Hari ini pertamakali aku masuk kerja lagi setelah selesai magang dan setelah kejadian gila itu. Kini aku tidak tau bagaimana harus mengadapinya, aku memukul-mukul kepalaku berkali-kali. Hana pabo. Kim Hana pabo, batinku.
"Hey, kamu bisa memecahkan kepalamu jika seperti itu" ucap Jimin sambil memegang tanganku. Aku menghela nafas berat.
"Jadi kamu sudah resmi berkencan dengan Yoongi?" tanya Jimin sambil duduk di sampingku. Aku tidak menjawab dan hanya tertunduk, Jimin tertawa
"Jangan seperti orang yang kehilangan semangat hidup. Bukankah seharusnya kamu bahagia?" ucap Jimin sambil mengacak-acak rambutku."YA! apa yang kamu lakukan?" teriak Yoongi. Aku dan Jimin otomatis melihat kearahnya yang tampak kesal. Aku membesarkan mataku. Sial, aku belum siap menghadapinya, batinku.
"Ah aku lupa, Ryung-nim memanggilku tadi, aku pergi dulu" ucapku sebelum bergegas meninggalkan mereka. Aku berjalan setengah berlari entah kemana, yang penting menjauh dari Yoongi. Aku berhenti sejenak mengambil nafas. Ponselku bordering tanda panggilan masuk.
Ryung-nim
Aku mengusap ponselku "halo" ucapku.
"Kamu di mana? Bisa ke ruangan saya?" tanya Ryung-nim dari seberang telpon.
"Iya, aku kesana sekarang" jawabku sebelum menutup telpo.
Aku mengetuk pintu beberapa kali sebelum masuk kedalam ruangan yang di penuhi kaca. Ryung-nim masih fokus di depan komputernya "Duduklah" ucapnya ketika melihatku masuk. "Bagaimana magangmu? Lancar?" tanyanya basa-basi.
"Iya. Kini saya sudah bisa menyusun laporan ahir saya" jawabku senang.
"Setelah itu apa rencanamu?" dia melipat kedua tangannya di depan wajahnya.
"Saya ingin melanjutkan study saya"
"Wah bagus itu. Dimana?"
"Amerika. Mungkin jika beruntung" jawabku, Ryung-nim terdiam.
"Rencana yang sangat bagus" ucapnya. "Oke karena sekarang kamu sudah aktif lagi, siapkan passportmu. Besok kita berangkat ke Amerika, mereka akan tampil di acara penghargaan di sana. Dan mungkin kamu bisa mulai mengecek Universitas di sana" ucapnya sambil menyunggingkan senyuman.
Aku hanya tersenyum pahit. Karena aku tidak tau apakah harus sedih atau senang mendengar hal ini.
Aku keluar dari ruangan Ryung-nim dengan perasaan campur aduk. Aku kembali mengacak-acak rambutku. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin menangis, omma. Batinku. Aku berjalan dengan kepala penuh dengan pikiran aneh yang bermunculan.
"YA! Park Jimin" teriakku saat seseorang mengacak-acak rambutku dari belakang, aku menoleh dan melihat Yoongi dengan muka kesalnya.
"YA! Min Yoongi. Min— Yoon— Gi—" ucapnya kesal. "Paca—" aku menutup mulutnya dengan tanganku sebelum dia melanjutkan ucapannya. Dia menggumam tidak jelas di balik tanganku.
"YA! mau mati ya?" ucapku sedikit berbisik.
"Kenapa? Kenyataannya. Setelah kemarin—"
"Aaaaaa— Tidak dengar— tidak dengar—" ucapku sambil menutup kupingku dan membuat suara bising, Yoongi hanya tertawa geli melihatku. Aku berbalik ingin meninggalkannya ketika baju belakangku ditarik yang membuatku mundur kembali "Wae to?" rengekku kesal.
"Ikut aku" ucapnya sambil menarik bajuku, alhasil aku seperti kambing yang sedang di tarik. Dia membawaku ke studionya dan menyuruhku duduk di sofa dekat pintu.
"Duduk disini jangan kemana-mana. Aku sedang butuh inspirasi" ucapnya sambil kembali duduk di depan monitor-monitornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Star : Min Yoon Gi ✔
Romance(Finish) Aku pikir, jika aku tidak begitu mengenalnya semua akan aman. Kita hanya perlu menjadi profesional. Namun pesona seorang Min Yoon Gi sama sekali tidak bisa di hindari. Aku rasa aku mulai terjebak di dalamnya.