Adoring Doyoung | Kim Doyoung

2. Live Studio

Media pertama yang akan kita kunjungi adalah CNM. Perjalanan yang ditempuh dari kampus ke Kantor CNM gak begitu jauh, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Ya walaupun gak jauh tapi kalau gue telat naik bis sama rombongan gue gak akan bisa masuk. Karena ada tempat parkir bis khusus di dalem gedung ini, untuk masuk kesana, bisnya harus udah punya akses untuk masuk.

Lah gue? Kalau gue telat? Apa kabar? Mau nyusul gimana? Walaupun gue pake almamater kampus, bisa aja kan bohongan? Jaman sekarang bentuk kejahatan kan semakin banyak, karena teknologi yang digunakannya juga semakin canggih.

Untuk membuat jaket almamater dengan lambang kampus gue juga gak sulit. Lambang kampus sekarang bisa ditemui di internet, banyak banget gak hanya satu dua aja lambangnya.

"Iiiih bagus banget ya kantornya." Kata Dahyun yang jalan disebelah gue.

Kita udah masuk ke kantor berita CNM, bangunannya emang bagus. Luarnya aja bagus gimana interiornya. Keren banget, gue gak pernah sebelumnya ngunjungin kantor berita. Jadi CNM merupakan kantor berita pertama yang gue kunjungi.

Sekarang kita lagi ada di kayak meeting room-nya di CNM. Kita kan kesini mau belajat tentang media ini, bukan sekadar berkunjung ngeliat-ngeliat kantornya kayak apa. Tapi kita juga mau liat dimana letal posisi media ini berada.

"Jadi main concern CNM itu berita-berita minoritas. Berita-berita atau isu-isu yang gak banyak diangkat oleh media lain." Jelas salah satu karyawan yang bekerja di CNM, yang dia perkenalkan dirinya sebagai Krystal. Yang hari ini bertugas menjadi guide kita selama ada di CNM.
"Kalau ada yang mau bertanya lagi boleh ya, langsung aja." Lanjutnya.

"Kalau ideologi jurnalis di CNM sendiri itu gimana kak?" Tanya salah satu mahasiswa dari kampus gue, waktu gue liat siapa yang nanya, ternyata Mark. Mark ini orangnya sangat berpikir kritis, kayaknya gue kalah sama dia.

"Kalau untuk jurnalis di CNM, mereka dituntut untuk berpikir generalis. Jadi mereka harus melihat suatu isu atau kejadian dari dua sisi, ga cuma satu sisi aja. Biar ceritanya gak berat sebelah." Jelas Kak Krystal.

"Kalau untuk tau suatu berita itu newsworthy gimana kak?" Ada yang tanya lagi. Tapi gue gak tau siapa karena dia duduknya dibelakang.

"Nah, jadi dalam suatu penulisan berita itu ada 5 news value, untuk menentukan berita itu layak nggak sih? Ada yang namanya timeliness, proximity, prominence, consequence, dan human interest. Mungkin ada yang pernah denger?"

Gue sebenernya tau kelima tersebut, tapi gue gak mau angkat tangah ah. Malu hehehe.

"Yakin gak ada yang tau?" Kata Kak Krystal lalu berjalan mendekati gue.
"Coba kamu, siapa namanya? Oh Siena." Sambil melihat ke id card yang menggantung dileher gue.

Mau gak mau gue harus jawab. Kan gue gak mau malu-maluin nama kampus, jadi gue jawab menurut sepemahaman gue aja.

"Oke, jadi yang saya tau timeliness kalau berita semakin baru, maka semakin tingi layak menjadi beritanya. Kayak fakta-fakta baru yang baru terungkap, soalnya kalau beritanya udah lama gitu orang kan males juga bacanya. Terus, kalau proximity itu kedekatan berita dengan masyarakat, kalau beritanya semakin penting untuk masyarakat maka beritanya semakin penting. Terus yang ketiga itu prominence, kalau di news value yang ini, kalau beritanya semakin terkenal atau dikenal masyarakat, atau yang lagi hangat dibicarakan di masyarakat, maka kejadian itu semakin layak untuk dijadikan berita."

"Wah kereeen! Lanjut Siena!" Kata Kak Krystal sambil mengacungkan jempolnya.

"Yang keempat ada consequence, kalau beritanya semakin memberi dampak bagi masyarakat maka harus diberitakan. Karena dampak yang akan terjadi dari kejadian ini tinggi banget, jadi masyarakat harus tau. Nah yang terakhir human interest, kalau menurut aku news value yang ini itu sifatnya subjektif."