20 - Cobaan

260 51 1
                                    

Happy Reading!!🌱

Di usia Riska yang sekarang genap 21 tahun, setelah lulus dan di nyatakan sebagai Sarjana Pendidikan Riska mulai memikirkan bagaimana cita-cita dirinya untuk ia wujudkan yaitu menjadi seorang Dosen Bahasa, tetapi Riska memutar otaknya kembali bahwa untuk menjadi seorang dosen Riska memerlukan pendidikan lanjut setidak-tidaknya Riska harus mencapai S², Riska menghela nafas panjang saat memikirkan itu lalu batinnya berbicara "apakah aku harus menjalankan usaha online aku lagi ya? karena pada saat menyelesaikan skripsi dulu aku harus beristirahat sejenak dulu dari berbisnis online tersebut."

Riska terus saja berpikir apakah Riska harus meneruskan usaha yang dapat menjadikan dia seorang sarjana seperti ini atau mulai membiasakan diri dengan pekerjaan sesuai dengan bidangnya itu, akhirnya setelah berpikir panjang Riska pun memutuskan untuk melanjutkan usaha onlinenya dan mencari pekerjaan tambahan.

Riska mengambil ponsel yang berada di atas nakas mejanya, mencari satu nama dan langsung menelponnya tanpa ragu.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu hallo Min apa kabar?" ucap Riska memberi salam kepada Yasmin.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatu, maaf Ka ini Rendi bukan Yasmin tadi Yasmin pamit ke pasar sama mama tapi kayaknya dia lupa ga bawa hp" jawab Rendi.

"Oh iya, maaf aku kira Yasmin, yaudah kalau gitu nanti aku telepon lagi deh kalau Yasmin nya udah pulang."

"Bentar Ka, jangan di matiin dulu telepon nya aku mau ngomong sesuatu sama kamu" ucap Rendi lagi yang menahan Riska agar tidak menutup teleponnya, jujur saja Rendi sangat Rindu akan suara Riska tapi Rendi tidak bisa berbuat apa-apa karena status barunya yang kini sudah menjadi suami Yasmin. Rendi tidak bisa menghianati perasaanya dia masih belum bisa melupakan Riska walaupun sekarang jarak mereka sama seperti dahulu Rendi di kota Palembang sedangkan Riska di kota Bandung.

Riska menghela napas panjang, "ada apa Ren?" tanya Riska malas.

"Kamu apa kabar Ka? udah lama banget kita ga ngobrol kayak gini ya semenjak kamu memutuskan untuk pulang ke Bandung setelah kamu wisuda" ucap Rendi yang sepertinya sedang menahan tangis.

"Kabar aku alhamdullillah baik, kamu sendiri gimana kabarnya? bukannya memang sudah biasa ya kita ga ngobrol gini? dulu aja waktu kita belum bertemu, kamu yang susah buat di ajak video call atau hanya sekedar teleponan kayak gini, ya jadi jangan merasa aneh lagi" jawab Riska menyindir Rendi karena pasalnya pada saat dahulu Rendi sangat susah untuk Riska ajak video call atau telepon dan selalu saja ada alasan yang Rendi berikan, dan itu semua membuat Riska benar-benar muak akan kelakuan Rendi dahulu.

Hening tidak ada jawaban apapun dari Rendi.

"Hallo, Ren masih disana kan? apa masih ada yang mau di omongin lagi? kalau ngga aku mau ke luar soalnya ada panggilan dari SMP aku dulu."

"Ka, aku rindu kamu hm."

Riska yang mendengar itu hanya diam, hatinya sakit saat Rendi berbicara seperti itu dan tiba-tiba air matanya jatuh begitu saja lagi-lagi sosok laki-laki itu menghancurkan hati Riska, "kamu jangan asal ngomong Ren, aku lagi ga mood bercanda" ucap Riska dengan nada yang sedikit bergetar karena menahan tangisnya.

"Jujur aku ga bisa lupain kamu, walaupun sekarang udah ada Yasmin di sisi aku tetap aja aku selalu kepikiran kamu terus."

Karena Cinta Yang Salah Aku Istiqomah [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang