"Putusin dia! " bentaknya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku.
"Nggak akan!" Tegasku sambil mendorong tubuhnya ke belakang.Plakkk...
Tangan nya yang berisi melayang ke pipiku. Aku diam dan menahan sakit, hanya dia yang berani menamparku dan orang pertama yang berani.
"AKU BENCI KAMU" bentakku.
"Cabut perkataanmu!" Tegasnya.
"AKU BENCI KAMU!!" Bentakku lagi.Plaakkkk..
"Apa sih mau mu!" Bentakku.
"Putusin dia!" Bentaknya.
"Aku mau pulang!" Tegasku dan mengalihkan pandanganku kembali ke depan. Dia pun langsung menjalankan mobilnya, di dalam mobil dia hanya terlihat emosi dan otot di leher sudah terlihat. Sampainya di halaman rumah, aku segera membuka pintu dan keluar. Tapi dia malah menarik tanganku dan mendekatkan wajahnya kepadaku."Putusin!" Tegasnya.
"Nggak!" Ujarku.
"Kamu harus putusin dia!" Tegasnya lagi.
"KAMU KASAR!" Bentakku, aku pun langsung keluar mobil, segera masuk rumah dan segera ke kamar dan menguncinya. Aku langsung terbaring di kasur empuk dan super nyaman ini. Saat aku ingin memejamkan mata, aku teringat kalau aku belom prepare. Aku langsung beranjak dari ranjang dan menuju ke ruangan baju ku. Aku mengeluarkan koper pink besarku, dan memilih baju yang akan ku pakai saat di sana.Tok.. Tok..
Terdengar seperti ada yang mengetuk pintu kamar ku, aku pun langsung membuka pintu kamarku. Ternyata si mbok yang mengetuk pintuku.
"Non .. " ucapnya.
"Iya ada apa mbok?" Tanyaku.
"Non sudah siap siap buat besok?"
"Ini lagi nyiapin mbok"
"Ya udah. Mbok bantu yaa"
"Ndak usah mbok. Lagi pula mbok pasti capek, tidur saja mbok"
"Baiklah non" mbok pun pergi. Sedangkan aku memilih haighels buat perpisahan esok, aku bingung pakai yang mana? Apalagi haighels ku yang ini nggak sesuai baju ku. Akupun langsung menutup koperku dan soal haighels biar pikir besok aja. Akupun langsung kembali ke kasur dan segera tidur.Rahmat Bagaskara.
Aku melihat dia sedang menelfon seseorang, aku mencoba melihat siapa Yang dia telfon itu. Aku begitu tercengang saat yang di telfon itu tertulis kesayangan di kontaknya, dia begitu membuatku emosi dengan perkataan yang dia ucapkan, apalagi lelaki yang di telfonnya. Setelah sasa selesai telfonan, aku memberhentikan mobilku dan segera mengambil handphone yang ada di tangannya. Begitu banyak log dari lelaki ini, aku langsung menanyakan kepada sasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Seorang Wanita Biasa❤
Teen FictionKutemukan cahaya dibalik dirimu yang selalu dingin kepadaku.