Andra -8

179 7 1
                                    

Kini mereka sudah berada di parkiran sekolah SMA Jaya. Andra memasang helm di kepalanya. Hening, tidak ada suara. Apakah gadis itu masih berada di belakangnya? Andra menoleh untuk memastikan, ia mendapati Rann yang masih diam sembari memainkan jari-jarinya.

"Ayok naik, gue anter lo pulang" suruh nya.

Rann mendongak menghadap Andra. Dilihatnya wajah Andra dari dekat. Ya Allah ganteng banget jodoh orang, batin nya dalam hati.

"Ayo" Ajaknya lagi.

Lamunan Rann buyar seketika, suhu tubuhnya berubah menjadi panas dingin tak karuan. "Ini beneran ditawarin pulang sama cogan nya SMA Jaya?" Batinnya masih tidak percaya.

"Eum.. gausa deh kak, aku pulang sendiri aja" tolaknya halus. Jual mahal dikit gapapa kan? Supaya gak dikira murahan gitu.

"Simpen aja uang lo buat jajan. Yuk naik! Kali ini gak ada penolakan ya" ucapnya menaik turunkan alis tebal miliknya.

Rann mengangguk setuju. Lumayan lah dapet tumpangan orang ganteng plus uang jajan gak berkurang hahaha. Gadis itu naik ke atas jok motor milik Andra yang lumayan tinggi. Motor Andra melaju dengan kecepatan sedang keluar dari gerbang sekolah.

🌼🌼🌼

Selama perjalanan menuju rumah Rann. Cowok itu tak pernah luput dari senyum di bibirnya. Jalanan kota sore cukup padat hari ini karena bertepatan dengan jam pulang orang bekerja.

"Rumah lo dimana?" Tanya Andra sedikit berteriak, karena suara kendaraan yang tak kalah bising itu.

"Perumahan Anggrek kak" Ucap Rann.

Andra menambah laju cepat motornya untuk menuju alamat yang dikatakan Rann barusan. 10 menitan mereka sampai di depan rumah berpagar coklat, tingginya sekitaran 2 meter.

"Makasih ya kak, mau masuk dulu gak?" Ucap Rann.

"Boleh?" Tanya Andra memastikan

"Iya"

Mereka masuk setelah pagar dibukakan oleh satpam rumah Rann. Motor milik Andra sudah terparkir rapi di parkiran rumah Rann.

Rumah Rann besar dan luas. Saat masuk dari pintu pagar tadi, kita disuguhkan halaman luas dengan taman indah didepan rumahnya. Lalu dibelokan untuk menuju pintu utama rumah ada air mancur terbuat dari ukiran batu cukup tinggi berwarna putih. Menurut Andra, rumah Rann bisa dikatakan seperti villa-villa pada umumnya di daerah pegunungan. Tapi bedanya ini di daerah perumahan. Impressive.

"Rumah lo sepi banget ya, kemana orang tua lo?" Tanya Andra

"Oh mereka kerja di luar negeri kak. Yah kayak gini rumah aku, sepi banget kan? Cuma ada aku dan pembantu rumah aja" Jelasnya, raut wajah Rann menjadi sedih tapi langsung ia tepis wajah sedih itu. Ia tidak boleh terlihat lemah, masa gitu aja lemah sih Rann.

"Besok besok lo gak bakalan kesepian lagi, gue ada buat temenin lo" Ucap Andra.

Rann hanya menanggapi omongan cowok itu sebagai guyonan. Mungkin Andra mengatakan itu supaya dirinya tidak sedih kan? Tapi tidak dengan Andra, cowok itu mengatakan dengan jujur apa yang ada didalam hati dan pikirannya saat ini.

"Hahaha kak Andra bisa aja, oh iya mau minum apa kak?" Tawar Rann.

"Air dingin aja" kata Andra, tangannya mengambil hp yang ada di saku celananya.

"Oke, sebentar ya aku ambil minum dulu"

Rann beranjak pergi menuju dapur dan mengambil dua botol air dingin dari kulkas serta beberapa makanan ringan. Setelahnya ia kembali ke ruang tamu lagi.

"Nih kak" ucap Rann menyodorkan satu botol air milik Andra dan miliknya, lalu meletakkan makanan ringan di atas meja.

"Makasih" balasnya singkat.

"Iya. Aku boleh tanya sesuatu kak?" Tanya Rann dengan sopan, takut dikira lancang sama yang lebih tua.

"Boleh. Gausah pake kak, panggil nama aja" kata Andra. Ia dan Rann hanya terpaut satu tahun lebih tua, Rann bisa memanggil namanya saja kan? Gak perlu pakai embel-embel kak. Kesannya formal banget.

"Pakai kak aja, biar sopan gitu" keukuh Rann.

"Terserah lo. Mau ngomong apa tadi?" Tanya nya mulai penasaran.

"I..itu kakak kan terkenal dingin dan jarang ngomong sama perempuan. Lah kok sama aku enggak?" Itu pertanyaan pembuka yang Rann lontarkan. Banyak pernyataan lain yang gadis itu ingin tau jawabannya.

"Gue gatau" jawab Andra acuh, kembali ke mode cuek

"Memang siapa yang bilang gitu?" Lanjutnya

"Yah banyak, kan rumornya kayak gitu. Tapi menurut aku kak Andra lumayan asik kok" ucap Rann ingin membuat santai obrolannya dengan Andra.

"Oh gitu. Gue mau humble ke orang itu pilih pilih. Dan lo orang yang gue pilih, lo harus tau itu" Andra bangkit setelah mengatakan itu. Matanya beralih melihat jam tangan bermerk, di pergelangan tangannya. Jam disana menunjukkan pukul 17.45 sore.

"Kok aku, kenapa?" Tanya Rann masih tidak mengerti.

"Gue gatau" cueknya

"Ih kok gatau sih, gak adil banget" kesal Rann bibirnya cemberut karena tak mendapat jawaban detail dari Andra.

"Besok besok gue bakal beri tau. Gue mau balik dulu" pamitnya.

Rann mengangguk lalu mengantarkan Andra sampai ke depan pintu utama. Perhatian Rann tak pernah lepas dari aktivitas Andra. Mulai dari berjalan menuju parkiran rumah, menyalakan motor, dan melajukan motornya sampai keluar gerbang sekolah. "Oh jadi begini rasanya kalau punya pacar, auww sweet banget" batin Rann girang.

🌼🌼🌼

Happy reading next part
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya😚


Salam Author
Fira

ANDRA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang