“Jangan terlalu percaya diri,” kata Herry dengan sinis saat dia menatap pria botak di depannya dengan jijik dan meremehkan. Jika bukan karena dia butuh tangan mereka untuk membunuh Angga, dia tidak akan sudi berurusan dengan mereka.
Mengingat kembali tatapan Angga yang diarahkan kepadanya saat itu, Herry mencengkeram gelas di tangannya dengan marah dan sedikit rasa takut di hatinya. Mungkin itu adalah saat-saat dia merasa seperti berada di dalam jurang kematian. Jika dia bisa, dia ingin melenyapkan Angga secepatnya dan menghilangkan ketakutan di dalam hatinya.
“Pria itu tidak biasa, saya tidak ingin kalian menggagalkan rencana saya hanya karena kalian terlalu meremehkannya,” kata Herry sambil menegak habis minuman di gelasnya.
“Hahaha... Bos Herry tidak perlu khawatir, semua pasti beres dan sesuai dengan rencana. Bos Herry hanya perlu duduk santai dan menunggu laporan dari saya. Bahkan saya sendiri pun sudah cukup untuk menghabisi pria itu” balas pria botak itu dengan penuh percaya diri.
Dengan pengalamannya di bidang ini, menghabisi satu nyawa hanya seperti permainan baginya. Bahkan dia merasa ini pekerjaan paling mudah dengan bayaran paling besar baginya.
“Hahaha... Bos benar. Bos Herry tenang saja dan tidak perlu khawatir. Jika hanya tugas seperti ini, kami pun bisa menyelesaikannya dengan rapi dan bersih,” kata salah satu bawahan pria botak itu dengan bangga dan percaya diri.
“Diam! Saya tidak ingin karena kecerobohan kalian yang menganggap enteng tugas ini, rencana saya gagal dan berantakan. Ingat, kalian saya bayar untuk bekerja, bukan untuk bicara,” bentak Herry sambil menatap bawahan pria botak itu dengan mata tajam.
“Hahaha... Tenang Bos Herry, tenang. Semua akan baik-baik saja, saya janji akan menyelesaikan semua tanpa cacat,” kata pria botak itu yang mencoba menenangkan Herry. Walaupun dia merasa kata-kata bawahannya tidak ada yang salah, tapi tetap saja, pelanggan adalah raja.
“Hmph! Saya harap kalian tidak akan mengecewakan saya,” Balas Herry sambil mendengus dingin dan menaruh gelasnya di atas meja.
“Jadi, kapan saya harus bekerja? Sekarang?” tanya pria botak itu dengan senyum kejam di wajahnya. Dia sudah tidak sabar ingin membasuh tangannya dengan darah dan mendengar jeritan putus asa korbannya. Karena di saat itulah dia merasa darahnya mengalir dengan deras, jantungnya akan berdebar dengan keras dan dia bisa merasakan jiwanya hidup dan segar.
“Nanti malam,” Jawab Herry dengan acuh tak acuh.
Mengambil botol di sampingnya, Herry Menuangkan minuman ke gelasnya dan terdiam sejenak seolah memikirkan sesuatu lalu menatap pria botak itu dengan serius, “Siapkan semua anak buahmu dan bawa mereka malam ini juga. Ingat! Saya tidak ingin rencana saya gagal karena kalian terlalu meremehkannya.”
“Baiklah kalau itu permintaan Bos Herry, saya akan siapkan semuanya malam ini juga,” kata pria botak itu sembari menganggukkan kepalanya. Walaupun dia merasa ini terlalu berlebihan hanya untuk mengurus satu orang.
Merasa percakapan akan segera berakhir, Jodi yang sedari tadi terdiam menoleh dan menatap Ayahnya yang sedang menikmati minuman di tangannya dan berkata, “Ayah, jika kita sudah membereskan pria itu, bukankah lebih baik jika kita membiarkan mereka mengurus pelacur itu juga?”
Mendengar usul Jodi, Herry terdiam sejenak dan menatap gelas di tangannya. Walaupun dia membenci Bella, tapi tetap saja, dia adalah darah dagingnya dan darah lebih kental dari pada air. Tidak mungkin dia membiarkan putrinya jatuh ke tangan gerombolan pria jahat dan kotor di depannya. Dia tahu betul nasib buruk apa yang akan menimpa Bella jika dia membiarkan mereka membawanya.
Melihat Ayahnya yang terdiam, Jodi tidak menyerah dan memikirkan sesuatu untuk lebih meyakinkan Ayahnya.
Setelah berpikir sejenak, Jodi menatap Ayahnya dengan serius dan berkata, “Ayah, jika kita bisa menyingkirkan wanita itu, semua harta itu akan jatuh ke tangan kita. Kita tidak perlu lagi meminta bantuan kepada Pak Bowo. Lagi pula, jika dia tahu bahwa pelacur itu pernah menikah, Pak Bowo pasti tidak akan terlalu suka.”
Herry masih saja diam membisu mendengar usulan anak tersayangnya, karena dia tahu betul apa yang diinginkan Jodi.
Melihat Ayahnya yang masih terdiam dan tidak menjawabnya, Jodi sekali lagi mencoba meyakinkan Ayahnya, “Ayah, kamu tidak perlu ragu. Untuk apa juga kamu terlalu memikirkannya, bukankah dia bahkan tidak menganggapmu sebagai ayahnya? Lihat saja saat dia menikah, apakah kamu diberitahu olehnya? Tidak. Itu adalah bukti bahwa dia tidak lagi menganggap Ayah sebagai ayahnya. Jadi, untuk apa Ayah mempedulikannya lagi. Bukankah masih ada Aku, anakmu yang berbakti ini?”
Mendengar hasutan-hasutan Jodi, Herry mulai merasa hatinya panas karena emosi, dia dengan kasar menegak minuman keras di tangannya dan membanting gelas kosong itu di atas meja.
“Brraaakkkkk!”
Orang-orang di dalam ruangan itu terkejut seketika dan menatap Herry yang menundukkan kepalanya.
Jodi yang berada di sebelahnya merasa tidak nyaman dan takut karena dia bisa merasakan luapan emosi Ayahnya. Sambil mencoba menenangkan dirinya, dia berusaha memikirkan kata-kata apa yang akan dia katakan untuk menghibur Ayahnya.
‘Yah, mungkin aku telah mengatakan sesuatu yang berlebihan. Bagaimanapun juga, wanita itu tetap anak kandungnya,’ pikir Jodi dengan sedikit rasa kecewa di hatinya. Walaupun dia tahu Bella adalah kakak tirinya, tapi dia tidak pernah menganggapnya sebagai keluarga.
Dan entah setan apa yang merasuki Herry, kata-kata Jodi terus memenuhi otaknya dan dia dengan gila bergumam di dalam hatinya, ‘Ya, dia bahkan tidak peduli terhadapku dan lebih memilih bajingan itu! Anak? Omong kosong! Dia bahkan tidak menganggapku sebagai Ayahnya! Persetan dengan semua, untuk apa memiliki anak, jika dia bahkan tidak menuruti perintahku!’
Setelah terdiam cukup lama, Herry mengangkat kepalanya dan Menatap pria botak di depannya dengan kejam dan berkata dengan sedingin es, “Seperti kata Jodi, setelah kalian mengurus bajingan itu, kalian urus pelacur itu juga. Saya tidak peduli mau kalian apa kan wanita itu. Bawa dia jauh-jauh dariku dan jangan sampai saya melihat wajahnya lagi di dunia ini.”
“Hahaha... Siap Bos, jika itu mau Bos Herry. Saya pasti akan melakukan sebaik dan sebagus mungkin,” kata pria botak itu sambil tertawa.
Jika itu masalah wanita, dia lebih dari senang untuk melakukan tugasnya. Apalagi seorang wanita yang terlahir dari keluarga kaya, dengan wajah cantik dan kulit mulus yang terawat, itu bagaikan hidangan penutup yang siap dia nikmati kapan saja.
Memikirkan kenikmatan yang akan dia rasakan nanti, pria botak itu tidak bisa berhenti tersenyum dan memberi kode ke Herry dengan jarinya, “Tapi Bos Herry, karena pekerjaan kita bertambah. Jadi ...”
“Hmph... Kalian tidak perlu khawatir, saya akan tambahkan nanti,” balas Herry dengan jijik.
“Hahaha... Seperti yang diharapkan dari Bos Herry. Baiklah, saya akan pergi dan mempersiapkan semuanya untuk malam ini,” kata pria botak itu sambil mengabaikan tatapan jijik dari Herry.
Tidak ingin membuang waktu lagi, pria botak itu berdiri dan berbalik, “Ayo pergi.”
Melihat pria botak itu pergi dengan para bawahannya, Jodi tidak bisa menahan rasa gembira di hatinya dan tersenyum dengan licik, ‘Ya... Semua berjalan sesuai rencana, semua harta itu akan jatuh ke tanganku! Tidak ada yang bisa menghentikanku! Hahaha ...’...
...
...Terima kasih telah membaca, jika berkenan,
- Pembaca diharapkan memberi penilaiannya pada cerita ini dalam skala 1 - 100 (silakan tulis di kolom komentar),
- Jika pembaca mendapati typo, salah dalam penempatan tanda huruf, atau yang lainnya, harap untuk mengomentarinya di kolom komentar. Untuk pembelajaran ke depannya.Like & Share if you care
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kontrak 1 Milyar (Tunda)
RomanceMenceritakan seorang penjual rujak bernama Angga, namun dia memiliki identitas khusus yang tidak diketahui oleh orang biasa, dan tiba-tiba terjebak pernikahan kontrak selama 4 tahun dengan wanita dingin dan kaya bernama Bella. Ada juga wanita cantik...