15.30
"ASSALAMUALAIKUM...."
"Chandra... buka pintunya Chan..."
Tok tok tok...
Suara pintu yang diketuk itu membuat Anna yang posisi sedang menonton TV kaget dan membuka pintu utama.
"Chandra nya ada?" Tanya salah satu dari mereka.
"Ada. Tapi lagi mandi"
"Oo yaudah" para pria itu langsung masuk ke dalam rumah Chandra dan duduk di sofa ruang tamu.
"Kalian siapa nya Chandra?"
"Aa lo belom tau ya? Kita yang waktu itu bareng Chandra waktu dia nabrak lo. Salken gue Putra" pria itu mengulurkan tangannya.
"Aa iya. Salken gue Anna"
"Kalo yang ini Amar, ini Berli, dan ini Bima" Putra memperkenalkan teman temannya.
"Salken. Gue Anna"
"Woy Setan, lo pada kesini ngapa ga ngomong dulu? Kalo lo ngomong kan bisa gue bikinin ramuan kematian" Chandra tiba tiba datang dengan celana selutut dan kaos serta handuk yang masih melingkari lehernya.
"Bgst mulut lo blom pernah dicipok miper yak?" Sahut Berli
"Hehe. BTW mau ngapain kesini?"
"Cuma mau nengokin lo aja. Sekalian mau latihan" jawab Bima dengan mata yang masih terfokus pada layar handphone nya.
"Kalo ngomong tu diliat orangnya Bim"
"Iya kita mau ajak lo latihan" kata Amar melanjutkan."Latihan apa?"
"Latihan buat minggu depan lah. Kita kan bakal ke sekolahan tetangga buat adu excul. Lo lupa?"
"O iya Ber. Sorry. Yaudah kuy ganti celana renang"
Mereka pergi ke halaman belakang rumah Chandra, dimana disitu terdapat kolam renang yang cukup luas.
Anna's POV
Aku pergi ke dapur untuk membuatkan mereka minum. Setelah selesai, aku pergi menyusul mereka dihalaman belakang untuk memgantarkan minum. Awalnya niat ku hanya ingin mengantarkan minum, tapi ternyata realitanya berbeda. Aku malah melihat badan kotak kotak mereka yang begitu atletis. Aku melongo sejenak. Kulihat badan mereka masih kering, itu tandanya mereka belum memulai latihan.
Karna tak ingin terjebak disana, aku segera menaruh nampan itu di pondok kecil yang berdekatan dengan kolam.
"Anna..."
Suara itu menghentikanku, membuat jantungku berdebar lebih cepat. Dan alhasil aku membalikkan badan. Ku lihat disana Chandra sedang menghampiriku. Badannya yang paling atletis diantara teman temannya itu membuatku tak berani melihatnya. Apalagi dengan wajah tampan nya itu semakin membuatku gugup.
"Kenapa?" Tanyaku dengan suara pelan sembari menundukkan kepala.
"Lo bisa jadi timer kita gak?" Tanyanya
"Timer a-apa?"
"Ya timer renang atuh neng. Ni stopwatch nya kalo lo mau. Kalo ga mau juga gapapa si"
Aku meraih stopwatch ditangan Chandra. Dan menganggukkan kepala tanda menyetujui perkataannya. Lalu aku mengikutinya yang sudah berbalik badan dan kembali bersiap untuk berenang.
"Eh Chan, gausah di stopwatch in lah. Anna nentuin siapa yang no 1 2 3 nya aja" usul Bima.
"Yaudah"
Mereka bersiap untuk berenang. Aku benar benar tidak fokus untuk kali ini.
"GO!." Aba aba itu membuat mereka masuk kedalam kolam secara bersamaan.
"Byurrrrr"Suara percikan air, dan gaya renang mereka membuat aku tidak fokus. Mereka benar benar keren.
Tak lama Chandra sampai diujung kolam, diikuti dengan Amar, Berli, Putra, lalu Bima.
Aku masih melongo melihat mereka yang berhenti sempurna diujung kolam. Apalagi Chandra yang mengarahkan rambutnya kebelakang lalu naik keatas kolam.
Chandra melewati ku yang masih mengagumi dia. Ia mengambil minum yang tadi ku buat. Diikuti dengan teman temannya.
"Lo bisa renang gak?" Tanya seorang pria yang tiba tiba sudah berada dibelakangku membuatku kaget dan....
Byurrrr....
Tepat. Aku terjatuh ke kolam dengan kedalaman 3 - 4 meter itu. Rasanya aku sudah berada di ambang kematian, karna aku tak pandai berenang. Aku berusaha mencapai dasar kolam, tapi nihil. Karna aku sudah duluan tak sadarkan diri.
Aku berusaha membuka mataku. Rasanya dunia ini buram ketika pertama kali aku membuka mata. Tapi tak lama kemudian, semuanya kembali seperti semula dan orang yang pertama kali ku lihat adalah Chandra.
Dengan rambut yang masih basah dan dada yang masih telanjang. Laki laki itu hanya menggunakan celana pendek dan handuk kecil yang tentunya melingkar di lehernya. Ia kembali membuat jantungku berdebar."Lo gapapa?" Tanyanya dengan wajah yang sangat polos dan apa adanya.
Karna melihat pakaiannya, aku kaget dan langsung memposisikan tubuhku duduk. Saat ini entah bagaimana aku sudah berada di kamar dengannya. Entah kemana teman temannya tadi. Tapi aku tak melihatnya.
"Lo- lo ngapain gue hah!?" Tanyaku padanya dengan nada yang agak aku naikkan?
"Lo kira gue cowok yang nafsuan? Kagak. Lagipula lo udah untuk gue tolongin dan bawa ke kamar lo. Anak2 juga tadi ad urusan mendadak dan bikin mereka pulang. Gue juga ga bakal nafsu sama lo" jawabnya.
"Terus lo ngapain telanjang dada gitu dan cuma pake celana pendek?"
"Lo tu jangan negative thinking dulu. Gue baru selesai mandi" jawabnya
"Oo gitu"
"Lo mandi sana"
"Ogah. Gue tau, lo mau ngintip gue kan?"
"Lah orang ini hobi banget seudzon sama gue. Baju lo tu basah, pakaian dalam lo keliatan tadi. Makanya langsung gue selimutin. Tapi pas lo sadar, malah lo singkirin sendiri selimutnya."
Perkataan Chandra itu membuatku melihat pakaianku yang basah. Memang si celana ku tidak tembus pandang karna berwarna gelap, tapi kaus putih ku ini menampakkan pakaian dalamku.
"Udah cepet mandi sana. Gue mau izin keluar dulu" Chandra beranjak pergi dari kamarku.
"Dan inget ya. Gue ga bakal nafsu kecuali sama istri gue. Dan lo sama gue tu ga ada hubungan apa apa, gue juga punya perasaan dan gue punya harga diri. Gue ga bakal apa apain lo" perkataan itu adalah perkataan terakhir yang dikatakan Chandra sebelum ia keluar dari kamarku.
Tak ingin berlama lama, aku segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhku di bawah shower.
👉👉NEXT
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
RomantizmSemuanya dibumi ini menyimpan rahasia atau maknanya tersendiri. Begitu pula hujan, yang akan menghadirkan pelangi setelah ia jatuh ke bumi. Hujan juga tidak dapat ditebak kapan ia akan datang, terkadang datang tiba-tiba ataupun dengan satu tanda. Ka...