Happy reading🍁
Typo bertebaran╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸
"Huaaaa betapa melelahkannya hari ini..."
Terdengar helaan napas dari seorang gadis yang tengah membaringkan tubuhnya diatas kasur kesayangannya dengan masih mengenakan seragam sekolah lengkap.
Gadis itu mengedip-ngedipkan matanya seraya tersenyum kecil kala mengingat kejadian disekolah tadi. Ia merubah posisinya yang awalnya telentang menjadi tengkurap, ia menopang dagu dengan kaki diayun-ayunkan.
"Ahhh manis banget." kekehnya mengingat senyum si cowok yang tadi tak sengaja menabraknya.
Flashback on
"Lo gak papa kan, Nai?"
"Gue gak papa. Ya udah ayo lanjut keliling lagi."
"Eh iya, lupa."
Dengan semangat Aleysa menggenggam jemari Naila, ia menunjukkan seluruh seluk beluk sekolahan itu.
Naila berhenti diikuti Aleysa yang juga berhenti kala melihat sesuatu yang ditatap berbinar oleh Naila.
"Oh itu ruang gambar atau melukis Na, kenapa? Lo suka melukis?" diangguki semangat dengan senyuman manis khas Naila sebagai jawaban.
"Aaa gw mau gambar deh rasanya,"
"Heh jangan sekarang,"
"Kenapa?"
"Udah besok-besok aja, yok kita lanjut kelilingnya."
"Yah Leley kok gitu sih." ucap Naila berlagak kecewa dengan bibir dimanyun-manyukan.
Aleysa yang mendengar panggilan aneh dari mulut orang disampingnya, sontak langsung melayangkan pukulan kebahu gadis itu.
"Enak aja nama gue bagus gini malah diganti jadi Leley. Gk gk gk, ganti ganti. Apaan coba Leley Leley, dah ah ayo." Kilah Aleysa menggeret tangan Naila menuju ketempat yang belum mereka lihat, disisi lain Naila tambah memanyunkan bibirnya.
Baru beberapa langkah, bahu Naila terdorong kedepan menyebabkan Aleysa yang juga ikut terdorong.
"Eh sorry sorry, gue gak sengaja. Sekali lagi maaf yah gue buru-buru." sahut seorang laki-laki menampilkan raut bersalah dengan disertai senyuman.
Naila dan Aleysa yang hendak adu komat kamit tertahan dengan mulut menganga menatap seorang tadi yang kini lenyap ditelan ruang melukis.
"Anjir kok tambah ganteng yah."
"Astaghfirullah bidadara." Naila dengan cepat membalikkan tubuhnya kearah Aleysa dengan maksud menanyakan perihal laki-laki itu.
"Siapa Ley?""Kak Arkan."
"Kak Arkan?" beo gadis itu seraya manggut-manggut. Dan berakhirlah acara keliling sekolah menjadi cerita ke sosok Arkan.
Flashback off
Tok tokkk
"Kak?" terdengar panggilan merdu dari seorang dibalik pintu bernuansa kayu itu.
"Iya mam?" gadis itu beranjak turun menuju kearah pintu, dibukanya pintu itu sehingga menampilkan seorang wanita cantik dengan pakaian rumah lengkap dengan khimar abu-abunya.
Wanita itu berdecak kala melihat anak gadisnya yang masih saja mengenakan pakaian sekolah lengkap beserta dasi-dasinya.
"Kok masih pakai seragam sih? Sana ganti dulu. Oh iya udah shalat belum?"
Naila hanya menyengir seraya menggeleng mendapatkan pertanyaan dari wanita kesayangannya.
Terdengar helaan napas, wanita itu segera melepas dasi yang masih melekat ditubuh anak gadisnya. "Sana bersih-bersih, terus langsung laksanain shalatnya." imbuhnya sembari membalikkan tubuh gadis itu.
Tak butuh waktu lama, Naila telah menyelesaikan bersih-bersih dan shalatnya. Ia menatap mamanya yang masih duduk dipinggir ranjang dengan memainkan handpone'nya.
"Mam, abang pulang gak?"
Sang mama mendongak melihat kearah anaknya, sebelum akhirnya menggelengkan kepala kecil. "Abang kamu bilang dia mau tinggal di apart dulu, kangen dah lama gak kesana."
Naila hanya manggut-manggut mendengar penuturan sang mama, ia ikut merebahkan dirinya.
Keheningan melanda sebelum akhirnya Naila buka suara.
"Mam"
"Hm?"
Afifa sang mama mengalihkan pandangannya mengarah ke putrinya karena tak mendengar lagi suara sang putri. Ia menghela napas, lalu mengangkat tangannya untuk mengelus lembut rambut sang anak. Ia paham apa yang akan anaknya bicarakan, dan ia tau apa yang sedang anaknya pikirkan sekarang.
Bukan hanya sekali dua kali ia melihat sang putri melamun, ia kerap melihat Naila diam dengan pandangan yang tak bisa diartikan.
Sejak kejadian beberapa tahun berlalu, putrinya kerap sekali berdiam diri dan akan sangat ceria dikala bersama orang-orang yang ada disekitarnya.
Entahlah sang mama juga kurang tahu pasti penyebab anaknya seperti itu, tapi yang ia tahu pasti hanyalah sebuah kejadian sang putri yang ditinggal pergi dengan seorang yang sangat berarti untuknya.
Afifa mengecup pelan kening sang anak yang telah berlayar kealam mimpinya, ditariknya selimut hingga menutup setengah tubuh sebelum akhirnya beranjak keluar dari kamar sang anak.
𖣴ֹֺ───ꪆ❁ꪆ───𖣴ֹֺ
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Fanfiction[SEDANG DITULIS ULANG] Semilir angin malam yang menerpa tubuh si gadis yang kini sedang menangis meraung-raung meratapi semua kesalahan yang telah ia perbuat. Ia menyesal, sungguh menyesal! Kenapa ia harus melakukan tindakan bodoh padahal ia sudah m...