dilihatin segala sama semua anak-anak kelas lain." Sambil menutup mukanya karena masih malu tentang tadi saat ia membaca puisi.

"hahhaha sumpah ya,Ra. Puisi loh itu menghayati baget. Pengalaman pribadi ya mbak. "Desty tertawa terbahak-bahak yang menambah Rara malu sekali dan sebel. "diam nggak lo sebel gua mana yang lihatin gue banyak banget."

Jam istirahat, perut Rara sudah berbunyi karena tadi tak sempat sarapan. Tiba-tiba Zora datang. Zora temen Rara juga mereka berbeda kelas tetapi jika istrirahat Zora selalu datang dan mengajak Rara dan Desty ke kantin.

"hey guys..... ehh ada yang habis baca puisi nihh." Ucap Zora sambil mencolek tangan Rara , "apaan sihh, udah jangan dibahas bete gua. Pesenin jus jeruk Zor!" padahal Zora hampir akan menempatkan pantatnya ke kursi.

"ehh kebiasaan deh lo,Ra. Punya kaki juga pesen sendiri." Sahut Zora akan kembali duduk, dan tidak jadi akibat Rara menarik kursinya. "eh lo kalau gue jatuh gimana?". "biarin. Mangakanya dimintaiin tolong temen itu mau." Ucap Rara sambil melotot ke Zora,

"iya deh. Dasar kukang maunya menang." Zora berdiri akan membelikan Rara, "Zor gue juga jus stroberry ya." Ucap Desty sambil tersenyum manis. "haduh sama aja kalian berdua.

" Untung satunya manis satunya lagi kayak mak lampir." Guman Zora lirih, ternyata terdengar oleh Rara "apa lo bilang?" ucap Rara sambil mengangakat kotak tissue "nggak nggak." Zora langsung lari.

"eh Ra itu ada kak Daris duduk sama kak Ersty. Mesra bangetnya ihh cocok banget deh"sindir Desty." Sindir Desty. Rara langsung melihat arah meja Daris yang berada di sebelah mereka. "biarinlah mau duduk sama siapa, gue nggak mikir."ucapnya sambil membuang muka dan melirik lagi.

"ihh kalau sebel ngapain lirik lirik." Ucap Desty sambil senyum-senyum . "halah mungkin kamu gagal move on sama kak Daris" mata Rara melotot ke Desty " mungkin kamu belum bisa move on gitu sama ka Daris" sambil menyenggol Rara " Dia itu Cuma PHP in orang aja."

" Dia itu kayak senja hanya indah saat sore."ucapnya dengan ketus. Tak lama Zora datang membawa makanannya. Rara mengamati Daris dan Ersty yang mengingatkan dia dulu saat bertemu dengan Daris.

Masa lalu dimana dia mulai merasa sangat dekat .

senja untukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang