Notes; Writer's Point of View
"Baekhyun-ah. Are you okay? Wajahmu pucat sekali."
Miran menatap wajah Baekhyun khawatir, dan menyentuh lengannya perlahan. Baekhyun yang di perlakukan seperti itu berubah menjadi sedikit kikuk dan refleks menjauhkan tubuhnya hingga pegangan Miran terlepas.
"Ah, itu... Sa-saya hanya kurang tidur saja nyonya."
Mendengar sang istri tengah berbicara dengan Baekhyun, diam diam Chanyeol yang tadinya sibuk dengan ponsel di tangannya segera melirik ke arah Miran.
Setelah memastikan jika istrinya itu tidak melihat ke arahnya. Kemudian pandangannya berpindah pada si mungil yang kini menata hidangan di meja makan.
Memang benar adanya, wajah Baekhyun tampak terlihat pucat. Meskipun kulitnya itu seputih susu, tapi saat ia sedang terlihat tidak sehat kulitnya akan berubah menjadi putih pucat. Dan itu membuat Chanyeol khawatir, amat sangat.
"Sebaiknya setelah ini segera ke dokter ne..."
"Mm, tidak usah nyonya. Saya baik baik saja, sungguh."
"Benar apa yang di katakan Miran."
Baekhyun sedikit terkejut saat Chanyeol menanggapi ucapan istrinya. Karena biasanya tuannya itu sangat jarang berinteraksi dengannya di depan Miran, bahkan mungkin tidak pernah sama sekali.
"Saya tidak apa apa tuan, nyonya. Dengan tidur yang cukup pasti nanti akan membaik..."
"Yasudah kalau begitu, tapi jangan tidur terlalu malam ne. Meskipun masih ada pekerjaan yang belum selesai kau jangan memaksakan diri, Baekhyun-ah..."
"Baik nyonya."
Lalu setelah selesai merapihkan hidangan di meja, Baekhyun segera meminta izin untuk kembali ke dapur.
Dan tanpa ia ketahui jika diam diam ada seseorang yang kini tengah gusar dan khawatir.
Mungkin mengendap-endap saat lewat tengah malam sudah menjadi kebiasaan baru bagi Chanyeol sejak dua setengah bulan yang lalu. Sebab ia seperti itu tidak lain adalah hanya untuk 'mengunjungi' Baekhyun di kamarnya.
Kadang ia mengatakan pada Miran jika memiliki lembur di kantor, dan pada kenyataannya saat larut malam ia justru pulang dan mengambil jalan lewat gerbang belakang rumahnya demi tidur di kamar pembantunya sendiri.
Lalu saat fajar, sebelum para penghuni rumah terjaga, ia harus segera bergegas untuk kembali ke kantor agar tidak ada yang mengetahui.
Malangnya Kim Miran, suaminya diam diam memiliki perasaan terlarang pada pekerja di rumahnya sendiri.
Dan kini Chanyeol sudah berada di dalam kamar Baekhyun, tidak lupa dengan cahaya lampu yang temaram. Berjaga jaga jika saja nanti ada yang memergoki keduanya.
Mengetahui jika Bakhyun sedang tidak enak badan, maka malam ini mungkin tidak ada sesi bercinta seperti yang biasa di lakukan keduanya jika bertemu.
Chanyeol hanya memeluk Baekhyun dengan kepala yang lebih kecil bersandar di dadanya yang hangat. Ia mengelus helaian lembut itu berulang, tidak lupa mengecup kening Baekhyun gemas.
Jika hanya berdua dengan sang pujaan hati, maka Chanyeol yang tegas dan pendiam akan hilang bersamaan dengan angin yang berhembus.
Yang ada kini hanyalah Chanyeol si budak cinta. Sifatnya bahkan berubah ratusan derajat dari sebelumnya, baginya Baekhyun adalah candu dan candu itu membuatnya tidak pernah merasa bosan.