"Ternyata jam istirahat lama juga. Bosen lama-lama di kelas."
Dan aku memutuskan untuk ke kantin. Di dalam perjalanan menuju ke kantin ada susana yang aneh, Saat aku melewati kelas 2-A MIPA ada beberapa Kaka kelas perempua yang di dalam kelas tiba-tiba berhamburan ke luar dan membuntuti aku di belakang.
"Ehh elo… !!!!" Panggil seorang Kaka kelas tadi.
Langkah kaki ku terhenti, ada rasa takut saat Kaka itu tadi manggil aku kaya-kaya aku itu mau jadi korban pembunuhan.
"Iya kak ada apa??" Jawabku singkat.
"Lo jangan sok polos dahh…!!!!"
"Dan gw bilangin kek elo jangan kecentilan !!!!" Kata temanya yang lain.
"Tunggu dulu kak ini ada apa kok kalian ngomong ngga jelas sama aku…?"
"Ohhh jadi Lo berani ngelawan hah…!!"
Tangan mereka tiba-tiba mendorong bahuku sampai aku jatuh tersungkur."Kak ampun kaka…"
"SEKARANG LU MINTA MAAF !!! BUSUK LU…!!!!!"
Jeder…!!!
Suara benturan saat kepala ku dijebleskan ke tembok. Dan tak henti hentinya mereka menjambak rambutku sangat kasar dan dia membawa ku ke sudut sekolah dan memojokkan ku dan mereka menghantamkan kepala ku ke tembok. Darah segar mulai menetes.
Sekarang mata ini tak bisa mengeluarkan air mata. Hanya rasa sakit di dada yang sangat dalam. Rasa benci mulai timbul saat mereka berteriak di telinga ku.
"SEKARANG GW BERI LU… KESEMPATAN JANGAN DEKETIN ARSEN !!!!! PAHAM LUUUU…!!!!"
"Oh jadi mereka kasar karena bang Arsen. Bener bener aku pengin nagis…." Batinku.
"Bunda… aku ngga mau satu sekolah sama Abang hiks." Ucapku dalam hati.
"HEHH GEMBEL… LU DENGER NGGA ??? JANGAN BERANGKAT SAMA ARSEN!!! ARSEN MILIK GW!!!!"
"JAWAB GEMBELL…!!"
"iya Kak hiks…"
Mereka meninggalkan ku dan melepaskan jambakanya dengan kasar, tidak puas mereka menendang ku saat aku terpuruk.
"BUNDA… AKU MAU PULANG AKU NGGA MAU DISINI AKU MAU PINDA HIKS…"
"kali ini aku benar-benar marah marah sama semuanya aku bencin sama semua. Sudah cukup aku dihina sudah…!!!"
Aku berlari menuju wc, dengan cepat aku membenarkan badanku dan membersihkan darah yang di kepala ku.
"Aku ngga mau semua tau…!! Aku ngga mau keliatan aku habis nangis Aruna ayo kuatt !!"
Tet… tet…
Bel masuk berbunyi dengan cepat aku berlari menuju kelas ku dengan rute yang lebih jauh. Sebab aku ngga mau melewati kelas tadi. Di perjalanan aku hanya bisa menangis dalam hati. Entah kenapa luka ini tak bisa ku tuangkan dalam tangisan, hanya ada rasa sakit yang teramat di dalam dada. Dan saat ku mencoba menetralkan perasaan dan suasana ku dan tiba-tiba Caca memangilku.
"Hay Aruna dari mana aja?" Tanya Caca.
"Hah tadi aku cuman jalan-jalan."
"Ehh keliatannya kok kamu habis nangis yahh…"
"Hah ngga lahh…"
"Iya benaran dah rambut kamu juga acak-acak."
"Enga ahh… udah lah yuk ke kelas takut ada guru yang masuk."
"Caca ngga boleh tau kejadian tadi aku harus jaga aku ngga mau semua tau."
Saat aku masuk kelas ada mata yang sedang menatapku, tak terliat jelas orang itu, tapi masih bisa terlihat bahwa orang itu laki-laki..
Aku dan Caca segera duduk dikursi kami.
"Eh Aruna tadi kamu dicari sama kak Arsen."
"Hah iya apahh??"
"Iya tadi di kantin terus aku bilang kalau kamu di kelas."
"Terus…"
"Terus dia ke kelas katanya kau ngga ada."
"Oh gitu…"
"Ih kak Arsen itu ganteng banget yahh."
"Kamu tuhh semua cowok dibilang cakep semua gimana sih."
"Kamu ada hubungan apa sih ma kak Arsen??"
"Caca diem itu udah ada guru…"
"Hedehh iya dahh…"
"Tekanan batin yang sedang aku rasakan ta'akan dapat terobati. Kali ini aku bener bena benci sama mereka, aku juga benci ma bang Arsen. Hari ini hari yang sangat aku benci aku tak akan melupakan mereka aku tak akan memaafkan mereka sebelum mereka mendapatkan balasan yang setimpa."