Chapter 20

12.8K 1.3K 92
                                    

Malam pergantian tahun, meskipun hujan badai angin topan dan himbauan potensi tsunami disetiap pesisir pantai tak ayal para muda mudi mengindahkannya. Malam dimana setiap orang menghabiskan pergantian tahunnya dengan orang yang terkasih.

kalo kata si Ibra, yang jomblo mah woles aja ngga usah banyak acara— emang minta dikunyah itu anak.

Seperti malam tahun baru sebelum-sebelumnya, kuhabiskan malam ini ngemil kuaci ditemani mama yang asik nonton mas Bram di layar kaca Swasta Indonesia.

"mati sekarang besok hidup lagi pasti" kuaci yang ditoples aku genggam sejumput dan langsung aku masukan kedalam mulut beserta cangkangnya.
Rasanya asin gurih krenyes-krenyes

"ngga mungkin mati si Mirna kan lakonnya Ram" mama menggeserkan letak kacamata yang digunkaanya

"iya makannya nyawanya punya 7 mah udah kecelakaa parah tetep masih hidup sungguh hidayah yang sangat luar biasa"

"udah sih ah Ram gausah dilihat" mamaku tetap fokus kelayar datar diruang keluarga

"nah kan nah kan tuh masa ngumpet dengan badan segede gaban gitu ngga kelihatan dong Ma masa aduh dasar sinetron" setiap kejadian-kejadiannya sungguh tidak masuk akal yang akhirnya enak untuk dinyinyirin

"RAMA! Ya itukan yang bikin gregetnya"

"mama astagfirallah kaget akutu, mama lebih milih mas Bram dibandingkan aku anakmu? Hu-hu"

"astaga ini anak! pergi sana!"

"ibuu Hilda hanyaa cintaa kepadaa ayahkuu sajaa"

Mama dengan teganya melempar bantal kursi "ram kamu gak ada nyanyian lain apa? Dari dulu yang hapal itu doang"

"selagi ayah disampingku kuu dipujaa kuu dimanjaaa"

Mama meneriaki namaku dari ruang keluarga dengan suara seriosanya, aku terkikik Kunaiki tangga dan lari kekamarku

Hampir 30 menit aku terlentang diatas kasur dengan memegang benda pipih pintar ini, kutelusuri instagram yang isinya semua tentang kembang api, BBQ serta gambar tangan yang bertautan rasa prewedding zaman now.

5 menit kemudian kututup dan masuk ke aplikasi whatsapp story. Astaga apa pentingnya sih share double status harus banget status yang sama di share di semua aplikasi instagram connect facebook dan sekrang ke whatspp. Luar biasa memang aku kesal karena iri.

Bosan di aplikasi whatsapp aku masuk kembali ke aplikasi instagram setelah aku refresh, news feed yang pertama muncul adalah @diptaEF yang mengunggah sebuah topi tersayang yang berwarna pink yang sudah kucel dan ngehits pada zamannya dengan caption "truly-madly-deeply tersayang with you"

Tunggu..

Buru-buru kutegakan punggungku dan memperbesar foto yang dokter dipta unggah

"ini perasaan punya aku deh" gumamku
"harusnya ada inisialnya di belakang topinya" gumamku lagi sambil memperbesar kembali unggahan dipta

Saking penasaran aku keluar kamar dan langsung menuruni tangga
"mamaaaaaa lihat deh, dulu rama pernah dibelikan topi kan sama mama karena mama suka banget sama drama tersayang 7 season ini?"

"iya mama sengaja belinya dipasar biar langsung disablonin inisial kamu Ram, eh pas mama kasih kamu langsung buang" jawabnya sambil melirikku kesal

"ngga dibuang mah lupa naro ketinggalan pas main, lagian warnanya pink siapa juga yang mau pake topi ala-ala drama tersayang yang alay gak tamat-tamat"

"lupa menyimpan sama aja membuang dengan terhormat" aku tertawa terbahak pas hilang ngga niat nyari juga sih dulu bodo amat. "Padahal dulu kamu itu anak perempuan mama satu-satunya, yang pengen mama kepang mama kutekin mama lipstikin. Kamu malah minta potong rambut pendek, gamau dikutekin maunya main layangan gamau dilipstikin maunya main kelereng. Kesel tahu gak!"

CITO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang