06.45
Sebuah mobil sport keluar dari garasi, dengan seorang pria dan seorang gadis yang akan menumpangi mobil tersebut menuju sekolah mereka masing masing.
Tak ada kalimat apapun yang diucapkan kedua belah pihak. Sampai akhirnya sang pria memutuskan untuk memulai pembicaraan.
"Sekolah lo namanya apa?"
"SMA SU " jawab sang gadis singkat.
Tak lama, mereka sampai didepan SMA SU. Anna pun turun dan tak lupa sebelumnya mengucapkan terima kasih pada Chandra yang sudah mengantarkannya. Chandra hanya mengangguk singkat dan menyertakan beberapa kalimat setelahnya.
"Pulang sekolah tunggu di halte SMA SG" ucapnya lalu menjalankan mobil sport nya itu.
Anna's POV
"Pulang sekolah tunggu di halte SMA SG" perkataan Chandra itu membuatku tercengang. Sebelum aku sempat menjawab apapun, ia sudah pergi dari pandanganku.
Siapa yang tidak terkejut, SMA SG adalah SMA yang bertaraf Internasional. Bahkan keseharian mereka selalu menggunakan bahasa Inggris. Mereka juga memiliki siswa siswi yang sangat berkualitas. Bagaimana ini? Aku akan sangat malu jika menunggu di depan halte mereka.
Aku tak menghiraukan dan berusaha untuk tak memikirkan perkataan Chandra. Aku memasuki gerbang sekolah, dan menuju kelasku. Tapi sebelumnya entah kenapa banyak siswi yang mengerubungiku.
"Anna, lo kemana ajaa" Ellya berlari kepadaku dengan wajahnya yang tampak cemas.
Belum sempat aku menjawab pertanyaan Ellya, Akifa sudah menghampiriku dan bahkan memelukku.
"Lo kemana aja. Gue kangen banget sama lo"Lalu banyak siswa siswi yang melontarkan berbagai macam pertanyaan padaku.
"An, lo dianter pake mobil siapa?"
"Tumben pake mobil. Mobil sport lagi. Biasanya juga pake ojek"
"Cowo yang tadi anter lo cakep banget dah. Mimpi apa lo?"
Pertanyaan pertanyaan itu membuatku jengah. Aku tak menghiraukan mereka dan memilih untuk berlalu.
##
Bel pulang sekolah berbunyi. Ini saatnya untukku menyiapkan mental dan pergi ke halte SMA SG.
Aku sudah berjalan keluar dari halaman sekolahku dan pergi menuju halte SMA SG.Kulihat tidak begitu banyak anak anak yang duduk ataupun berdiri di halte itu. Aku mencoba untuk menunggu disitu juga, beberapa dari mereka tampak heran karna melihat seragamku yang berbeda dari seragam mereka yang tentunya lebih bagus.
Aku mencoba untuk stay cool diantara siswa siswi dari sekolah favorit ini. Aku sedikit canggung dengan mereka yang memiliki visual luar biasa, sampai akhirnya seorang perempuan yang tampak sebaya denganku menghampiriku.
"Lo dari anak SMA sebelah kan?" Tanyanya
"I- iya. Gue lagi nunggu seseorang, dia bilang gue suruh tunggu disini"
"Anak sekolah ini? Siapa?"
"Chandra" jawabku singkat yang membuat raut wajahnya tampak terkejut.
"Kenapa?" Tanyaku kepadanya.
"Aa eng-gak gapapa. Mau gue anterin"
"Kemana?"
"Ya masuk lah kedalem" jawabnya.
Aku langsung mengikutinya dari belakang, sampai akhirnya ia menyuruhku untuk berjalan disampingnya.
"Good afternoon" sapa beberapa anak saat bertemu dengan kami dan dibalas dengan anggukan serta senyuman.
"Good afternoon..." sapa anak anak lagi ketika bertemu dengan kami sembari menyatukan kedua telapak tangan mereka.
"Anak anak disini ramah ya?" Ceplosku
"Iya. Kami memang diwajibkan untuk greeting sambil tersenyum atau menundukkan kepala" jawabnya yang aku balas anggukan.
"O ya, lo mau ketemu Chandra kan? Maksud lo Chandra yang mana? Chandra ketos, Chandra paskibra, atau Chandra anak band?" Tanyanya
"Ha? Emm yang mana ya. Pokoknya Chandra yang pintar renang, dan yang punya teman namanya Putra, Amar, Berli, Bi--"
"Edward JVS. Ya. That's crazy you know?" Ekspresinya benar benar terkejut, ia melihatku dengan tatapn fokus sejenak, lalu kembali menatapku biasa.
"Apanya yang gila?" Tanyaku bingung setelah perempuan itu menghentikan pembicaraanku dan mengatakan kalau aku gila.
"Ok ok gue bakal anterin" ia kembali berlalu dengan aku yang mengikutinya dari belakang.
Gadis yang tak kuketahui namanya itu berhenti di sekitar lapangan basket. Kulihat beberapa anak sedang bermain basket. Tapi aku tak mengetahui siapa mereka karna di sekitar lapangan dipenuhi dengan siswi siswi yang meneriakkan nama yang tak asing lagi ditelingaku.
"Edward semangat yaa...."
"Putra semangat yaaa"
"My diamond Berli semangattt"
"Fighting Amarr"
"Bimaa fighting"
Mereka berteriak meneriakkan nama nama yang familiar di telingaku.
Karna diselimui rasa penasaran yang cukup tinggi aku berusaha menerobos kerumunan siswi siswi yang berkerumun di sekitar lapangan, dan...Duggg...
##
Aku berusaha membuka mataku dan melihat keadaan di sekelilingku. Awalnya pandanganku kabur sampai akhirnya aku bisa melihat jelas tampak beberapa pria dan seorang wanita yang berdiri disekitarku.
"Udah sadar?" Tanya Chandra yang kubalas dengan anggukan kepala.
"Lo tadi udah diobatin, sekarang ayo kita pulang" lanjutnya.
"Emang gue dimana?" Tanyaku bingung saat melihat ruangan ini tampak asing bagiku.
"Lo di UKS sekolah kita. Tadi lo kena bola basket yang di lempar Edward, trus Edward gendong lo dan bawa lo kesini"
"Edward si--"
"Gue. Chandra" aku menganggukkan kepala ketika mulai mengerti keadaan.
"Yaudah sekarang lo sama Chandra pulang gih. Udah sore" Amar menyuruh kami lalu Chandra membopongku dan menuntunku untuk keluar dari UKS. Didepan UKS banyak siswi siswi yang berkerumun dan menanyakan keadaan Chandra. Padahal sudah jelas aku yang sakit. Tapi mereka malah menanyakan keadaan Chandra dan melihatku dengan tatapan sinis.
Saat ini aku sudah di mobil tentunya bersama Edward Chandra yang sudah siap mengemudikan mobil. Lagi lagi aku sangat gugup berada didekatnya. Beberapa rambutnya yang jatuh ke wajahnya, tatapam matanya yang tajam, dan wajahnya yang sangat tampan membuatku kagum dengannya. Tapi aku berusaha menahan perasaanku untuk tidak jatuh cinta pada lelaki ini. Karna, mana mungkin pria tampan sepertinya yang memiliki banyak fans mau dengan gadis payah sepertiku? Lagipula aku hanya mengenalnya selama 1 bulan. Setelah itu mungkin aku tak kan mengenal pria tampan yang satu ini.
"Mau makan di cafè atau makan dirumah?" Tanyanya tiba tiba
"Dirumah aja" jawabku singkat
Anna's POV End
##
👉👉NEXT
KAMU SEDANG MEMBACA
You And Me
RomanceSemuanya dibumi ini menyimpan rahasia atau maknanya tersendiri. Begitu pula hujan, yang akan menghadirkan pelangi setelah ia jatuh ke bumi. Hujan juga tidak dapat ditebak kapan ia akan datang, terkadang datang tiba-tiba ataupun dengan satu tanda. Ka...