Bab 2

25 1 0
                                    


Mereka yang saya maksud itu manusia, iya manusia sama seperti saya, sama juga seperti kalian. Kalian manusia kan? Oke lanjut. Mereka berjumlah 4 orang, kami tidak bertemu dalam satu waktu. Saat itu saya sedang minum kopi disebuah cafe sendirian, sambil mengetik dilaptop sesekali menyeruput kopi.

Dalam hitungan menit cafe yang hening tiba-tiba terdengar alunan music disusul dengan suara khas seseorang yang saya tapsir dia memiliki suara yang halus, maksudnya bagus gitu. Saya alihkan pandangan saya dari laptop ke arah si penyanyi cafe tersebut. Satu kata dari saya untuk dia, anggun. Kalian paham anggun? Dia cantik tapi terlihat lembut. Apanya yang lembut? Ya semuanya. Senyumnya, gestur tubuhnya dan tatapannya juga lembut tapi memancarkan kesedihan.

Oh iya, dan dia perempuan. Rambutnya panjang tergerai sampai punggung tidak berponi tapi rapi, tidak seperti saya. Saya bagaimana? Rambut saya jarang rapi selalu di cepol ga ada poninya juga, pokoknya yang penting ga gerah.

Dubraaakkkkk

Reflek saya nengok ke arah asal suara bukan lagi mandang si penyanyi cafe. Disana, tepatnya diluar cafe dekat parkiran ada seorang laki-laki mendorong perempuan sampai terhempas dipintu samping mobil. Saya tebak, mereka pasangan karena terlihat sedang bertengkar.

"Hikss jangan tinggalin aku mike..." isak si perempuan sambil menahan lengan si lelaki yang bernama mike.

Si lelaki tampak emosi "lepas Jo, atau kamu aku tampar?!!" Teriak si lelaki sambil mengangkat tangan kanannya hendak menampar.

"Tampar aja! Asal kamu jangan tinggalin aku mike ini anak kamu sumpah demi Tuhan kenapa kamu tega?!!" Jawab si perempuan tangisannya semakin histeris.

Mereka jadi bahan tontonan tapi tidak ada yang berani bertindak. Hamil diluar nikah? Sudah biasa... aku tidak kaget. Pdkt, pacaran, merasa saling membutuhkan akhirnya sampai tahap memberi. Memberi hal yang seharusnya tidak diberi.

Sampai akhirnya tamparan itu terjadi, si perempuan pingsan. Aku berlari keluar hendak menolong. Bersamaan dengan itu ada satu lelaki datang memakai baju seragam pelayan cafe tempatku tadi, langsung menonjok si lelaki bernama mike. Setelah itu orang-orang berdatangan. Satpam melerai dan perempuan itu dibawa ke ruang khusus didalam cafe, termasuk kami ikut masuk.

Ya kami. Saya, si lelaki bernama mike dan si lekaki pelayan cafe.

FAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang