Gelak tawa pecah begitu saja dalam keheningan malam itu. Perempuan itu merasa lucu juga konyol. Ah.. hanya demi sebuah potongan harga, pria Byun itu menjadikannya sebagai kekasih. Sebenarnya, bukan hal buruk juga. Tapi kalau tahu seperti itu, mungkin dia bisa berakting sedikit. Tunggu, tunggu.. apa yang dia harapkan? Ini terdengar seperti Baek Hyun akan mengajaknya dari awal. Hah!
"Tapi maaf ya soal tadi. Kau sedikit terkejut saat aku.. memegang tanganmu." ujar pria itu dengan senyum kaku sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Eun Ji menyunggingkan senyumnya.
"Tidak apa. Lagipula, aku juga berterimakasih karena berkat dirimu aku bisa menghemat uangku. Hehe.. "
Baek Hyun ikut tersenyum. Bukan karena ucapan terima kasih dari Eun Ji, melainkan karena senyuman bulan sabit perempuan itu.
Mereka sudah di gedung apartemen mereka. Menunggu lift turun dan membawa mereka ke lantai 13. Setelah pintu lift terbuka, segeralah mereka masuk dan menekan tombol berangka 13 itu.
"Eun Ji-ssi.. "
"Iya?"
"Bolehkah aku mengenalmu lebih dekat?"
"Ma-maaf? Apa maksudmu?"
Untuk beberapa saat, Baek Hyun diam. Tak melanjutkan ucapannya. Dia menarik napas dan kembali menatap sosok yang berdiri di sampingnya itu.
"Aku ingin mengenalmu lebih banyak. Maksudku, aku tidak ingin kita hanya sekedar tetangga yang bahkan jarang menyapa, melainkan orang yang bisa berbagi cerita satu sama lain. Bolehkah?"
Tak pernah terbayangkan oleh Eun Ji bahwa seseorang akan mengatakan hal seabstrak itu. Iya, abstrak.
Namun entah kenapa Eun Ji menyukainya. Ini semacam jalan pintas juga untuknya agar bisa mulai menjalin hubungan pertemanan-yang pasti-dengan Baek Hyun.
Pintu lift terbuka dan Eun Ji memilih untuk keluar terlebih dahulu. Disusul Baek Hyun di belakangnya. Namun perempuan itu menghentikan langkahnya alih-alih segera masuk ke apartemennya. Dia berbalik dan menatap Baek Hyun yang masih menunggu jawabannya.
"Tentu.. mari kita mulai berteman."
Tangan Eun Ji terangkat. Berniat untuk mengajak Baek Hyun bersalaman. Gadis itu kembali melengkungkan bibir itu dengan cantik.
Dalam hati, Baek Hyun senang karena Eun Ji menerima ajakannya tadi. Walau sedikit sedih juga karena mendengar kata 'teman'. Tidak, tidak.. dia tak boleh agresif.
"Baiklah.. ayo berteman!"
Tangan itu pun bertautan dengan saling melemparkan senyum satu sama lain. Mulai saat ini, sebuah pertemanan mulai terukir di antara pemilik apartemen 107 dan 108 itu.
to be continue..
biar aku perjelas;
ini cerita yang enggak pernah aku bayangkan bakal kubuat. Maksudku, aku bikin cerita ini secara tiba-tiba, di tengah kegabutanku. Udah, itu doang.soal betapa pendeknya??
Aku sengaja.. dan aku punya alasan; aku lagi enggak pengen bikin yg banyak alias yang sampe seribu lebih kata, aku lagi pengen bikin cerita yang ringan (karena biasanya aku bikin cerita yg konflik tuh hampir menyentuh kata 'berat'), dan kembali pada penjelasan awal bahwa aku bikin cerita ini tanpa persiapan.jadi, sebelumnya aku minta maaf kalo kalian merasa bahwa ceritanya sangat pendek, enggak kayak biasanya. Maaf banget..
setelah ini, aku mohon enggak ada yang protes lagi soal pendeknya setiap chapter ya??
satu lagi..
cerita ini bakal berakhir dalam 5 chapter lagi.. plus chapter epilog. Sekian..
정키키 - 감사합니다
KAMU SEDANG MEMBACA
What If Love [BaekJi Fanfiction]
FanfictionMereka sudah lama bertetangga. Hanya beberapa kali menyapa, tanpa ada percakapan panjang yang terjadi. Sampai di suatu hari, perempuan itu datang dengan kelemahannya dan membuat pria itu tak bisa berbuat apa-apa. ✔2019's Jung Ki Ki Fanfiction✔ Cas...