BAB 56
Dan seketika Ruangan itu kembali terang, cahaya cahaya lampu kembali hidup.
Anya mengerjapkan matanya ketika yang dia dapati di depan pandangannya adalah wajah Rian.
Yang sangat amat dekat dengan nya.
Debaran itu kembali muncul, berdetak dengan sangat cepat, seperti dentuman drum yang di pukul dengan keras.
Sementara Rian harus menahan rasa gugupnya setengah mati.
Adegan ini sama sekali tidak ada di dalam skenario yang di buat nya bersama teman teman nya.
Yang dia ekspektasikan adalah saat lampu menyala, Rian akan duduk berhadapan dengan Anya dan Saat itu lah, Rian akan menyatakan perasaan nya.
"Lo gak papa?"
Anya menggeleng.
"M-makasih."Mereka membenarkan posisi masing masing kemudian berdiri berhadapan.
"Maaf, ini kerjaan temen temen gue, tapi mereka gak maksud apa apa kok."
"Iya gak papa, tapi kok mereka ngelakuin ini, buat apa ya?"
Rian hanya diam, ya masa dia bilang kalo ini acara buat dia nyatain cinta sama Anya.
Rian membawa Anya untuk duduk.
Anya menautkan alisnya, menatap Rian dengan bingung.
"Kenapa sih? Kok lo aneh gitu?"
"Enggak."
Rian menarik napasnya, dan menghembuskan nya pelan, memejamkan matanya dan berusaha meyakinkan dirinya.
"Seva, gue mau ngomong sama lo,""Ya kan dari tadi udah ngomong."
"Maksudnya.."
"Gue mau ngomong sesuatu,""Yaaa, soooo? Ngomong aja."
"Jadipacarguemaugak?"
"H-ha? Lo ngomong apa barusan."
"Seva, gue mau lo jadi pacar gue."
Sevanya tersentak, refleks dia melepas jemarinya yang ada di genggaman Rian.
"Maaf, tapi menurut gue ini kecepetan Rian."
"Y-yaudah, lupain aja semua nya, anggap ini gak pernah terjadi." Rian pergi gitu aja dari hadapan Anya, menyisakan gadis itu yang mematung di tempat semula.
"AAH, ANYAAA, TINGGAL TERIMA DOANG APA SUSAHNYA SIIHHH? kenapa gue pake nolak segala padahal selangkah lagi, tinggal bilang iya dan semua nya beres."
"Kenapa lo bego banget sih nyaaaa?!"
"Aaaa, anyaaa bego bego begooo."
Anya memukul mukul ringan kepalanya sambil berteriak frustasi,
Dia menenggelamkan kepalanya di meja, menyesali suatu hal yang tidak akan terulang dalam hidupnya.Semoga saja Rian berubah pikiran dan menyatakan cinta nya lagi pada Anya.
....
"Jadi gagal?"
Rian mengangguk.
"Bodo amat, pokoknya gue gak mau ngikutin cara kalian lagi."
"Ya maaf mas jom, kita kan cuma membantu."
"Ya lagian kalo ngerencanain sesuatu itu bilang bilang dulu ke kita, iya gak Nik?"
Niken mengangguk "Biar terencana dengan baik dan sesuai ekspektasi."
"Mungkin Anya belum siap pacaran, Jom."
"Jangan Nyerah, tembak lagi Jom tembak."
"Ngomong gampang, ngelakuin nya itu yang susah, apalagi nanggung malu nya pas di tolak."
"Yah, baru juga segini, thomas alva EDISON aja gak cape cape tuh bikin lampu sampe berhasil."
Kevin sengaja memperjelas intonasi suaranya pada kata Edison.
"HEH, EDISON NAMA BAPAK GUE TUH."
Mendengar ginting dan niken teriak bersamaan membuat yang lain tertawa ngakak, apalagi Fajar dan Kevin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The way I love You [Rian Ardianto] TAMAT
Teen FictionRian. Remaja irit ngomong yang gemar bermain tepok bulu angsa, dan misterius. Anya. Gadis dingin, minim ekspresi dan mempunyai banyak rahasia. Rian dan Anya Sepasang insan manusia yang dipertemukan oleh takdir. Mempunyai kesamaan rasa, yaitu sama sa...